Respon Suster Dolorosa di Taman Seminari Flos Carmeli Sikka Didatangi Tamu dari Papua

Respon Suster Dolorosa di Taman Seminari Flos Carmeli Sikka Didatangi Tamu dari Provinsi Papua

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO’A
Suster Maria Dolorosa Nenu Wea, INSC bersama Kakanmenag Sikka, Antonius Nggaa Rua (kiri), dan Kabid Bimas Katolik Propinsi Papua, Fransiskus Kariyanto (kanan), Jumat (1/11/2019) di Taman Seminari Flos Carmeli, Desa Waiara, 7 Km arah timur Kota Maumere, Pulau Flores. 

Respon Suster Dolorosa di Taman Seminari Flos Carmeli Sikka Didatangi Tamu dari Provinsi Papua

POS-KUPANG.COM | MAUMERE -  Kunjungan studi  banding  rombongan Kepala Bidang  Bimas Katolik  Kementrian Agama (Kemenag)  Provinsi  Papua  ke  Taman  Seminari  Flos Carmeli di  Desa Waiara,  7 Km arah  timur, Kota Maumere, Pulau  Flores, Jumat  (1/11/2019)  membawa   sukacita kepada suster-suster  pengelola taman  kanak-kanak (TKK)  itu.

“Senang sekali kayak di  surga begitu.  Apalagi  orang   Papua dengan persiapan yang  lama datang ke sini.  Mereka lihat  kita di  desa,” ujar  Suster Maria Dolorosa Nenu Wea, INSC,  Kepala  TKK, kepada  pos-kupang.com.

Taman   Seminari  Flos  Carmeli dimulai dua  tahun  lalu,  kata  Suster   Dolorosa,  mengutamakan pendidikan  Kristiani. Nilai-nilai  Kristiani  yang dimasukkan ke dalamnya   spiritualitas Carmel. 

“Ana-anak   ini dididik  dalam Biara Carmel,  sehingga dimasukan  nilai  doa, persaudaraan  dan pelayanan.  Juknis   Kementrian  Agama  kami ikuti,” ujar  Suster  Dolorosa.

Hal  yang  dilakukan  dalam taman seminari, kata  Suster  Dolorosa,  mendidik  anak  menjadi  100  persen Katolik dan 100  WNI. 

“Tapi, kami  mau  lebih dalam  lagi,  anak-anak  menjadi pribadi berkarakter lebih mencintai  Tuhan. Takut  pada Allah sejak kecil,” ujar  Suster  Dolorosa.

Taman Seminari   Flos  Carmeli  berlokasi di Dusun  Wairwerut, Desa  Waiara, memiliki sarana dan prasarana  pendidikan  ‘mewah’   mendidik 103  anak. Dominan mereka dari  keluarga  petani, nelayan, buruh  dan  hanya  sedikit  orangtua anak-anak  berlatar belakang ASN.

Pengelola, diakui Suster  Dolorosa  juga  tak menuntut  berlebihan    biaya  Rp 50.000/bulan  dibayar tepat waktu.  

“Mereka mau  bayar  tepat waktu  atau bukan urusan kemudian. Ada  yang  akhir  semester dibayar ada yang  satu  tahun sekali. Kami  tetap  kasih  pelayanan.  Sekolahnya bagus, tapi  ini bukan bisnis  tapi pelayanan kepada  umat.  Seutuhnya  melayani masyarakat.  Kami  hadir  dan  hidup bersama   umat,”   imbuh  Suster  Dolorosa.    

Kepala  Kantor Kementrian  Agama Sikka, Antonius  Nggaa Rua,  mengaku bangga  taman seminari  di   Sikka  dijadikan   tempat studi  banding.

“Perjuangan  kita memajukan  taman seminari   ternyata dilirik  juga   dari Propinsi  Papua. Ini  yang membanggakan  kami,” kata Antonius.

Kabid   Bimas  Katolik   Papua, kata   Antonius,  mengakui   benar taman seminari ini yang terbaik. Mereka  terlibat diskusi dengan   suster kepala dan semua  stakeholder dan  mendapatkan   informasi yang bagus.

“Model ini yang mungkin  bisa diterapkan di  Papua,  yang paling penting adalah medote pendampingan oleh suster terhadap anak-anak,”  ujar Antonius.

Rombongan  studi  banding dipimpin Kepala Bidang Bimas  Katolik    Kantor Kementrian Agama Propinsi Papua,  Fransiskus Kariyanto, S.Ag,M.Si,  diiikuti  Kepala Seksi  Pendidikan Keagamaan Katolik, Frederikus  B. Piran, Kepala  Seksi  Pendidikan  Agama  Katolik, Since Rumuy,   Kepala Sekolah  PAUD Taman  Seminari Reinha Rosari  Arso VI,  Kabupaten Keerom,  Sr.Maria  Petronela, PRR, dan  Kepala  Paud Taman Seminari Sta.Theresia Arso   XIV, Sabina Beko. (laporan  reporter  pos-kupang.com, eginius mo’a).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved