Pantai Harnus Lewoleba Jadi Tempat Mesum Pada Malam Hari

Lokasi Pantai Harnus yang ada di wilayah Kelurahan Lewoleba Timur, Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata jadi tempat mesum pada malam hari

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Lokasi Pantai Harnus Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata yang seringkali disalahgunakan warga sebagai tempat mesum pada malam hari. Gambar diabadikan pada Minggu (6/10/2019) siang 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Lokasi Pantai Harnus yang ada di wilayah Kelurahan Lewoleba Timur, Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata seringkali disalahgunakan oknum tak bertanggungjawab menjadi tempat mesum pada malam hari. Kondisi ini sering dikeluhkan warga Kota Lewoleba sebagai tempat 'ukur badan' para remaja dan kaum muda karena lokasinya yang gelap tanpa adanya lampu penerangan.

Kondisi ini juga turut diungkapkan Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Lembata, Rofinus Laba Lasar.  "Itu tempat yang paling ramai," ungkap Rofinus, Kamis (3/10/2019).

Selain maraknya praktik prostitusi terselubung di tempat-tempat hiburan malam di Kota Lewoleba, aktivitas mesum dan pergaulan bebas remaja dan kaum muda juga bisa jadi penyebab tingginya angka penderita HIV/Aids di Kabupaten Lembata.

Unik, Warga Perbatasan dan TNI Kibarkan Bendera Raksasa di Puncak Manuaman Belu

Secara terpisah, Sekretaris Camat Nubatukan, Mustan Paokuma, membenarkan kalau sudah ada laporan dari warga kalau lokasi Pantai Harnus sering dijadikan tempat mesum.

Pada saat pihak kecamatan mengadakan kunjungan kerja di Kelurahan Lewoleba Utara, Kecamatan Nubatukan, kata Mustan, ada warga juga yang menyampaikan hal ini.

"Kami sudah sempat menyampaikan kepada bagian kelistrikan untuk bisa menambah sistem penerangan," urainya, Jumat (4/10/2019).

Pilkada 2020 - Manggarai dan Manggarai Barat Belum Selesai Bahas Anggaran

Menurut laporan dari warga, Mustan menuturkan, ada orang yang memanfaatkan satu bangunan kosong di sekitar Pantai Harnus yakni gedung bekas yang dulunya dipakai sebagai Pos TNI AL sebagai tempat aktivitas mesum. Lokasi gedung itu sekarang mubazir dan tak terpakai lagi.

"Kita bukan darurat sampah yang kelihatan saja, tapi juga darurat sampah sosial. Ini bahaya."

Laporan lain dari warga adalah juga perihal kurangnya pengawasan pemilik kos-kosan di Kota Lewoleba sehingga disalahgunakan oleh pelajar dan orang dewasa.

"Selama ini kos ini kita lihat bangunan saja, pemiliknya ada di Larantuka, di Kupang. Mereka hanya membutuhkan uangnya saja. Mereka tidak pernah mengecek siapa yang menghuni kos itu. Kadang kos kosan itu ditempati laki-laki dan perempuan. Itu munculnya saat kami kunjungan ke Kelurahan Lewoleba Tengah," papar Mustan. Dia berharap masalah-masalah sosial semacam ini bisa segera diatasi.

Sama dengan Rofinus dan Mustan, Pengelola program HIV/Aids KAPD Lembata, Kornelia Nugi Baon juga merasa prihatin dengan areal Pantai Harnus dan sekitarnya yang acapkali disalahgunakan pada malam hari.

Bukan sebagai tempat rekreasi, tapi justru pantai yang dekat dengan Pelabuhan Laut Lewoleba itu dijadikan tempat maksiat anak muda. Situasi ini berbahaya karena bisa jadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus HIV/Aids di Lembata.

Kornelia menyebutkan kasus HIV/Aids yang selama ini terjadi di Kabupaten Lembata, 80 persen penyebabnya adalah karena seks bebas. Berdasarkan data yang dikeluarkan KPAD, dari total 27 pengidap HIV/Aids tahun 2019 di Lembata, setidaknya terdata ada 10 orang penderita berusia 20-24 tahun dan 9 orang penderita berusia 24-49 tahun.

Dia sangat berharap kasus ini bisa ditekan di masa mendatang dengan adanya koordinasi yang baik antar pihak pemerintah dan swasta.

Tren Kasus HIV/Aids di Lembata Meningkat

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved