Kabar Duka

INNALILLAHI! Kabar Duka Datang dari TNI AU, Penerjun Pertama Imanuel Nuhan Meninggal Dunia

INNALILLAHI! Kabar Duka Datang dari TNI AU, Penerjun Pertama Imanuel Nuhan Meninggal Dunia

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
(ANTARA News/Ade P Marboen)
Penerbang dan awak C-130H Hercules nomor registrasi A-1323 dari Skuadron Udara 31 bersama komandan skuadron itu, Letnan Kolonel Penerbang Adrian Damanik (tengah), berpose setiba mereka di apron Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin. Mereka telah menyelesaikan misi operasi militer selain perang membantu korban topan Haiyan di Filipina selama 11 hari. 

INNALILLAHI! Kabar Duka Datang dari TNI AU, Penerjun Pertama Imanuel Nuhan Meninggal Dunia

POS-KUPANG.COM - INNALILLAHI! Kabar Duka Datang dari TNI AU, Penerjun Pertama Imanuel Nuhan Meninggal Dunia

Kabar tentang meninggalnya salah seorang penerjun pertama TNI AU itu disampaikan melalui akun Twitter #RanoKalteng @Ranorahman

Berikut unggahan RanoKalteng @Ranorahman tentang meninggalnya Imanuel Nuhan.

Telah meninggal dunia Bapak IMANUEL NUHAN

salah satu Penerjun Pertama TNI AU

pada hari Rabu, 9 Oktober 2019 pukul 19.00 WIB,

Usai Dandim Kendari, Giliran Anggota POM AU Dicopot! Istri Doakan Kematian Menkopolhukam Wiranto

Prabowo Ungkap Wiranto Ditangani 9 Dokter Senior TNI, Tepis Rekayasa Penusukan Menkopulhukam

dalam usia 96 thn.

Sejarah mencatat penerjunan pertama tgl 17 Oktober 1947

sebagai hari jadi Korps Pasukan Khas Angkatan Udara @_TNIAU @Puspen_TNI

Penerjunan Pertama

Mengutip WIkipedia, Gubernur Kalimantan Ir Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI agar mengirimkan pasukan payung ke Kalimantan untuk tugas membentuk dan menyusun gerilyawan.

Dalam hal ini untuk membantu perjuangan rakyat di Kalimantan, membuka stasiun radio induk untuk memungkinkan hubungan antara Yogyakarta dan Kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan daerah penerjunan (dropping zone) untuk penerjunan selanjutnya.

Tata Cara Sholat Tahajud, Bacaan Niat dan Keutamaan, Dikerjakan di Sepertiga Malam

Laudya Cynthia Bella Tuduh Raffi Ahmad Matre, Begini Pembelaan Asisten Terhadap Suami Nagita Slavina

Atas inisiatif Komodor (U) Suryadi Suryadarma kemudian dipilih 12 orang putra asli Kalimantan dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan.

Tanggal 17 Oktober 1947, tiga belas orang anggota berhasil diterjunkan di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Mereka adalah:

* Hari Hadi Sumantri (montir radio AURI asal Semarang)

* FM Soejoto (juru radio AURI asal Ponorogo)

* Iskandar (pimpinan pasukan)

* Ahmad Kosasih

* Bachri

* J Bitak

* C Williem

Video Terbaru Detik-detik Penusukan Menkopulhukam Wiranto! Tikaman Pertama Telak di Perut

Dua Istri TNI Nyinyir Kasus Penusukan Wiranto, Suaminya, Dandim & Oknum TNI Dilibas KSAD

* Imanuel Nuhan

* Amirudin

* Ali Akbar

* M Dahlan

* JH Darius

* Marawi

Semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna kecuali mendapatkan pelajaran teori dan latihan di darat (ground training). Seorang lagi yaitu Jamhani batal terjun karena takut.

Mereka diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh Bob Freeberg yang berkebangsaan Amerika sekaligus sebagai pemilik pesawat, ko-pilot Opsir (U) III Suhodo, dan jump master Opsir Muda (U) III Amir Hamzah.

Isteri Sebut Wiranto Cemen di Medsos, Dandim Kendari Harus Meringkuk di Balik Jeruji Besi

5 Zodiak ini Ga Bakal Balikan dengan Mantan Pacar, Apakah Pasangan Kamu Termasuk?

Bertindak sebagai penunjuk daerah penerjunan adalah Mayor (U) Cilik Riwut yang putra asli Kalimantan.

Ini adalah operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia.

Pasukan ini awalnya akan diterjunkan di Sepanbiha, Kalimantan Selatan namun akibat cuaca yang buruk dan kontur daerah Kalimantan yang berhutan lebat mengakibatkan Mayor (U) Cilik Riwut kebingungan saat memprediksi tempat penerjunan.

Setelah bergerilya di dalam hutan pada tanggal 23 November 1947, pasukan ini disergap tentara Belanda akibat pengkhianatan seorang kepala desa setempat, yang mengakibatkan gugurnya Hari Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih.

Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.

Dalam pengadilan, Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka adalah pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal biasa.

Mereka dibebaskan setelah menjalani hukuman 1 tahun dan langsung diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U) Suryadi Suryadarma.

Peristiwa Penerjunan yang dilakukan oleh ke tiga belas prajurit AURI tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan khas TNI Angkatan Udara.

Tanggal 17 Oktober 1947 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).

Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI Angkatan Udara.

Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat.

Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.

Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI.

Paskhas mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.

Korpaskhas bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan Paskhas sebagai pasukan matra udara untuk siap operasional dalam melaksanakan perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.

Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved