Buntut Tawuran FKIP VS FST, Rektor Undana Drop Out Dua Mahasiswa

Tawuran antarmahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang kembali pecah, Senin (14/10/2019) sekitar pukul 14.00 Wita

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GECIO VIANA
Rektor Undana Kupang, Prof Ir Fredrik L Benu, M.Si., Ph.D saat ditemui di halaman Jemaat GMIT Paulus Tingkat 1 Kota Kupang, Minggu (20/10/2019) malam. 

Buntut Tawuran FKIP VS FST, Rektor Undana Drop Out Dua Mahasiswa

POS-KUPANG.COM | KUPANG --Tawuran antarmahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang kembali pecah, Senin (14/10/2019) sekitar pukul 14.00 Wita.

Tawuran ini melibatkan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Sains dan Teknik (FST).

Tawuran sebelumnya terjadi pada Jumat (11/10/2019) sekitar pukul 17.15 Wita.

Buntut dari tawuran ini, Rektor Undana Kupang, Prof Ir Fredrik L Benu, M.Si., Ph.D mengeluarkan 'Drop Out' dua mahasiswa.

Benu tidak merincikan nama ataupun inisial kedua mahasiswa, namun Benu menyebutkan, dua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Mesin FST.

"Mahasiswa itu dari FST Prodi Teknik Mesin," katanya saat ditemui di halaman Jemaat GMIT Paulus Tingkat 1 Kota Kupang, Minggu (20/10/2019) malam.

Kedua mahasiswa tersebut terlibat langsung dalam tawuran susulan dan saat ditegur oleh dirinya, kedua mahasiswa tidak menggubris, bahkan hendak 'berkelahi' dengan dirinya selaku orang nomor satu di Undana.

"Saya tidak main-main, kalau berantem saya keluarkan, ditegur tidak mau. Rektor tegur mau berantem dengan rektor, dikeluarkan saja," tegas Benu.

Dikatakannya, harus ada sanksi tegas sehingga semua pihak dapat mengontrol diri dan kejadian serupa tidak terulang lagi.

"Ini harus ada punishment terhadap mereka supaya masing-masing dapat mengontrol diri. Tidak bisa satu fakultas merasa dia komunitas sendiri dan paling benar," ungkapnya.

Diakuinya, tawuran yang melibatkan mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin FST Undana kerap terjadi.

Sehingga, pihaknya sudah memberikan teguran keras kepada Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknik Mesin FST Undana

"Ini bukan satu kali, ini sudah kesekian kali itu prodi (Prodi Teknik Mesin FST). Makanya saya buat teguran keras kepada kaprodinya, bila perlu kaprodinya diganti aja karena tidak bisa didik anak-anaknya. Hari Senin saya proses," katanya.

Pihaknya juga membenarkan bahwa akar persoalan dari tawuran tersebut dari masalah satu tas kuliah milik mahasiswa FST disembunyikan dan diambil oleh salah seorang mahasiswa dari FKIP.

"Hanya masalah tas saja, terus media sosial lalu mereka saling tersinggung," katanya.

Tawuran antarmahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang kembali pecah, Senin (14/10/2019) sekitar pukul 14.00 Wita,

Tawuran ini melibatkan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Sains dan Teknik (FST).

Tawuran sebelumnya terjadi pada Jumat (11/10/2019) sekitar pukul 17.15 Wita.

Seorang mahasiswa FST Prodi Teknik Mesin, Tedi (23) mengaku, tawuran susulan tersebut terjadi saat ia dan 5 rekannya sedang berada di sebuah kantin yang terletak tidak jauh dari gedung FKIP Undana.

Saat menikmati makan siang di kantin tiba-tiba, lanjut Tedi, segerombolan mahasiswa dari FKIP Undana

Mahasiswa FKIP Undana rupanya curiga dan menduga kalau mereka dimata-matai sehingga terjadi pengejaran dari mahasiswa FKIP.

"Kami kaget karena ada teriakan disertai aksi kejar-kejaran dari mahasiswa FKIP Undana dan ada yang menggunakan parang," ujar Tedy.

Ia dan rekan-rekannya pun menyelamatkan diri dan lari ke arah kampus sambil menghubungi rekan mereka. Mahasiswa FST Undana pun siaga dan hendak melakukan aksi balasan, namun diredam para dosen.

Seorang dosen Prodi Teknik Mesin FST, Tom Boimau mengumpulkan mahasiswanya dan memberikan arahan.

Sementara dekan FKIP Undana, Melkisedek Taneo juga mengumpulkan puluhan mahasiswa FKIP di halaman kampusnya.

Ia meminta mahasiswa FKIP Undana secara sukarela mengembalikan tas yang menjadi pemicu pertikaian itu.

"Jika ada mahasiswa FKIP Undana yang menyimpan tas yang menjadi sumber masalah maka mari kembalikan melalui saya dan saya akan mengembalikan ke FST," katanya didampingi sejumlah dosen FKIP Undana.

Demi keamanan dan kenyamanan proses kuliah, ia pun meliburkan mahasiswanya pada Selasa (15/10/2019).

"Tidak ada perkuliahan pada Selasa," ujarnya.

Melkisedek juga menegaskan, semua mahasiswa harus kembali ke kampus untuk kegiatan kuliah pada Rabu (16/10/2019) dan kembali mengikuti kuliah dengan tetap waspada.

"Kita akan kembali kuliah pada Rabu, namun tetap waspada dan jika ada yang mencurigakan maka harus bisa membela diri," tandasnya.

Kepada awak media, Melkisedek mengaku pihak universitas telah melakukan mediasi dan menggumpulkan dekan FKIP dan FST serta para dosen.

Namun, tawuran kembali pecah usai pertemuan tersebut.

"Nanti ketemu langsung Wakil Rektor III," katanya saat dimintai komentarnya terkait kronologis kejadian.

Sementara itu Kapolsek Kelapa Lima, AKP Andri Setiawan, SH SIK dan Danramil Kota Kupang, Hardjito menyambangi kampus FST dan FKIP Undana.

Dihadapan puluhan mahasiswa di kedua kampus dalam kesempatan yang berbeda kedua perwira TNI dan Polri ini menyerukan untuk menghentikan aksi kekerasan di kampus.

Mereka mengimbau agar mahasiswa berkonsentrasi menyelesaikan kuliah dan menjadi kaum intelek yang menjadi harapan bangsa serta menghindari kekerasan dan aksi anarkis.

Informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM, tawuran tersebut terjadi berawal dari minggu lalu saat sekelompok mahasiswa FST Undana berada di kantor BAAK lama Undana yang terletak dekat kampus FST.

Saat itu, salah satu tas kuliah milik mahasiswa FST disembunyikan dan diambil oleh salah seorang mahasiswa dari FKIP.

Kelompok mahasiswa FST Undana kemudian pergi mencari oknum mahasiswa FKIP Undana yang menyembunyikan tas tersebut.

Saat itu oknum mahasiswa FKIP Undana berjanji akan segera mengembalikan tas mahasiswa FST Undana.

Namun hingga aksi tawuran tersebut pecah, tas tersebut belum juga dikembalikan sehingga berujung dengan terjadinya aksi tawuran.

Dalam aksi tawuran tersebut, para mahasiswa saling lempar menggunakan batu yang berada di area kampus.

Ada dua Peringatan Dini BMKG di Wilayah NTT Hari Ini, Yuk Simak Penjelasannya!

Begini Pernyataan Ketua DPW NTT Jika VBL Diangkat Jadi Menteri

Kapolsek Kelapa Lima juga sudah menurunkan anggotanya dan menjamin keamanan di kedua fakultas ini akan kondusif dan polisi terus melakukan penjagaan hingga kondisi benar-benar kembali normal.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved