Gereja yang Memiskinkan Dalam Buku Perzinahan di Rumah Tuhan

Beberapa tenda dan sebuah panggung lagi dibangun dekat area Gong Perdamaian.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GECIO VIANA
Suasana diskusi buku Perzinahan di Rumah Tuhan di Taman Nostalgia Kota Kupang, Kamis (24/10/2019). 

"Dengan adanya momen ini, kita bisa berdiskusi langsung dengan penulis buku. Teman-teman bisa bertanya ataupun berbagi soal pengalaman menulisnya," katanya.

Minimnya Kritik Sastra

Dunia sastra di NTT sudah cukup berkembang, namun masih kekurangan kritikus sastra.

Dengan adanya kritik sastra, para penulis bisa melihat kembali proses berkreatifnya, dan bisa menulis tema-tema yang belum terjamah.

Rafael Pura, seorang jurnalis yang hadir pula pada diskusi itu, mengungkapkan harapannya akan dunia kritik sastra di NTT.

"Saya lihat belum begitu banyak kritikus sastra. Padahal kehadiran kritikus itu sangat penting," ucap alumni FISIP Undana Kupang ini.

Dengan adanya diskusi semacam ini, Rafael berharap ada ketertarikan dari para kritikus untuk bisa mengulas buku-buku yang ditulis penulis NTT.

VIDEO: Berniat Mencari Ikan, Nelayan Asal Ende Malah Jatuh dari Kapai Lalu Tewas. Ini Videonya

Peringati HLN, PLN Berbagi Kasih Dengan Pensiunan

"Apalagi tema-tema yang diangkat dalam antologi ini sangat berkaitan dengan kehidupan sekarang. Kritik sangat penting supaya pembaca awam bisa memahami lebih jauh isi buku," ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved