Satia Bocah Obesitas asal Karawang Mengeluh Sakit: Pak, Saya Enggak Kuat, Ini Kata Terakhirnya,

Sarli mengenang kala putranya sempat mengeluh tidak kuat karena sakit. "Pak, saya enggak kuat, soalnya sakit banget," ujar Sarli menirukan ucapan Sati

Editor: Ferry Ndoen
(KOMPAS.COM/FARIDA)
Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang bersama ayahnya, Sarli, Senin (1/7/2019). 

POS KUPANG.COM - Satia Putra, bocah obesitas dengan berat badan 110 kilogram asal Karawang, Jawa Barat, meninggal dunia pada Sabtu (28/9/2019).

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (29/9/2019), sebelum meninggal dunia, Satia Putra sempat mengeluhkan sakit pada sang ayah.

Satia Putra juga sempat dirawat di puskesmas lantaran mengalami batuk dan sesak napas.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sarli (60), ayah Satia, dengan raut wajah sedih duduk di samping sang istri, Komariah (40), di rumahnya Jalan Raya Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang.

Satia Putra (7) dan ayahnya, Sarli (60). Satia Putra, bocah obesitas dengan berat badan 110 kilogram asal Karawang, Jawa Barat, meninggal dunia pada Sabtu (28/9/2019). (KOMPAS.com/FARIDA)

Dengan terbata, Sarli menceritakan putranya yang dibawa ke puskesmas lalu oleh dokter disarankan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Sarli langsung bergegas meminjam becak motor (cator) milik kepala desa setempat.

Ketika becak tengah dibersihkan, ternyata Satia sudah menghembuskan napas terakhir.

"Saya pinjam cator ke Pak Lurah (kades). Baru beres-beres, catornya dibersihin, sudah enggak ada (meninggal) sekitar jam sembilan malam," katanya, Minggu (29/9/2019).


Sarli mengenang kala putranya sempat mengeluh tidak kuat karena sakit.

"Pak, saya enggak kuat, soalnya sakit banget," ujar Sarli menirukan ucapan Satia.

Padahal pada Sabtu siang, sekitar pukul 12.00 WIB, Satia masih bermain dan memboncengnya naik motor.

Sarli juga sudah memperingatkannya untuk tak banyak bermain dan beristirahat namun bocah tersebut masih ingin bermain.

"Sekali lagi pah," ucap Sarli meniru perkataan Satia yang masih ingin bermain.

Lalu Sarli memboncengkan Satia pulang ke rumah dan putranya itu sempat merengek untuk membeli mainan.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved