Berita Tamu Kita
Tamu Kita:Inche DP Sayuna: Teori Blocking Sead Bisa Diterapkan di Parlemen
Teori baru 'blocking sead' atau reserved sead yang ditemukanya, ia yakin kuota 30 persen perempuan bisa terpenuhi.
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Apolonia Matilde Dhiu
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Kaum perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) patut berbangga.
Bangga karena cita-cita, perjuangan, pergerakkan yang dilakukan selama ini berhasil.
Walau belum signifikan, namun berharap ke depan semakin banyak perempuan yang berada di ruang publik.
• Presiden Jokowi Sebut Kerusuhan di Wamena Ulah Kelompok Bersenjata, Jangan Digeser ke Konflik Etnis
Perempuan NTT berbangga karena mampu mengantarkan dua orang perempuan duduk di kursi parlemen dan memegang palu pimpinan.
Dua perempuan tersebut, yakni Emilia Nomleni sebagai Ketua DPR Provinsi NTT dan Inche DP Sayuan sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT. Dua perempuan dari Pulau Timor yang mewakili perempuan NTT.
Pos Kupang berkesempatan berbincang-bincang dengan Wakil Ketua DPRD NTT, Inche DP Sayuna. Walau pelantikan pimpinan defenitif baru dilakukan 1 Oktober 2019, namun perlu juga memberikan apresiasi kepada kaum perempuan.
Inche DP Sayuna bukan baru di dunia politik. Dia pernah dua periode duduk di kursi parlemen, dan satu kali gagal maju bertarung dalam Pilkada Kabupaten TTS periode 2014-2019, dan kembali maju dalam pemilihan legislatif (pileg) 2019 dan berhasil lolos dan mendulang suara terbanyak dari Dapilnya.

• Sampaikan Belasungkawa untuk 33 Korban Tewas di Wamena, Ini Permintaan Presiden Jokowi
Inche DP Sayuna adalah seorang doktor (S3) dan berhasil menyelesaikan disetrasi dengan judul 'Penguatan Politik Hukum Affirmative Action Untuk Meningkatkan Representasi Perempuan di Parlemen'.
Baginya basik ilmu yang dimiliki tersebut bisa dioptimalkan di lembaga parlemen.
Terutama berkaitan dengan kuoata 30 persen bagi perempuan untuk duduk di kursi parlemen.
Dengan teori baru 'blocking sead' atau reserved sead yang ditemukanya, ia yakin kuota 30 persen perempuan yang diamanatkan Undang-Undang bisa terpenuhi.
Apa saja dan bagaimana teori tersebut bisa dijalankan dan apa saja yang akan dilakukan di lembaga parlemen untuk pembangunan di NTT terutama melawan keterpurukkan perempuan dan anak di bidang pendidikan dan kesehatan?
Ikuti wawancara Wartawati Pos Kupang, Apolonia Matilde Dhiu dan Hermina Pello, dengan Dr. Inche DP Sayuna, SH, M.Hum, Mkn, di Kantor DPRD Provinsi NTT, Rabu (25/9/2019).
• Sembilan Wilayah di Sumba Timur Masuk Kategori Kekeringan Ekstrem, Wilayah Mana Saja?
Proficiat. Anda sudah dilantik menjadi anggota DPRD NTT, dan sebentar lagi pelantikan pimpinan defenitif DPRD NTT. Bagaimana perasaannya?
Puji Tuhan saya masih dipercayakan oleh masyarakat di TTS untuk duduk di bangku parlemen. Saya juga bersyukur bisa dapat kursi pertama dari Partai Golkar.
Pemilihan DPR kali ini cukup berimbang, kita punya 12 perempuan yang ada di DPRD provinsi NTT, ada dua yang menempati posisi pimpinan DPRD. Saya kira sepanjang sejarah politik di NTT, ini pertama kali perempuan menempati posisi sebagai pimpinan DPRD. Saya mengapresiasi partai politik yang memberi kepercayaan kepada perempuan untuk mewakili partai menjadi pemimpin di DPRD provinsi NTT. Juga penghargaan kepada seluruh perempuan di NTT, perjuangan perempuan NTT dalam bidang politik, kita menginginkan ada dua, hadirnya pemimpin-pemimpin yang mempunyai mindset yang responsif terhadap kepentingan perempuan. Dari mindset yang adil gender bisa menghasilkan kebijkan-kebijakan dan anggaran yang responsif terhadap kepentingan perempuan dan anak. Mudah-mudahan komitmen itu menjadi komitmen 12 perempuan yang ada di DPRD provinsi termasuk 2 perempuan yang menempati posisi sebagai pimpinan DPRD NTT.