Bendungan Raknamo Belum Beroperasi, Akan Diajukan Izin Operasi
Kebutuhan akan air meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin banyak. Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah kepulauan pun tentunya
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM Fransiska Mariana
POS-KUPANG.COM-KUPANG-Kebutuhan akan air meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin banyak. Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah kepulauan pun tentunya membutuhkan pasokan air yang banyak untuk berbagai kebutuhan irigasi, pangan, air minum, dan air baku. Salah satu solusi yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat dalah pembangunan infrastruktur sumber daya air yakni Bendungan Raknamo.
Bendungan Raknamo yang selesai dibangun pada tahun 2017 ini merupakan bendungan pertama yang dibangun dalam masa pemerintahan Jokowi-JK. Pembangunan bendungan selesai dikerjakan setahun lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Meski demikian, bendungan yang dibangun pada tahun 2014 ini belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
PPK Bendungan I Satuan Kerja Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Davianto Franky Welkis saat ditemui dalam Field Trip Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) di Bendungan Raknamo, Jumat (22/11/2019) mengatakan, bendungan yang terletak di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang ini tetap melayani permintaan masyarakat akan kebutuhan irigasi, sawah, dan air baku dalam kapasitas yang terbatas.
"Jika sesuai dengan rencana, maka kebutuhan layanan untuk irigasi kurang lebih 1.250 hektar dimana jaringan irigasinya sudah mulai dibangun sejak tahun 2017. Begitu pula dengan kebutuhan air baku yang rencananya akan digelontorkan sebesar 100 liter per detik untuk melayani wilayah kota/kabupaten Kupang," jelasnya.
Bendungan Raknamo menelan biaya pembangunan sebesar Rp760 Milyar dan mulai digenangi air pada 9 Januari 2019 oleh Presiden Joko Widodo. Selama masa penggenangan, secara periodik dilakukan pengamatan terhadap perilaku bendungan dan area sekitar bendungan yang berpengaruh terhadap keamanan bendungan.
Selama masa penggenangan tersebut, air sudah dimanfaatkan untuk layanan irigasi pada DI Nunsono yang kurang lebih 36 ha terletak tidak jauh dari hilir bendungan. Pemanfaatan tersebut menggunakan Jaringan irigasi Raknamo yang telah dibangun dengan panjang saluran terbangun kurang lebih 19,7 km oleh Satker NVT PJPA BWS NT II. Selain itu, untuk keperluan air baku, layanan diberikan kepada masyarakat di sekitar Desa Raknamo melalui HU yang dibangun oleh Satker ATAB BWS NT II dengan skala yang terbatas.
Franky melanjutkan, bendungan memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk meningkatkan indeks pertanaman. "Dari irigasi exsisting yang ada, kurang lebih 800 hektar ada di DI Nunsono, Irigasi Kolidoki I, dan Kolidoki II yang akan ada pencetakan lahan sawah baru selisih dari 800an hektar tadi."
Selain itu, manfaat lain dari bendungan tersebut adalah reduksi banjir, karena di tahun-tahun sebelumnya area pusat pemerintahan Kabupaten Kupang sering terjadi banjir sehingga bendungan tersebut dapat menanggulangi sebagian banjir atau genangan di area tersebut.
Franky menambahkan bahwa ketidakoptimalan pemanfaatan bendungan yang terjadi juga dilihat dari faktor alam di NTT. "Secara keilmuan sudah kita perhitungkan, namun kondisi alam tidak bisa kita prediksi dan tentukan. Sehingga dalam musim penghujan 2 kali periode tahun 2018 bulan Januari sampai dengan tahun 2019 awal itu baru terisi kurang lebih 10 juta 800 meter kubik dari rencana tampungan itu kurang lebih 14 juta kubik. Kurang lebih kalau liat dari kondisi spillwaynya masih kurang lebih 2 meter baru bisa airnya melimpas," ungkapnya.
Hal lain yang juga menyebabkan bendungan belum berfungsi optimal karena bendungan belum mengantongi izin operasi. Namun, proses penganggaran dan proses sertifikasi atau izin operasi akan dilaksanakan tahun depan. Untuk kelembagaan pun disiapkan petugas-petugas OP yang sudah mulai berkantor di lokasi tersebut. Dalam kesempatan sehari-hari mereka juga dilatih persiapan operasi maupun pemeliharaan.
• Ketua Umum IPSI NTT Beri Bonus Pesilat Peraih Medali Pra PON, Andre Koreh: Agar Tetap Tekun Berlatih
"Sampai saat ini belum kita ajukan atau belum kita usulkan. Mungkin dalam kepengurusannya nanti akan kita kawal, mudah mudahan dalam prosesnya tidak terlalu bertemu dengan permasalahan yang menghambat sehingga jaringan irigasi maupun yang telah kita bangun ini bisa dioptimalkan," pungkas Franky. (cr1)