Jalankan Program Kampung Literasi Kemendikbud Tunjuk Simpa Sio Institute

Untuk menjalankan program kampung literasi Kemendikbud menunjuk Simpa Sio Institute

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Simpa Sio Institute ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia sebagai Lembaga yang layak menjalankan program kampung literasi. 

Eda melanjutkan, kampung literasi ini dalam pehamannya secara administrasi dia hanya sebatas kampung. Baginya ini sebuah istilah untuk bagaimana gerakan menemukan minat baca itu lebih meluas.

“Misalnya yang Simpa Sio lakukan selama ini dengan anak-anak Simpa Sio, kami mungkin beberapa kali pergi roadshow dongeng ke beberapa keluarahan atau desa. Nah, itu yang dirasa baik,” tutur Eda Tukan.

Simpa Sio Institute akhirnya diundang ke Jogja untuk mengikuti Bimtek dan arahan menjalankan program kampung literasi. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui Simpa Sio Institute sebelumya mendapatkan penilaian akhir.

“Sehingga mulailah kami melakukan rapat koordinasi dan sejujurnya ini pengalaman saya berkoordinasi dan melakukan kerja sama dengan pemerintah. Selama ini kan kita independen. Dan puji Tuhan ternyata apa yang Simpa Sio lakukan selama kurang lebih tiga tahun itu dilihat oleh pemerintah pusat,” ungkap Eda.

“Karena waktu kami ngobrol-ngobroldengan mereka, mereka juga benar-benar mau cari orang yang murni, kelompok-kelompok yang benar-benar kerja dengan kerelaan waktu dan mereka lihat itu sangat luar biasa.”

Setelah mendapatkan lampu hijau dari Kemendikbud untuk mejalankan program kampung literasi, Simpa Sio Institute langsung bergerak cepat melakukan koordinasi dengan pemerintah  Flores Timur dan memilih Kelurahan Sarotari Tengah sebagai pilot project kampung literasi.  

“Kami diskusi dan kami kecilkan skalanya di tingkat kelurahan. Maksudnya apa, supaya besok-besok kalau ada replikasi maka replikasinya ada di kelurahan-kelurahan atau desa-desa yang lain,” Eda menerangkan.

Gayung pun bersambut, pemerintah Kelurahan Sarotari Tengah mendukung penuh gagasan dari Simpa Sio Institute ini. Mereka menunjuk tiga lokasi yang akan dijadikan pojok baca dibawah pengelolaan teknis Simpa Sio Institute.

Tiga lokasi pojok baca tersebut adalah Pojok Baca Kampung Literasi Kosaro samping Taman Doa Tuan Meninu, Pojok Baca di rumah salah satu warga di bagian utara Kelurahan Sarotari Tengah dan di Kompleks Posyandu yang diarahkan menjadi perpustakaan kelurahan.

Lalu apa yang disuport Kemendikbud? “Mereka membantu lebih kepada pengadaan buku. Karena memang kampung literasi itu salah satu indikatornya adalah adanya pondok-pondok baca di lingkup kelurahan atau desa itu,” Eda menjelaskan.

Dengan model kampung literasi seperti ini, Simpa Sio Institute akan tetap konsisten menjalankan programnya mulai dari menggelar buku untuk dibaca dan mendongeng secara rutin di setiap pojok baca.

Di samping itu, ada empat kegiatan besar rutin tahunan yang sudah mereka lakukan sebelumya, dimana kegiatan ini terintegrasi dengan program kampung literasi.

Empat kegiatan besar ini yaitu Festival Serwisu Berbuda selama satu pekan dan puncaknya pada hari anak tanggal 23 juli, kedua, Semiloka Pangan Lokal bersama ibu-ibu dasawisama, kegiatan Kemah Literasi Sains, dan Kemah Budaya.

Dua dari empat kegiatan ini mengalami tren peningkatan peserta selama dua tahun belakangan yaitu Festival Serwisu Berbuda  dan Kemah Literasi Sains . “Ini karena kepercayaan yang begitu tinggi dari orangtua untuk Simpa Sio Institute,” imbuhnya.

Eda menegaskan Simpa Sio Institute selalu membuka diri untuk semua kalangan baik sekolah, lembaga atau komunitas untuk berkolabrasi meningkatkan minat baca anak-anak Flores Timur.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved