Breaking News

Unika Santu Paulus Ruteng Wisuda 739 Sarjana dan Ahli Madya, Ini Harapan Rektor

Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng Wisuda 739 Sarjana dan Ahli Madya, Ini Harapan Rektor

Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Yohanes S.Lon, M.A saat menyerahkan sertifikat wisuda kepada salah satu wisudawan saat wisuda sarjana dan ahli madya di Aula Asumpta, Katedral Ruteng, Sabtu (16/11/2019) pagi. 

 Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng Wisuda 739 Sarjana dan Ahli Madya, Ini Harapan Rektor

POS-KUPANG.COM | RUTENG - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng mewisuda sebanyak 739 Sarjana dan Ahli Madya di Aula Asumpta, Katedral Ruteng, Sabtu (16/11/2019) pagi.

Dari ke-739 wisudawan/wisudawati itu sebanyak 644 orang berasal dari 6 (enam) Program Studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan 95 berasal dari dua Prodi pada Fakultas Ilmu Kesehatan dan Pertanian.

Yang wisudawan/wisudawati dari FKIP yakni Prodi Pendidikan Teologi sebanyak 19 orang, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris 73 orang, Prodi Pendidikan Matematika 80 orang, Prodi PGSD 192 orang, Prodi PG-PAUD 121 orang, dan Prodi PBSI 159 orang. Sementara itu, wisudawan/wisudawati dari 2 (dua) Prodi pada FKIP, yakni Prodi Keperawatan sebanyak 52 orang dan Prodi Kebidanan sebanyak 43 orang.

Guna Dapatkan Satu Data Pertanian, BBPP Kupang Siap Sukseskan Program Kostra Tani

Dalam wisuda Unika Stu.Paulus Ruteng ini Wabup Manggarai, Drs. Victor Madur, Pimpinan DPRD Manggarai, Forkompimda Manggarai, Pimpinan BUMN dan BUMD, Tokoh Masyarakat dan orangtua serta wali wisudawan.

Hadir juga utusan Kepala Sekolah SD, SMP, SMA dan SMK se-Kota Ruteng serta keluarga besar Unika Stu.Paulus Ruteng.

Dr. Max Regus, Pr, S.Fil, M.Si selaku Dekan FKIP Unika Stu.Paulus Ruteng dalam orasi ilmiah bertema
Membuka Kotak Pandora Abad Ke-21: Menggagas Kecerdesan Dalam Platform Glokalitas Sebagai Model Strategi Kebudayaan Milenial.

Dukung Peningkatan Akses Sanitasi di Malaka, Pijar Timur Gelar Pelatihan Wirausaha Sanitasi

Max mengatakan, Mitologi Yunani berkisah tentang kotak pandora yang dianalogikan dengan Abad ke-21. Konon, para dewa menghadiahkan sebuah guci kepada perempuan manusia pertama, bernama Pandora, pada pesta pernikahannya dengan Epimetheus--si otak carut-marut. Ada satu pesan untuk pandora.

"Dia dilarang membuka guci. Namun, dia tidak bisa membungkam rasa penasaran. Ketika dia membukanya, segala macam teror dan hal buruk bagi manusia, seperti masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, kedengkian, kelaparan, dan malapetaka lainnya kemudian bebas dan menjangkiti bumi dan kehidupan. Semua keburukan yang tersimpan dalam guci itu adalah hukuman dari Zeus atas tindakan pencurian api Olympus yang dilakukan Promotehus, saudara Epimetheus, yang diberikannnya kepada manusia," kata Max.

Ia mengungkapkan, abad ke-21 dengan mesin globalisasi yang terpompa kompetisi tanpa batas, pencapaian teknologi informasi yang siap menghisap menjadi titik-titik anonim dalam peradaban, dan menyengatnya aroma busuk radikalisme, menyisakan kegelisahan absolut.

"Problem krusial yang niscaya dipecahkan adalah pada pertanyaan pelik dan menantang ini, "bagaimana kita memastikan tetap menjadi “relevan” dalam kotak sejarah abad ke-21". Tentu saja, pertanyaan ini tidak hanya berurusan dengan jawaban teknologis-materalistis belaka, melainkan terutama bersentuhan dengan, the searching for our humanity, pencaharian mendalam akan kemanusiaan kita. Di titik ini, kita niscaya memikirkan apa yang digandrungi banyak orang dengan "strategi kebudayaan". Strategi kebudayaan berbicara tentang visi yang luas dan harapan tertinggi dari kolaborasi semua agen perubahan (agent of change) untuk kehidupan beradab. Strategi kebudayaan secara praktis berarti pembentukan opini, keyakinan, dan perilaku yang mengarah pada transformasi peradaban. Strategi budaya membuka kembali, menata dan menulis ulang "narasi" untuk masyarakat yang adil dan inklusif," ujar Max.

Ia mengungkapkan,teknologi digital serentak mengubah masyarakat dewasa ini. "Yang mana teknologi informasi pada tahun 2040 akan menjadi menarik. Dari sekian banyak cerita seputar revolusi informasi, "Big data" (data besar) muncul sebagai salah satu fakta teknologis. Big data berhubungan dengan tindakan mengumpulkan dan menyimpan informasi dalam jumlah besar.

Yang biasanya dilakukan korporasi dan lembaga-lembaga bisnis trans-nasional. Doug Laney, penulis buku infonomics: how to monetize, manage, and measure information as a competitive advantage mengartikulasikan BIG DATA dalam huruf V dengan tiga elemen utama: pertama, volume, organisasi mengumpulkan data, velocity; kecepatan data yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan variety; keberagaman data. Dalam kehidupan sehari-hari, big data dan teknologi informasi bekerja begitu sederhana. Sebagai contoh, ketika anda "jatuh cinta" dan kemudian "patah hati", dua pengalaman itu tidak akan masuk dalam "big data".

Namun, ketika Anda nmenceritakan pengalaman itu di dinding FB, Twitter, Instagram Anda, maka pengalaman itu masuk dalam BIG DATA. Kita dengan mudah terhisap dan lenyap dengan lekas dalam badai revolusi teknologi informasi," papar Max.

Sementara itu, Rektor Unika Stu.Paulus Ruteng, Dr. Yohanes S. Lon, M.A dalam sambutannya menyampaikan para
wisudawan sebagai aset berharga di Manggarai Raya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved