Kisah Warga Pendatang Diselamatkan Warga Asli Wamena di Gereje, Kawal Hingga Kerusuhan Redah

Kisah Warga Pendatang Diselamatkan Warga Asli Wamena di Gereje, Kawal Hingga Kerusuhan Redah

Editor: Alfred Dama
(AFP/VINA RUMBEWAS)
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah. 

Kisah Warga Pendatang Diselamatkan Warga Asli Wamena di Gereje, Kawal Hingga Kerusuhan Redah

POS KUPANG.COM -- Sejumlah warga pendatang dari Padang, Jawa, dan Makassar bercerita bagaimana mereka diselamatkan saat kerusuhan di Wamena setelah rumah mereka dibakar.

Salah seorang yang lolos adalah Mus Mulyadi yang memulai ceritanya pada Senin sekitar pukul 08.00 pada 23 September.

Pria asal Sumatera Barat ini sedang berjualan aneka makanan. Sate padang, lontong sayur, dan gado-gado sudah rapi tertata di wadahnya.

"Saya baru buka. Pembeli baru satu-dua. Langsung pecah (kericuhan). Saya langsung jemput anak saya di sekolah," tutur Mus yang sudah bermukim di Wamena sejak 2006.

Selang 15 menit, pembakaran terjadi di samping SMP, cerita Mus.

"Setelah anak saya bawa pulang, kantor bupati dibakar. Selanjutnya POM bensin dibakar, merembet ke Woma," papar Mus saat ditemui di penampungan Ikatan Keluarga Minang (IKM) di Sentani oleh wartawan Enggel Wolly yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin (30/92019).

TERUNGKAP, Anak Ahmad Dhani Dul Jaelani Bongkar Kebohongan Maia Estianty saat Pacaran dengan Ayah

Ingat Ade Irawan? Peran Istri Jenderal Nasution di Film G30S,Ibu Ria Irawan Pernah Viral Puisi Ahok

RAMALAN BINTANG ZODIAK Hari Rabu 2 Oktober 2019, Taurus Buatlah Komitmen, Libra Jadi Pemenang

Dalam kondisi tegang, Mus mengaku keluarganya dan ratusan orang lain diselamatkan penduduk asli Wamena.

"Kami 250 orang dibawa ke gereja, diungsikan, diselamatkan. Orang Padang, Jawa, Makassar dimasukkan ke gereja. Yang menyelamatkan asli orang Wamena. Mereka juga yang menjaga serta mengawal kami sepanjang hari itu," ungkapnya.

Suasana ruangan Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Kamis (26/9). Kerusuhan yang terjadi pada Senin (23/9) tersebut mengakibatkan puluhan orang meninggal dan sejumlah bangunan terbakar dan rusak. (Antara/Iwan Adisaputra) 

Setelah kondisi kelihatannya aman, Mus dan keluarganya mengungsi ke Komando Distrik Militer Jayawijaya.

Mereka tinggal di sana selama semalam untuk kemudian mengungsi ke Jayapura menggunakan pesawat maskapai Trigana.

Mengingat kembali kerusuhan di Wamena, Mus mengaku tidak merasakan tanda-tanda konflik horizontal.

"Saya dan keluarga hidup berdampingan dan sangat rukun. Masyarakat lokal, secara khusus orang Lembah Baliem, sudah seperti keluarga saya sendiri. Putra daerah saya malah dekat dengan kami orang Padang. Kami sekolahkan dia, kami kasih makan, kami kasih gaji," paparnya.

Ditambahkan Mus, dia dan keluarganya masih menunggu hingga kondisi kembali kondusif. "Untuk sementara kami di Sentani dulu, memang sebagian besar harta benda seperti tempat jualan dan sebagian rumah sudah hangus terbakar. Kalau kondisi aman, kami pasti kembali lagi untuk memulai usaha kami dari awal lagi," katanya.

Ikatan Keluarga Minang Padang di Papua membuka posko pengungsian di kawasan Sentani, Jayapura. Ada ratusan warga asal Sumatera Barat yang bermukim di Wamena sebelum kerusuhan melanda 23 September lalu. (Enggel Wolly)
Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved