Kevikepan Ruteng Evaluasi Program Tahun Pelayanan Keuskupan Ruteng

-Selama tiga hari, dari tanggal 18 – 20 November 2019 Kevikepan Ruteng menyelenggarakan pertemuan evaluasi Program Tahun Pelayanan Keuskupa

Penulis: Aris Ninu | Editor: Ferry Ndoen
istimewa
EVALUASI-Kevikepan Ruteng menyelenggarakan pertemuan evaluasi Program Tahun Pelayanan Keuskupan Ruteng sesi III bertempat di Unio, Kuwu, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Area lampiran 

Setiap Paroki telah melaksanakan program diakonia karitatif, seperti membantu sembako kepada korban bencana alam, melakukan bedah rumah kepada janda miskin, memberi pelayanan pengobatan gratis kepada para orang tua Lanjut Usia (Lansia), membantu alat bantu bagi penyandang disabilitas, membantu keluarga yang mengalami kedukaan dan mengunjungi orang sakit.

Sedangkan Diakonia Transformatif dijalankan dengan semangat persaudaraan dalam bentuk memberi pelatihan pertanian organik untuk tujuan ekonomi kepada keluarga migrant, pelatihan bisnis pertanian organik, pelatihan tentang melek keuangan, memfasilitasi umat menjadi anggota koperasi kredit, mendorong keterlibatan pihak-pihak lain untuk berpartisipasi mengimplementasi program diakonia dan ikut secara aktif mengadvokasi pemenuhan hak-hak orang cacat ke pemerintah desa dan kabupaten

Romo Ardus Noveri, Pr Pastor Paroki Santu Pio, Langke Majok di sela-sela diskusi mengungkapkan, Program Pertanian Organik dijalankan bersama Tim Sosial Ekonomi Paroki yang terdiri dari Pastor Paroki, Seksi PSE dalam DPP, Mitra Strategis seperti Yayasan Ayo Indonesia dan umat yang punya keahlian, pengalaman, peduli di bidang pertanian organik.

“Kami memilih pertanian organik untuk diperkenalkan kepada umat karena mudah dan terjangkau (materinya ada,tenaga berkeahlian ada) dan karena kami juga ada kepedulian dengan krisis ekologi, dan juga ada persoalan kesehatan yang disebabkan oleh adanya pangan sayur-sayuran yang dinilai tidak aman, karena terkontaminasi dengan bahan aktif pestisida," ungkap Romo Ardus.

Selain itu, pertanian organik bisa mengatasi masalah menurunnya kesuburan lahan di wilayah Paroki Langke Majok.

Dia juga menambahkan, pihaknya juga memberi perhatian serius kepada para penyandang disabilitas, jumlah mereka di Paroki Langke Majok.

"Kurang lebih 129 orang, dan Paroki Langke Majok bersama Yayasan Ayo Indonesia secara intens memperjuangkan pemenuhan hak-hak mereka kepada pemerintah desa agar anggaran pendapatan dan Belanja Desa Nao dan Desa Kole mengakomodir kepentingan para penyandang Disabilitas," kata Romo Ardus.

Di tempat yang sama, Romo Gaby, Paroki St. Klaus Kuwu mengatakan, gerakan terhadap kaum disabilitas ini mesti menjadi gerakan bersama di semua paroki di seluruh keuskupan

"Saya tahun diakonia sangat relevan dengan kondisi umat kita. Ada beberapa program tahun diakonia mesti terus dilanjutkan antara lain gerakan pertanian organik, gerakan untuk kaum disabilitas. Dua hal ini terus dilanjutkan karena ini merupakan urusan sepanjang hidup. Maka benar kalau ada prinsip ini pastoral itu seluas kehidulan dan selebar kenyataan. Kegiatan tahun diakonia ini barang kali pelan-pelan menjawab harapan kita bersama gereja yang bergerak dari Altar ke Pasar. Sukacita kita juga diakhir tahun diakonia ini adalah adanya gembala baru Keuskupan Ruteng dalam diri Mgr.Sipri Hormat yang nanti akan menjadi Penggerak Utama seluruh paroki di Keuskupan Ruteng untuk melanjutkan karya-karya diakonia karitatif dan transformatif,” ungkap Romo Gaby, dikenal sebagai imam yang peduli dengan kaum difabel.(ris)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved