Anggota DPR Ini Singgung Polisi Perut Buncit di Depan Kapolri, Lihat Mimik Wajah Jenderal Idham Azis

Anggota DPR Ini Singgung polisi perut buncit di Depan Kapolri, Lihat Reaksi Jenderal Idham Azis

Editor: Bebet I Hidayat
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
Anggota DPR Ini Singgung polisi perut buncit di Depan Kapolri, Lihat Reaksi Jenderal Idham Azis 

Anggota DPR Ini Singgung polisi perut buncit di Depan Kapolri, Lihat Reaksi Jenderal Idham Azis

POS-KUPANG.COM - Kondisi tubuh dan penampilan Polisi menjadi pembahasan dalam rapat Komisi III DPR RI dengan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Sorotan terhadap polisi perut buncit sempat dilontarkan dalam rapat kerja pertama Komisi III DPR RI dengan Kapolri ini.

Adalah Trimedya Panjaitan, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ( PDIP) Trimedya Panjaitan menyampaikan masukan kepada Kapolri Jenderal Idham Azis terkait bentuk tubuh ( polisi perut buncit ) dan cara berpakaian Polisi.

Hal ini disampaikan Trimedya dalam rapat kerja pertama Komisi III bersama Kapolri dan semua Kapolda seluruh Indonesia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Ia mengaku lebih suka melihat seragam Polisi dimasukkan agar terlihat rapi.

Polisi Amankan Mobil Rental Pencurian Accu Lampu Jalan di Kota Kupang

"Dari zaman Mas Tito Karnavian baju dikeluarin, tapi kalau saya lihat Polisi lebih sreg baju dimasukin lagi, lebih rapi kelihatannya, lebih dekat dengan rakyat," kata Trimedya.

Selain itu, Trimedya meminta Kapolri Jenderal Idham Azis mengimbau semua anggota kepolisian tidak berperut buncit.

Menurut dia, hal itu perlu diimbau oleh Kapolri Jenderal Idham Azis, selain surat edaran untuk tidak hidup hedonis.

"Lihat kapolda, kapolres yang perutnya buncit itu suruh kurusin, jangan cuma soal kemewahan," ujar dia.

Mendengar usulan-usulan tersebut, Kapolri Jenderal Idham Azis tampak tersenyum.

Sebelumnya, Mabes Polri menerbitkan Surat Telegram Nomor : ST/30/XI/HUM.3.4./2019/DIVPROPAM tertanggal 15 November 2019 yang berisi peraturan disiplin anggota Polri, kode etik profesi Polri, dan kepemilikan barang mewah oleh pegawai negeri di Polri.

Surat telegram itu ditandatangani oleh Kadiv Propam Polri Irjen Listyo Sigit Prabowo.

"Ya benar," kata Irjen Listyo Sigit saat dikonfirmasi, Minggu (17/11/2019), dikutip Kompas.com dari Antara.

Surat telegram itu menyebutkan bahwa Polri meminta jajarannya untuk bersikap sederhana sejalan dengan cita-cita mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih.

Polri juga meminta para pegawai negeri di lingkungan Polri untuk bersikap antikorupsi dan menerapkan pola hidup sederhana untuk mewujudkan pegawai negeri yang profesional dan bersih.

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun! Kabar Duka dari Habib Mustofa Al Jufri, Tokoh Kharismatik Karawang

* Polisi Perut Buncit Lakukan Hal Ini Agar Tubuh Kembali Ideal

Puluhan <a href='https://kupang.tribunnews.com/tag/polisi' title='Polisi'>Polisi</a> Dengan Perut Buncit Lakukan Hal Ini Untuk Mengembalikan Tubuh Idealnya
50 Polisi Gendut Perut Buncit, Disuruh Lari saat Terik Matahari Pakai Jaket hingga Jadi Begini (Dok Polda Jatim)
 

Sementara itu, di bulan Juli lalu, beginilah jadinya jika ada polisi gendut atau polisi perut buncit. Ada 50 polisi yang seperti itu.

Ya polisi perut buncit digembleng selama 10 hari untuk menurunkan berat badan berlebih atau obesitas.

Hal ini dilakukan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Jatim.

Tujuan yakni bakal mengembalikan bentuk tubuh ideal 50 anggota polisi yang bertubuh gemuk di Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto Jatim.

Mereka menjalani serangkaian program fisik maupun psikis yang dicanangkan oleh instruktur pelatihan.

Pelatihan kebugaran fisik itu dinamai oleh Polda Jatim sebagai program penurunan indeks massa tubuh.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menuturkan, program tersebut ditujukan bagi personel yang berat badannya dikategorikan obesitas (overweight).

“Ya idealnya mencapai berat badan ideal 70 kilogram lah,” katanya saat ditemui awak media di Mapolda Jatim, Jumat (19/7/2019).

Barung mengungkapkan, para anggotanya bertubuh tambun akan menjalani serangkaian pelatihan fisik yang cukup ketat dan berorientasi pada penurunan berat badan.

Mulai dari lari di tengah teriknya sinar matahari menggunakan jaket berbahan kedap air seperti parasut, senam aerobic, berenang, bahkan long march.

Kemudian, para peserta pelatihan juga akan menerima pelatihan yang berorientasi pada psikologis.

Dan tak ketinggalan, ungkap Barung, selama pelatihan berlangsung asupan makanan peserta akan diawasi oleh Ahli Gizi dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Jatim.

“Pola makan dan menu juga disesuaikan untuk menunjang pencapaian tujuan program ini,” ujarnya.

Program itu akan berlangsung selama 10 hari, dimulai sejak senin (15/7/2019) kemarin, hingga Jumat (26/7/2019) mendatang.

Tujuan program tersebut agar para personil Polda Jawa Timur bisa lebih leluasa dan maksimal menjalankan tugasnya melayani maayarakat.

"Biar lebih gesit dan cekatan melayani masyarakat," pungkasnya.

Innalillahi! Kabar Duka Ini Buat Vanessa Angel & Marshanda Nangis, Cecep Reza Meninggal Dunia

Kamp Penghancuran Perut Buncit

Sedikit berbeda Kepolisian Thailand juga memberikan hukuman bagi polisi gendut atau polisi perut buncit.

Dilansir dari odditycentral.com pada Rabu (20/3/2019), bagi polisi yang memiliki kelebihan berat badan, kantor Polisi Thailand akan mengirim mereka ke sebuah kamp.

Ini bukan sembarang kamp.

Melainkan kamp penururan berat badan sebagai bagian dari program nasional yang disebut “Belly Destruction” (Penghancuran Perut Buncit).

Sebelum mereka mengirim anggota polisi ke kamp ini, mereka melakukan program percontohan selama dua minggu lamanya.

Oleh karenanya, sejak itu, kantor polisi di Thailand mulai mengirim anggota polisi paling gemuk ke Pusat Pelatihan Polisi Pusat di kota Pak Chong, untuk mengambil bagian dalam aktivitas fisik yang intens yang dirancang untuk menyesuaikan ukuran perut mereka.

Tercatat, setiap kantor Polisi akan secara berkala mengirim dua hingga tiga anggota Ppolisi yang kelebihan berat badan ke pusat pelatihan.

Di pusat pelatihan itu, mereka akan berolahraga, mengendarai sepeda dan menerapkan diet sehat, kaya protein untuk mengurangi berat badan sebanyak mungkin.

Hingga pada akhirnya, program Belly Destruction (penghancuran perut buncit) mulai mendapatkan perhatian media dan warga.

Hal ini setelah foto-foto petugas polisi yang kelebihan berat badan yang ambil bagian dalam rutinitas latihan harian menjadi viral di media sosial.

"Ada banyak masalah jika Anda seorang polisi gemuk," kata Senior Sgt. Mayor Sornpetch Chantarak, penegak diet dalam program baru ini.

“Kamu bekerja lambat dan bergerak lambat saat kamu jatuh.”

“Itu tidak bisa diterima jika Anda seorang perwira yang ditugasi menangkap penjahat, karena Anda harus cekatan dan pergi dengan cepat.”

Menurut media lokal, anggota Polisi yang beratnya mencapai 200 kg berhasil menurunkan berat badan hingga 60 kilogram.

Sementara yang sedikit kelebihan berat badan (sekitar 80 kg) turun hingga 20 kg.

Dilihat dari foto-foto yang menjadi viral di media sosial, para anggota Polisi yang dikirim ke kamp akan dicukur rambutnya dan harus ditelanjangi hingga pinggang untuk memaparkan perut mereka.

Mereka juga dilaporkan menyerahkan kartu ID individu di mana beratnya sebelum dan sesudah program dicatat untuk melacak kemajuan mereka.

Foto-foto yang diposting di halaman Facebook Love Police mendapat cukup banyak perhatian, dengan sebagian besar komentator memuji para petugas karena bekerja keras untuk mengurangi berat badan.


Para anggota polisi bertubuh buncit dikirim ke kamp penghancur perut (MyJoyOnline)

Pola Defisit Kalori Setiap Hari

Berbeda dengan para anggota Polisi tersebut, seorang Polisi di Irlandia Utara sukses menurunkan berat badannya dengan cara memasak makanannya sendiri.

Melansir dari laman menhealth, Polisi tersebut bernama Griffin yang sempat memiliki bobot 155 kilogram diusia 20-an.

Dengan berat badan sebanyak itu, Griffin mengaku menjadi malas terutama untu berolahraga.

"Saya menjadi sangat malas. Saya tahu berat badan saya akan naik sebanyak itu.

Tapi, saya tidak punya keinginan atau dorongan untuk berusaha dan mengubahnya," ucapnya.

Meski mengaku senang berolahraga, tetapi dengan berat badan sebanyak itu, Giffin menjadi malas dan lebih senang menonton olahraga.

Griffin, Polisi yang sukses diet dengan cara memasak sendiri makanannya.

Griffin, Ppolisi yang sukses diet dengan cara memasak sendiri makanannya.

“Saya lebih memilih menonton olahraga. Saya akan memesan pizza atau masakan China untuk dibawa pulang. Saya membenarkan kebiasaan makan yang buruk dengan cara ini," katanya.

Griffin menjadi berniat melakukan diet usai menyadari pertambahan berat badannya hingga tak lagi muat mengenakan setelan jas miliknya.

Niat Griffin untuk menurunkan berat badan semakin tajam ketika ia berlibur di kepulauan Canary pada bulan Agustus 2018.

Akhirnya dia melakukan konsultasi dengan pelatih pribadi yang bernama Paul Dermody.

Dermody kemudian memintanya untuk menerapkan pola makan seimbang dan mencapai defisit kalori setiap hari.

Tak hanya itu, ia juga diminta untuk berjalan 10.000 langkah setiap hari dan memasak makanannya sendiri.

Dua bulan menjalani program dietnya itu, rekan-rekan Griffin mulai memuji perubahan tubuhnya.

Fans Via Vallen Serang Ayu Ting Ting, Dibela Inul Daratista, Apa Terjadi pada Sahabat Ruben & Ivan?

Larangan Polisi dan Keluarga Pamer Kemewahan

Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Polri)  mengeluarkan aturan terkait larangan pamer kemewahan bagi anggota dan keluarganya.

Larangan pamer kemewahan bagi anggota polri dan keluarganya tersebut tercantum dalam Surat Telegram Nomor: ST/30/XI/HUM.3.4/2019/DIVIPROPAM tertanggal 15 November 2019.

Dalam Surat Telegram yang ditandatangani oleh Kadiv Propam Polri Irjen Pol Sigit Prabowo tersebut berisikan tentang peraturan disiplin anggota Polri, kode etik profesi Polri, dan kepemilikan barang mewah oleh pegawai negeri di Polri.

Surat telegram itu menyebutkan bahwa Polri meminta jajarannya untuk bersikap sederhana sejalan dengan cita-cita mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih.

Saat dikonfirmasi, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Kombes Argo Yuwono membenarkan hal tersebut.

"Betul," ujarnya singkat saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Dalam surat telegram tersebut, imbuhnya terdapat tujuh poin larangan. Yaitu:

"1. Tidak menunjukkan, memakai, memamerkan barang-barang mewah dalam kehidupan sehari-hari baik dalam interaksi sosial di kedinasan maupun di area publik.

2. Senantiasa menjaga diri, menempatkan diri pola hidup sederhana di lingkungan institusi Polri maupun kehidupan bermasyarakat.

3. Tidak mengunggah foto atau video pada medsos yang menunjukkan gaya hidup yang hedonis karena dapat menimbulkan kecemburuan sosial.

4. Menyesuaikan norma hukum, kepatutan, kepantasan, dengan kondisi lingkungan tempat tinggal.

5. Menggunakan atribut Polri yang sesuai dengan pembagian untuk penyamarataan.

6. Pimpinan kasatwil, perwira dapat memberikan contoh perilaku dan sikap yang baik, tidak memperlihatkan gaya hidup yang hedonis terutama Bhayangkari dan keluarga besar Polri.

7. Dikenakan sanksi yang tegas bagi anggota Polri yang melanggar".

Ancaman

Anggota Polisi yang tetap melanggar aturan soal larangan pamer gaya hidup tersebut akan mendapat sanksi tegas.

Sanksi tersebut antara lain berupa kurungan penjara hingga pencopotan jabatan.

Namun, anggota yang diketahui telah melanggar, nantinya akan diperiksa terlebih dahulu. Bila terbukti melanggar maka sanksi tersebut akan dijatuhkan.

"Kalau misalnya terbukti, kami tindak sesuai mekanismenya. Bisa sampai ancaman kurungan, demosi, pencopotan jabatan," kata Kepala Divisi Humas Polri irjen Muhammad Iqbal seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Dinilai Tepat

Menanggapi larangan tersebut, sosiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto mengatakan hal itu sangat tepat.

" Polisi yang pamer kemewahan membuat masyarakat menilai jelek Polisi. Jadi sudah tepat dilarang," kata Bagong saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Pelarangan tersebut menurutnya memiliki dasar yakni karena polisi itu sendiri sebagai role model atau yang dijadikan panutan oleh masyarakat.

Selain itu, ia juga menyarankan agar harta serta kondisi ekonomi dari aparat kepolisian untuk dilacak lebih jauh lagi.

Pelacakan tersebut dimaksudkan bila memang tujuannya ingin "bersih-bersih" dan mencegah praktik tidak jujur oknum kepolisian.

Lebih lanjut ia menambahkan, polisi memiliki tugas sebagai penegak hukum, tak lain dari itu.

" Polisi wewenangnya penegakkan hukum. Jadi kalau mereka pamer harta di luar kelayakan tentu mengundang tanda tanya," tandasnya.

Artikel terkait polisi perut buncit ini tayang di Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved