Breaking News

Warga Manulai 2 Kupang Khawatir Embung Kering

Warga kampung Lama Manulai, Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang mulai khawatir embung kering

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Gasper Tefa, warga Kampung Lama Manulai II sedang menimba air di salah satu embung di wilayah setempat, Sabtu (2/11/2019). 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Warga kampung Lama Manulai, Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang mulai khawatir embung kering karena debit air di sejumlah embung berkurang. Embung ini digunakan warga untuk menyiram sayuran.

Pantauan POS-KUPANG.COM, Sabtu (2/11/2019) di kampung ini terdapat sekitar enam embung masing-masing terletak di RT 16, 17, 18 dan 19.

Ada tiga embung lainnya masih ada air namun debitnya telah berkurang banyak. Sedangkan tiga lainnya mulai menunjukkan kondisi yang mulai kering.

Ini Pasal yang Dipakai Menjerat Mahasiswi Pelaku Buang Bayi Perempuan di Ruteng Manggarai

Embung yang kering total yakni yang terletak di RT 16. Embung ini tidak begitu luas tetapi sering dimanfaatkan warga untuk keperluan mencuci, menyiram dan untuk konsumsi ternak.

Namun memasuki musim kemaru, warga setempat mulai kesulitan memperoleh air karena embung yang satu ini selalu kering.

Sedangkan salah satu embung yang terletak di RT 18/RW 8, memang masih ada air, tetapi sudah hampir kering.

Magnetic Jikom Fest 2019 Undana Kupang Memukau

Embung ini memiliki kedalaman sekitar 5-10 meter, namun saat ini hanya dibawah lutut orang dewasa.

Meski begitu, sejumlah petani tetap memanfaatkan untuk menyiram sayuran, konsumsi ternak serta mencuci.

Beberapa warga yang ditemui mengatakan, selama ini adanya embung di wilayah itu, sangat membantu mereka dalam hal berkebun dan juga untuk kebutuhan alam rumah.

Gasper Tefa warga setempat mengatakan, embung yang terletak di RT itu biasanya mulai menunjukkan kondisi mengering mulai Bulan Juli atau September. Dan mulai parah pada bulan Oktober hingga November.

"Kalau hujan turun terlambat maka bisa kering," kata Tefa

Dia mengatakan, embung-embung ini bisa kembali memiliki air apabila hujan turun dan mulai kelihat penuh saat bulan Januari-Maret.

"Embung ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu dan selama ini warga terbantu terutama untuk menyiram sayur. Hasilnya mereka jual ke pasar sebagai salah satu mata pencaharian Namun kalau ada embung yang kering sama sekali maka mereka juga berhenti usaha," katanya.

Bernadus Lalus, warga lainnya mengakui, adanya embung di wilayah itu mereka bisa berusaha.

"Kami bergantung pada embung ini sehingga bisa tanam sayur untuk jual ke pasar," kata Lalus. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved