Uskup Katolik Dukung Pemberian Izin kepada Lelaki Menikah Jadi Pastor di Amazon sebagai Pengecualian
Para uskup Katolik di Roma mengusulkan untuk memberi izin kepada lelaki yang sudah menikah untuk menjadi Pastor di wilayah Amazon
Para Uskup Katolik Dukung Pemberian Izin kepada Lelaki Menikah Menjadi Pastor di Amazon sebagai Pengecualian
POS-KUPANG.COM - Para uskup Katolik di Roma mengusulkan untuk memberi izin kepada lelaki yang sudah menikah untuk menjadi Pastor di wilayah Amazon, mengecualikan mereka dari kewajiban selibat yang berumur ribuan tahun.
Usulan yang dihasilkan dari jajak pendapat itu muncul pada akhir sebuah pertemuan khusus di Vatikan tentang Amazon, tempat yang mengalami kekurangan jumlah pastor.
Supaya usulan tersebut bisa berlaku, ia harus mendapatkan dukungan dari Paus Fransiskus, yang dijadwalkan untuk mengungkapkan posisinya tak lama lagi.
Kelompok tradisionalis khawatir pelonggaran aturan ini akan menyebar ke seluruh Gereja Katolik, melemahkan karakter uniknya.
Jajak pendapat tersebut diadakan dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga minggu, disebut sinode, dan dihadiri sekitar 180 uskup di Roma. Pertemuan tersebut juga mengkaji peran Perempuan dalam gereja, dan isu-isu lingkungan.
Gereja Katolik adalah institusi tertua di dunia Barat, berusia hampir 2000 tahun, dan beranggotakan lebih dari satu miliar orang.
Kenapa pastor begitu langka di Amazon?
Penduduk di sedikitnya 85% desa di Amazon tidak bisa menghadiri Misa setiap minggu, lansir kantor berita Reuters.

"Terkadang perlu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sebelum seorang pastor bisa kembali ke suatu komunitas untuk merayakan Ekaristi, menawarkan sakramen tobat atau pengurapan orang sakit," kata dokumen sinode.
Tiga dari lima uskup di sinode berasal dari sembilan negara Amazon, lansir kantor berita AFP.
Apa alasan di balik keputusan ini?
Menurut usulan sinode, yang mendapat 128 suara dukungan dan 41 penolakan, "laki-laki baik" yang sudah menikah bisa bergabung dengan keuskupan di daerah-daerah terpencil di wilayah Amazon.
Para pendukung perubahan itu berpendapat ini bukan pemutarbalikan aturan tentang selibat bagi pastor, melainkan pengecualian, seperti yang diberikan kepada para rohaniwan Anglikan yang masuk Katolik.
"Keragaman yang sah tidak merusak persekutuan dan persatuan Gereja, tapi mengekspresikan dan mendukungnya," kata dokumen akhir sinode itu, seperti dikutip oleh Catholic News Agency.
Berbicara di sebuah jumpa pers pada akhir sinode, Uskup Agung Benevento, Kardinal Michael Czerny, menjelaskan keputusan tersebut: "Ada yang harus berubah.
"Kita tidak bisa terus mengulang-ulang respons lama terhadap masalah mendesak dan berharap mendapatkan hasil yang lebih baik dari yang kita dapatkan sejauh ini."
Paus Fransiskus diperkirakan akan mengeluarkan pedomannya terkait persoalan ini pada akhir tahun.
Bagaimana dengan keputusan terkait perempuan dan lingkungan?
Para uskup mengakui bahwa di Amazon "mayoritas komunitas Katolik dipimpin oleh perempuan".
Mereka mengkaji persoalan pentahbisan perempuan sebagai diakon, yang di Gereja Katolik posisinya setingkat di bawah pastor. Mereka diizinkan untuk merayakan pernikahan dan baptisme, tapi tidak memimpin Misa.
Para uskup juga menyerukan kepada Paus untuk menjadikan "aksi dan kebiasaan polusi serta penghancuran harmoni lingkungan" suatu "dosa ekologis", lansir AFP.
'Berhala' yang dianggap mengganggu sinode
Paus Fransiskus meminta maaf setelah patung suku pribumi Amazon dicuri dari sebuah gereja di Roma dan dibuang ke Sungai Tiber selama pertemuan.
Lima patung perempuan telanjang dan sedang hamil yang terbuat dari kayu diambil dari gereja pada hari Senin (27/10).
AFP/GETTY IMAGES
Pelaku yang identitasnya belum diketahui – diyakini merupakan militan Katolik konservatif – menyebut patung-patung itu "berhala".
Mereka belakangan mengunggah sebuah video yang menunjukkan bagaimana patung yang disebut Pachamama itu dicuri dan kemudian dilemparkan ke sungai.
Pachamama adalah dewi yang dipuja komunitas masyarakat adat di Amazon.
Apa itu Sinode?
Dilansir dari akun facebook Komsos KWI, Minggu (27/1/2019), "sinode" artinya 'pertemuan'. Berasal dari kata Latinitas serior, serapan Yunani "sunodos" = "sun" yang berarti 'bersama', dan 'hodos' berarti 'jalan'.
Sinode Biasa Para Uskup ke-15 diselenggarakan di Vatikan, Selasa (3/10/2019) sampai Minggu (27/10/2019).
Tema Sinode tahun ini: Orang Muda, iman, dan diskresi panggilan; membuat banyak orang menyebut sinode ini sebagai "Sinode Orang Muda".
Lantas, apa itu sinode?
Sinode adalah pertemuan para uskup untuk mendiskusikan sebuah topik (bisa tentang teologi atau pastoral), yang nantinya akan dikonsultasikan kepada Sri Paus.
Selain sinode biasa yang diadakan setiap tiga tahun sekali, ada pula sinode luar biasa dan sinode istimewa.
Sinode luar biasa diadakan atas permintaan Paus bila ada kebutuhan mendesak.
Sedangkan sinode istimewa merujuk kepada topik khusus dan umunya bersifat regional. Misal: Sinode untuk Asia, Sinode untuk Lebanon.
Bukan hanya para uskup, sinode juga diikuti auditor. Auditor (biasanya awam) ditunjuk Bapa Suci sebagai partisipan, tapi tidak punya hak suara seperti para uskup.
Misalnya, pada Sinode Orang Muda 2018, 34 OMK diundang sebagai auditor, yang mana belum pernah dilakukan sebelumnya.
Peserta sinode kemudian dibagi menjadi kelompok menurut bahasa, untuk mengelaborasi sesi-sesi sinode. Kelompok ini disebut Circoli Minori.
Pada sinode tahun ini, ada 14 kelompok bahasa: 4 B. Inggris, 3 B. Perancis, 3 B. Italia, 2 B. Spanyol, 1 B. Jerman, dan 1 B. Portugis.
Paus menerima hasil sinode, kemudian membuat anjuran apostolik pascasinode. Isinya: rekomendasi yang dibuahkan dari sinode, beserta refleksi Bapa Suci.
Contonya, Amoris Laetitia sebagai anjuran apostolik hasil Sinode Para Uskup 2015 tentang keluarga.
Sumber: BBC News Indonesia/facebook Komsos KWI