Ternyata Presiden Soeharto Sudah Meramal Nasib Indonesia 2020 Nanti, Ini Isinya, Sebut Kata Hancur

Ternyata Presiden Soeharto Sudah Meramal Nasib Indonesia 2020 Nanti, Ini Isinya, Sebut Kata Hancur

Editor: maria anitoda
(Kolase Kolase IST dan Kompas.com)
Ternyata Presiden Soeharto Sudah Meramal Nasib Indonesia 2020 Nanti, Ini Isinya, Sebut Kata Hancur 

Ternyata Presiden Soeharto Sudah Meramal Nasib Indonesia 2020 Nanti, Ini Isinya, Sebut Kata Hancur

POS-KUPANG.COM - Ternyata Presiden Soeharto Sudah Meramal Nasib Indonesia 2020 Nanti, Ini Isinya, Sebut Kata Hancur

Siapa yang tak mengenal Presiden ke-2 RI, yakni Presiden Soeharto?

Sepanjang pemerintahannya, Presiden Soeharto mencatat sejarah sebagai presiden terlama yang memimpin Indonesia, yakni selama 32 tahun.

Doa Turun Hujan Lengkap dengan Artinya, Begini Kata Ustadz Adi Hidayat Maknanya yang Benar

SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Persib vs Barito Putera, Masuk Babak Kedua, Skor Masih 0-0

Testing CPNS di Mabar Dilaksanakan Bulan Februari 2020, Pendaftaran Calon Peserta Bisa Diperpanjang

Meski masa kepimpinannya berakhir pada tahun 1998, siapa sangka Presiden Soeharto pernah meramalkan soal kondisi Indonesia di tahun 2020.

Ya, ini terungkap lewat sebuah unggahan yang dibagikan Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Tutut Soeharto.

Lewat Instagram pribadinya @tututsoeharto pada Kamis (21/11/2019), putri sulung Presiden Soeharto itu membagikan sebuah video singkat berisi pidato sang negarawan.

Rupanya pidato tersebut disampaikan sang presiden tatkala menghadiri Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya pada 23 November 1995 silam.

Bukan sembarangan, ucapan demi ucapan Presiden Soeharto dalam pidato tersebut seolah terasa bagaikan firasat.

Bagaimana tidak, pidato tersebut nyatanya mampu memprediksi kondisi bangsa Indonesia 24 tahun setelahnya.

Dalam unggahannya, Tutut Soeharto menuliskan penjelasan singkat tentang apa yang disampaikan sang ayah dalam pidatonya.

Tak main-main, Presiden Soeharto ternyata sudah memperingatkan soal hantaman globalisasi bahkan sejak tahun 1995!

“Bapak sejak tahun 1995 sudah mengingatkan akan situasi globalisasi di mana banyak serbuan produk asing.”

“Salah satu bentengnya adalah cinta produk dalam negeri, agar produsen dalam negeri tidak mati.”

“Mari kita hidupkan kembali nasionalisme kita, dengan mencintai, membeli dan menggunakan produk dalam negeri," tulis Tutut Soeharto di kolom caption.

 Seperti inilah isi pidato Presiden Soeharto di acara Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya pada 23 November 1995 silam.

Di awal penuturan, sang presiden memperingatkan kaum muda untuk mencintai Tanah Air, khususnya produk dalam negeri.

“Anak-anak pelajar sekarang harus disiapkan sekarang untuk mencintai Tanah Air, untuk mencintai produk dalam negeri.”

“Jika kelak di kemudian hari dalam rangka mempersiapkan kompetisi bersaing dengan negara besar lain kita masih kurang baik, kurang sempurna untuk menghadapi banjirnya daripada barang-barang itu.”

“Maka hanya dengan mencintai Tanah Air maka para remaja yang akan hidup tahun 2020 akan menjadi benteng daripada kelangsungan hidup negara dan bangsa,” ungkapnya.

Bak firasat, Presiden Soeharto seolah mampu meramalkan kaum muda Indonesia di masa depan bakal lebih menyukai produk asing lantaran dibanderol dengan harga yang lebih murah.

“Kalau daripada para pemuda nanti kesengsem daripada produk yang murah yang baik tapi hasil di luar negeri hancur daripada bangsa ini.”

“Apa? Produknya nggak ada yang membeli. Kalau nggak ada yang membeli pabriknya tutup lantas semua tidak bisa bekerja, tidak bisa makan,” sambungnya kemudian.

Tak ayal, Presiden Soeharto mengharap pihak perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi persaingan globalisasi.

“Ini merupakan salah satu yang perlu kita siapkan, jadi daripada semua pendidikan, lebih-lebih semua perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan. Bukan kita curang, tidak. Tapi kita menyelamatkan negara.”

Ramalan Zodiak Cinta Besok Senin 25 November 2019 Virgo Patah Hati Libra Dinner Romantis Zodiakmu?

Sosok Ini Ungkap Tes DNA Khirani Trihatmodjo Negatif Anak Bambang Trihatmodjo, Mayangsari Bohong?

Ahok Diangkat Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Ulasan Media Internasional pada Eks Veronica Tan

SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Indosiar Persib vs Barito Putera Liga 1 2019, Skor Sementara 0-0

Kapolres Manggarai : Kami Siap Bantu Pemkab Manggarai Dalam Pelaksanaan Tugas

“Kita sekarang harus meningkatkan daya saing kita yang tinggi. Dan pasti kita dapet. Kita yakin!”

“Tapi andaikan tidak, senjatanya mulai sekarang adalah nasionalisme. Mencintai Tanah Air, mencintai produk dalam negeri harus mulai sekarang,” tandasnya.

Seperti diketahui, Indonesia bakal menghadapi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan.

Mengutip Kompas.com (26/08/2014), Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan memberlakukan perdagangan bebas untuk sektor perbankan akan dimulai pada tahun 2020 mendatang. 

Saat Presiden Soeharto dimakamkan, yerdengar bunyi ledakan aneh dan cuaca pun berubah.

Hal itu terungkap dalam Buku 'Pak Harto, The Untold Stories' mengungkap perjalanan hidup mantan presiden  RI Soeharto hingga akhir hayatnya.

Banyak hal yang selama ini misteri, terkuak di buku tersebut.

Meninggalnya  Presiden RI Kedua Soeharto, bagi sebagian orang tentu meninggalkan duka yang mendalam.

Tidak terkecuali Sukirno yang merupakan juru kunci makam keluarga Soeharto di Astana Giribangun.

Sukirno sendiri memiliki pengalaman yang tak bisa dilupakannya saat menjadi saksi penggalian makam Soeharto tahun 2008 silam.

Itu seperti yang diceritakannya pada buku tersebut.

Dalam buku itu, sebelum menggali makam Soeharto, sejumlah persiapan pun telah dilakukannya.  

Di antaranya mengadakan rapat yang dihadiri oleh Rina yang saat itu menjadi Bupati Karanganyar, Muspida, serta mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi.

Menurut Sukirno, penggalian itu dilakukan pada hari Minggu Wage.

Cuaca di sekitar istana dirasanya sangat redup.

Padahal, saat itu hari masih siang.

"Matahari entah bersembunyi di mana tetapi udara tidak terasa panas seperti kalau cuaca sedang mendung. Juga tidak ada awan. Sama sekali tidak ada tanda-tanda akan hujan atau gerimis," kata Sukirno dalam buku itu.

Pukul 15.30 WIB, mereka pun duduk mengelilingi tanah makam yang akan digali.  

Tidak hanya itu, upacara Bedah Bumi juga mereka laksanakan.

Mereka juga berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

"Upacara kecil itu merupakan permohonan izin kepada Tuhan yang Maha Kuasa, agar arwah Bapak HM Soeharto yang sangat kami cintai dikaruniai tempat yang terbaik. Kami juga meminta kepada Tuhan agar pekerjaan kami lancar dan selamat," ujar Sukirno.

Soeharto dan ibu Tien (kompas.com)
Usai berdoa, penggalian pun dilakukan.

Awalnya, tak ada yang aneh pada penggalian makam tersebut.

Hujaman linggis yang pertama, dan kedua masih berjalan normal.

Namun, pada hujaman yang ketiga, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras.

"Tepat pada hantaman linggis yang ketiga kali, tiba-tiba duaarrr!! Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," kata Sukirno.

Terdengarnya suara ledakan itu, membuat mereka saling berpandangan.

Mereka juga berusaha menerka dari mana asal suara keras tersebut.

"Bukan seperti bunyi petir, lebih mirip dengan kalau sebuah bom besar meledak di atas cungkup Astana Giribagun. Dan kami semua terdiam karena kenyataannya tidak ada yang porak-poranda," sambung Sukirno.

Soeharto dan keluarga (ist/facebook)
Selain itu, seusai peristiwa ledakan itu, sama sekali tidak ada benda yang bergeser dari tempatnya sebagai akibat bunyi ledakan keras tersebut.

Terkait ledakan tersebut, Begug Purnomosidi yang saat itu menjadi Bupati Wonogiri mengatakan, ledakan itu merupakan isyarat.

"Alhamdulillah, ini mengisyaratkan bahwa Pak Harto benar-benar orang besar. Bumi mengisyaratkan penerimaannya terhadap jenazah beliau," ucap Begug menengahi keheningan.

Selanjutnya, penggalian itu dilakukan Sukirno dengan hati sedih.

"Saya melanjutkan penggalian makam dengan hati yang sedih. Tidak mungkin lagi berebut cerutu bekas isapan Pak Harto, yang kemudian saya nikmati di depan teman-teman yang memandang dengan iri," ujar Sukirno.

Soeharto kumpulkan seluruh anaknya

Dalam sejarah Indonesia, Soeharto bisa dicatat sebagai seseorang yang menjadi presiden terlama.

Sebab, Soeharto berkuasa di Indonesia selama 32 tahun.

Namun, kekuasaan Soeharto jatuh pada tahun 1998.

Itu setelah munculnya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.

Bulan Mei 1998 pun akhirnya memiliki catatan penting bagi perjalanan bangsa Indonesia.

Pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Sukarno, diikuti Mayjen Soeharto mengumumkan Surat Perintah Sebelas Maret di Istana Bogor. (BERYL BERNAY/GETTY IMAGES)
Sebab, saat itu Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya.

Belakangan, alasan sebenarnya pengunduran diri Soeharto sebagai seorang presiden pun diungkap sang anak, Siti Hediati Hariyadi Soeharto, atau yang biasa disapa Titiek Soeharto.

Titiek mengungkapkannya dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories" tahun 2012.

Dalam buku itu, Titiek mengungkapkan, sebelum mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden, Soeharto memanggil seluruh anaknya.

Saat itu, dia mengatakan memutuskan akan mengundurkan diri dan berhenti dari jabatannya sebagai seorang presiden.

Keputusan itu akan diumumkannya pada keesokan harinya.

Satu di antara alasan yang disampaikan Soeharto karena kondisi Indonesia saat itu sudah semakin kacau.

"Karena keadaan sudah semakin kacau dan saya tidak mau terjadi pertumpahan darah di antara sesama rakyat Indonesia, saya sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dan berhenti dari jabatan saya sebagai presiden. Dan besok akan saya umumkan,"kata Titiek menirukan ucapan Soeharto.

Mendengar jawaban itu, seketika seluruh anaknya terdiam.

Termasuk Titiek juga ikut terdiam.

Sesaat kemudian, Titiek bertanya kepada Soeharto.

"Apakah Bapak sudah yakin pada keputusan yang akan bapak ambil itu?" tanya Titiek.

Mendapat pertanyaan itu, Soeharto hanya menjawab pendek.

"Biarlah nanti sejarah yang akan membuktikan apa yang sudah Bapak dan Ibumu lakukan untuk negara dan bangsa ini," jawab Soeharto saat itu.

Pembangunan nisan Mantan Presiden Soeharto di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar.

Artikel ini telah tayang di https://www.grid.id/read/041930587/sudah-diramalkan-sejak-24-tahun-lalu-begini-prediksi-presiden-soeharto-soal-kondisi-indonesia-di-tahun-2020-hancur-bangsa-ini?page=3

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved