Kepala Desa Se-Kabupaten Ngada Ikut Kegiatan "Open Mind", Berikut Liputannya!

Sejumlah Kepala Desa (Kades) se Kabupaten Ngada mengikuti kegiatan "Open Mind" di Bejo.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Suasana kegiatan "Open Mind" di Susteran Sang Timur Bejo, Kamis ( 21/11/ 2019). 

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Sejumlah Kepala Desa (Kades) se Kabupaten Ngada mengikuti kegiatan "Open Mind" di Bejo.

Kegiatan "Open Mind" dilaksanakan oleh Dinas PMD P3A Kabupaten Ngada bermitra dengan WVI AP. NADA.

Kegiatan `open mind'/membuka wawasan berpikir tentang tumbuh kembang anak menghadirkan Kades se-Kabupaten Ngada.

Soal Wacana Menko Polhukam Bubarkan TP4D, Begini Tanggapan Kajari TTU

Kegiatan tersebut berlangsung di Susteran Sang Timur Bejo 20-21 November 2019.

Kegiatan yang dikemas dalam sebuah Work Shop bertajuk `Pengembangan Desa Layak Anak', itu dalam rangka mempercepat terwujudnya Desa Layak Anak (DLA) di Kabupaten Ngada sebagai upaya menyiapkan anak Ngada yang sehat, cerdas dan berkepribadian.

Work Shop dan Pelatihan `Open Mind' tersebut dibuka secara resmi oleh Kadis PMD P3A, Yohanes C. Watu Ngebu.

Polres Kupang Kota Dapat Penghargaan Penyelenggara Pelayanan Publik dari Kemenpan RB

Melibatkan para kepala desa sebagai pengambil kebijakan di tingkat desa, peran serta para tutor PAUD, peran para tokoh agama yang ada di desa dinilai sebagai salah langkah strategis guna mewujudkan DLA di Kabupaten Ngada.

Pada arahan pembukaan kegiatan, Kadis PMD P3A, Johny Watu, menekankan bahwa cita-cita menjadikan Ngada sebagai Kabupaten Layak Anak merupakan komitmen untuk memenuhi hak-hak anak secara berkelanjutan.

Tahapan menjadikan Ngada sebagai kabupaten layak anak dilewati melalui tahapan persiapan, perencanaan hingga pelaksanaan.

Pada kesempatan itu, Johny Watu mengatakan, program pengembangan desa layak anak juga didorong oleh realitas hak-hak anak yang terabaikan dan meningkatnya kasus-kasus baik penelantaran maupun kasus kekerasan lainnya yang menimpa anak di daerah ini.

Sementara, tanggung jawab melindungi anak sebenarnya menjadi tanggung jawab baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah, termasuk pemerintah/aparat di tingkat desa.

Dihadapan para kepala desa, Kadis PMD P3A Johny Watu mengatakan pendekatan pembangunan selama ini cendrung ke fisik. Ukuran keberhasilan pembangunan selalu disejajarkan dengan pembangunan fisik.

"Kalau sudah bangun fisiknya, kita nilai kita sudah berhasil buat sesuatu di desa. Pemberdayaan juga kita omong fisik lebih banyak. Sudut pandang seperti ini yang harus kita ubah," ujar Johny.

Johny Watu, mengatakan orientasi pembangunan di desa sudah harus bergeser dari pembangunan yang berorientasi fisik ke orientasi pemberdayaan.

Melalui pemberdayaan, akan ada sentuhan kemanusiaan yang mana di dalamnya ada ibu dan anak. Karena itu dalam pemanfaatan dana desa diharapkan menyentuh semua aspek kehidupan dengan orientasi pada pemberdayaan.

"Orientasi fisik kita kurangi dan bergeser ke pemberdayaan," tegasnya.

Ia menyebutkan hingga saat ini sudah terbentuk lima Desa Layak Anak (DLA) yang tersebar di lima kecamatan, yaitu desa Watukapu, desa Kezewea, desa Dariwali Satu, desa Nginamanu dan Desa Waeia. Sepuluh desa lainnya sedang dalam tahap persiapan untuk dijadikan DLA.

Diharapkan melalui DLA dapat memenuhi hak-ahak anak, seperti hak hidup, hak memperoleh layanan kesehatan dan pendidikan, hak mendapatkan legalitas akte kelahiran, hak mendapatkan informasi yang baik, hak mendapat pengasuhan secara baik bagi anak-anak yang ditelantarkan.

"Terkait dengan itu, Dinas PMD P3A akan terus berupaya berjuang agar pemenuhan hak-hak anak dapat terwujud melalui pembentukan DLA di kabupaten Ngada. Harapannya, pelayanan hak-hak anak terwujud secara baik sehingga berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia serta menekan angka kekerasan terhadap anak," ungkapnya.

Sementara itu, Act. Manajer AP NADA Wahana Visi Indonesia (WVI), Thomas Berata Suyaka, mengatakan kegiatan ini bertujuan membuka pemikiran peserta tentang pentingnya PAUD dan pentingnya peran dari orang dewasa untuk mendukung PAUD, serta meningkatkan kapasitas pemerintah desa guna mendukung terwujdunya Desa Layak Anak.

Thomas mengatakan anak adalah aset dan potensi keluarga dan negara di masa mendatang. Perhatian terhadap proses tumbuh kembang anak perlu ditanamkan kepada keluarga, masyarakat, pemerintah dan pemerhati di bidang anak.

Untuk itu salah satu upaya dalam rangka mempersiapkan anak Ngada yang sehat, cerdas dan berkepribadian, maka Dinas PMD P3A Kabupaten Ngada bersama WVI AP NADA sebagai mitra kerja menggelar kegiatan open mind/membuka wawasan berpikir tentang tumbuh kembang anak oleh pemerhati anak sekaligus motivator PAUD.

Thomas, menjelaskan pada FY'19 ini, AP NADA secara khusus di kabupaten Ngada, memulai pendampingan terhadap PAUD untuk mendukung pencapaian kesejahteraan anak dengan melakukan rangkaian pelatihan bagi tutor PAUD.

"Tujuannya adalah agar tutor PAUD mempunyai kapasitas untuk menjalankan perannya dalam mendorong tercapainya tumbuh kembang anak usia dini secara maksimal," ungkapnya.

Untuk diketahui kegiatan ini menghadirkan seorang motivator PAUD Bernedete Wresni untuk pelatihan `Open Mind', tentang tumbuh kembang anak, serta fasilitator lain: Lidwina Dhiu yang menyampaikan materi Pengasuhan dengan Cinta, dan Sosialisasi Akta Lahir dari Dinas Dukcapil Ngada. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved