Kevikepan Ruteng Evaluasi Program Tahun Pelayanan Keuskupan Ruteng
-Selama tiga hari, dari tanggal 18 – 20 November 2019 Kevikepan Ruteng menyelenggarakan pertemuan evaluasi Program Tahun Pelayanan Keuskupa
Penulis: Aris Ninu | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG-COM-RUTENG-Selama tiga hari, dari tanggal 18 – 20 November 2019 Kevikepan Ruteng menyelenggarakan pertemuan evaluasi Program Tahun Pelayanan Keuskupan Ruteng sesi III bertempat di Unio, Kuwu, Kecamatan Ruteng, Manggarai.
Evaluasi inj dihadiri oleh Pastor Paroki, Dewan Pastoral dan Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dari 26 Paroki yang ada di Wilayah Kevikepan Ruteng.
• NTT Kalahkan Sumatera Selatan 2-1 di Seri Nasional Liga Desa Nusantara
Kegiatan evaluasi dibuka secara Resmi oleh Vikep Ruteng, Romo Gerardus Janur, Pr.
Romo Gerardus menegaskan, kepada semua peserta bahwa pada evaluasi akhir tahun program pelayanan merupakan kesepakatan berahmat bagi semua untuk melihat kembali kesetiaan pada program kerja parokial dalam berjalan bersama dengan program pastoral keuskupan yang memberi perhatian pada diakonia/pelayanan.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pelayanan harus berbasiskan keterbukaan kepada inspirasi Allah yang berbelas kasih dan merangkul aspirasi dari umat Allah.
“Tentu pelayanan kita membawa sukacita kepada umat yang dilayani dan menggerakkan umat untuk meneruskan pelayanan itu kepada sesama. Dengan demikian, pelayanan akan berdampak pada munculnya pelayan-pelayan baru yang meneruskan kemurahan hati Allah, “ tegas Romo Gerdus.
Semua pihak, kata Romo Gerardus dalam pengarahannya kepada peserta, bisa menghitung jumlah orang yang dilayani dan berubah rupa seperti orang sakit jadi sehat, yang menjauh dari gereja menjadi dekat dan akrab dengan gereja, dan yang kurang peduli menjadi terlibat secara aktif.
Program Diakonia, lanjut Romo Gerardus, mesti diarahkan juga kepada ciptaan lain seperti tanaman menggunakan pupuk organik, pemeliharaan ternak, merawat sumber-sumber air serta menjaga dan memelihara kelestarian hutan. Kesadaran ekologis kiranya bertumbuh dan melestari.
“Pada pertemuan evaluasi ini, kita melaporkan program yang telah dilaksanakan dan berhasil baik berdampak positif tetapi juga barangkali ada program yang belum dilaksanakan karena alasan tertentu. Kita berbangga dengan pencapaian kita dan jangan berkecil hati dengan hal yang belum direalisasikan dan malahan yang gagal. Dalam pertemuan bersama ini kita saling belajar, bahu membahu untuk memupuk harapan dalam berpastoral selanjutnya. Perubahan wajah gereja Paroki, Kevikepan dan Keuskupan tentu dapat meneguhkan dan menumbuhkan semangat baru dalam pelayanan gereja yang sedang berziarah,” ungkap Romo Gerardus.
Pada pertemuan evaluasi akhir tahun program tahun Pelayanan tingkat Kevikepan Ruteng, Selasa (18/11/2019), Romo Martin Chen, Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng selaku pengarah kegiatan menegaskan kembali maksud dan tujuan pertemuan evaluasi ini adalah kita semua mencoba melihat jejaring strategis dalam menjalankan seluruh Program Tahun Pelayanan di Paroki-Paroki dalam forum ini harus memastikan apakah program pelayanan relevan dengan kebutuhan umat dan apakah ada keterlibatan para biara-biara di paroki dalam implementasi program pelayan karitatif dan transformative (pemberdayaan).
Selain itu, kata Romo Marten, kepada peserta pertemuan ini juga mau mengetahui apakah program diakonia transformatif berdampak jangka panjang agar kelompok/umat mandiri dan jangan lupa tegas
Romo Marten kepada peserta bahwa kita adalah forum sharing pengalaman sehingga pengalaman yang baik dari satu paroki bisa menjadi inspirasi bagi paroki lain.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pada pertemuan ini setiap paroki mempresentasikan hasil dan pelajaran-pelajaran penting
Pada sesi presentasi, secara umum 26 Paroki melaporkan bahwa komitmen Paroki untuk menjalankan Program Tahun Pelayanan terlaksana sesuai rencana.
Setiap Paroki telah melaksanakan program diakonia karitatif, seperti membantu sembako kepada korban bencana alam, melakukan bedah rumah kepada janda miskin, memberi pelayanan pengobatan gratis kepada para orang tua Lanjut Usia (Lansia), membantu alat bantu bagi penyandang disabilitas, membantu keluarga yang mengalami kedukaan dan mengunjungi orang sakit.
Sedangkan Diakonia Transformatif dijalankan dengan semangat persaudaraan dalam bentuk memberi pelatihan pertanian organik untuk tujuan ekonomi kepada keluarga migrant, pelatihan bisnis pertanian organik, pelatihan tentang melek keuangan, memfasilitasi umat menjadi anggota koperasi kredit, mendorong keterlibatan pihak-pihak lain untuk berpartisipasi mengimplementasi program diakonia dan ikut secara aktif mengadvokasi pemenuhan hak-hak orang cacat ke pemerintah desa dan kabupaten
Romo Ardus Noveri, Pr Pastor Paroki Santu Pio, Langke Majok di sela-sela diskusi mengungkapkan, Program Pertanian Organik dijalankan bersama Tim Sosial Ekonomi Paroki yang terdiri dari Pastor Paroki, Seksi PSE dalam DPP, Mitra Strategis seperti Yayasan Ayo Indonesia dan umat yang punya keahlian, pengalaman, peduli di bidang pertanian organik.
“Kami memilih pertanian organik untuk diperkenalkan kepada umat karena mudah dan terjangkau (materinya ada,tenaga berkeahlian ada) dan karena kami juga ada kepedulian dengan krisis ekologi, dan juga ada persoalan kesehatan yang disebabkan oleh adanya pangan sayur-sayuran yang dinilai tidak aman, karena terkontaminasi dengan bahan aktif pestisida," ungkap Romo Ardus.
Selain itu, pertanian organik bisa mengatasi masalah menurunnya kesuburan lahan di wilayah Paroki Langke Majok.
Dia juga menambahkan, pihaknya juga memberi perhatian serius kepada para penyandang disabilitas, jumlah mereka di Paroki Langke Majok.
"Kurang lebih 129 orang, dan Paroki Langke Majok bersama Yayasan Ayo Indonesia secara intens memperjuangkan pemenuhan hak-hak mereka kepada pemerintah desa agar anggaran pendapatan dan Belanja Desa Nao dan Desa Kole mengakomodir kepentingan para penyandang Disabilitas," kata Romo Ardus.
Di tempat yang sama, Romo Gaby, Paroki St. Klaus Kuwu mengatakan, gerakan terhadap kaum disabilitas ini mesti menjadi gerakan bersama di semua paroki di seluruh keuskupan
"Saya tahun diakonia sangat relevan dengan kondisi umat kita. Ada beberapa program tahun diakonia mesti terus dilanjutkan antara lain gerakan pertanian organik, gerakan untuk kaum disabilitas. Dua hal ini terus dilanjutkan karena ini merupakan urusan sepanjang hidup. Maka benar kalau ada prinsip ini pastoral itu seluas kehidulan dan selebar kenyataan. Kegiatan tahun diakonia ini barang kali pelan-pelan menjawab harapan kita bersama gereja yang bergerak dari Altar ke Pasar. Sukacita kita juga diakhir tahun diakonia ini adalah adanya gembala baru Keuskupan Ruteng dalam diri Mgr.Sipri Hormat yang nanti akan menjadi Penggerak Utama seluruh paroki di Keuskupan Ruteng untuk melanjutkan karya-karya diakonia karitatif dan transformatif,” ungkap Romo Gaby, dikenal sebagai imam yang peduli dengan kaum difabel.(ris)