Breaking News

Dihadiri Gubernur DKI, Kongres I Vox Point Indonesia Konsolidasi Kader, Berkomitmen untuk Kebangsaan

Panji-panji berkibar dalam seremoni pembukaan Kongres Pertama Vox Populi Institut atau Vox Point Indonesia di Samadi Kelender Jakarta Timur 15-17/11

Editor: Agustinus Sape
Foto kiriman Ervanus Ridwan Tou untuk Pos-Kupang.com
Yohanes Handojo Budhisedjati (kiri) Ketua Umum terpilih Vox Point Indonesia periode 2019-2023 

Kelompok seperti Vox Point Indonesia imbuhnya sangatlah penting mengingat begitu banyak umat Katolik yang merasa tabu dengan politik.

Ia menilai orang Katolik memandang politik sebagai sesuatu yang jatuh dari langit (Alien). Padahal orang Katolik sangat dibutuhkan dalam kebijakan publik yang menentukan nasib hidup orang banyak.

“Maka sangat perlu bagi politisi-politisi, kader-kader Katolik yang terlibat dalam kebijakan publik untuk memahami ajaran gereja sehingga mereka sungguh-sungguh memperjuangkan nasib orang banyak di masyarakat,” kata Uskup Olla.

Senada dengan itu Pastor Moderator Vox Point Indonesia Romo Roni Neto Wuli menjelaskan spiritualitas iman Katolik menjadi fondasi dari Voxian dalam karyanya di masyarakat. Kongres Pertama ini sekaligus memantapkan spirit keimanan Katolik dan spirit Kebangsaan para Voxian yang hadir dari seluruh penjuru tanah air..

“Hadirnya Vox Point Indonesia menjawabi kerinduan anak-anak bangsa di tengah kondisi kebangsaan yang  runyam saat ini. Vox Point Indonesia hadir untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan,” kata dia.

Romo Roni begitu akrab disapa menuturkan sejak awal Vox Point Indonesia telah berkomitmen untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial politik di Indonesia. Mereka dipersiapkan untuk merebut ruang publik untuk turut terlibat membangun kebaikan bersama (Bonum Commune) di masyarakat.

Menurutnya dalam bersikap para Voxian didukung oleh hierarki mengingat dalam karyanya di masyarakat mereka tegak lurus dengan hierarki.

“Oleh karena itu para Voxian diharapkan agar mampu menjadi terang dan garam di masyarakat dengan mengembangkan nilai-nilai kebangsaan,” beber Pastor Roni.

Merasakan Denyut Nadi Kebangsaan

Sekretaris Jenderal Vox Point Indonesia Ervanus Ridwan Tou menjabarkan dalam kiprahnya Vox Point Indonesia terus mengembangkan nilai-nilai kebangsaan. Dalam hal ini juga menjadi wadah yang menjaga empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

Ia menuturkan beberapa garis besar rekomendasi Vox Point Indonesia sebagai hasil kongres sekaligus sikap politik organisasi ini.

Dalam konteks mengembangkan nilai-nilai kebangsaan, Vox Point Indonesia mendedikasikan hidup dan perjuangan demi mewujudkan politik nasional bermartabat berdasarkan 4 konsensus dasar bangsa: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan organisasi ini menyadari tidak bisa berjalan sendiri sehingga sangat terbuka terhadap interen dan eksteren Gereja Katolik. Organisasi ini terus menjalin kerja sama dengan semua pihak.

“Kami juga mendukung berbagai institusi negara seperti TNI dan Polri, pemerintah tingkat nasional, Pemda, dan stakeholder terkait untuk melakukan penegakan hukum dengan tegas terhadap pihak-pihak yang ingin mengaburkan ideologi Pancasila, kasus korupsi, dan narkoba,” kata dia.

Para peserta Kongres Pertama Vox Point Indonesia foto bersama para Uskup usai Misa Pembukaan, Jumat (15/11/2019).
Para peserta Kongres Pertama Vox Point Indonesia foto bersama para Uskup usai Misa Pembukaan, Jumat (15/11/2019). (Foto kiriman Ervanus Ridwan Tou untuk Pos-Kupang.com)

Selain itu, kongres pertama ini mendorong pengembangan SDM agar mampu menghadapi era disruption saat ini.Perubahan yang cepat memerlukan SDM yang tangguh. Dalam era Industri 4.0 dimana Digital Talent sangat dibutuhkan belum terpenuhi. Fakta menunjukkan ribuan tenaga kerja terancam pengangguran akibat kemajuan teknologi. Negara harus hadir dalam kondisi seperti ini.

Di sisi lain, kata Ervan, ancaman ideologi terus digempur oleh kehadiran kelompok fundamentalisme, radikalisme dan terorisme. Gerakan intoleransi harus dapat di antisipasi oleh Negara dengan tepat. Karena kesenjangan di bidang ekonomi, jurang antara kaya dan miskin dapat merupakan pintu masuk paham radikal akibat ketidakadilan ekonomi.

“Perlu pemahaman yang menyeluruh menganalisa persoalan ini. Negara tidak boleh bungkam pada masalah-masalah intolerasi di bumi Pertiwi ini,” bebernya.

Kongres ini juga, imbuh Ervan, mengajak para elite politik untuk wajib memberi contoh positif kepada masyarakat betapa pentingnya menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di Indonesia. Politik bermartabat harus menjadi tekad bersama para politisi negeri ini. Politik yang stabil dan kondusif dapat menjadi bagian penyelesaian permasalahan bangsa.

“Vox Point Indonesia menghimbau seluruh anak bangsa bersatu membangun negara yang kita cintai, Indonesia.Kami juga mengajak semua pihak untuk terus bersama merasakan denyut nadi bangsa ini,” tutup Ervan.

Sumber: Laporan Ervanus Ridwan Tou untuk POS-KUPANG.COM

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved