Bincang Budaya di Nagekeo - NTT, Mesi Sampaikan Ini kepada Julie Sutrisno Laiskodat

Siswi SMP Negeri I Aesesa, Mesi Wea (12) tak menapik rasa bangganya malam saat bincang-bincang budaya dengan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi N

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Mesi saat bersama Julie Sutrisno Laiskodat ketika bincang-bincang literasi di Kota Mbay Kabupaten Nagekeo, Minggu (29/9/2019) malam. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Siswi SMP Negeri I Aesesa, Mesi Wea (12) tak menapik rasa bangganya malam saat bincang-bincang budaya dengan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat.

Bincang-bincang budaya digelar di Lapangan Berdikari Danga Kota Mbay Kabupaten Nagekeo, Minggu (29/9/2019) malam.

Malam itu, Mesi tampak maju ke atas panggung untuk menyampaikan langsung pertanyaan kepada ibu Julie Laiskodat.

Mesi mengaku bangga karena bisa bertemu langsung ibu Julie yang terkenal cerdas dan tegas di NTT.

Saat itu Mesi bertanya soal cara bagaimana caranya untuk bisa menjadi desainer dan menjadi penenun yang baik.

Sisi Lain Para Jenderal Diculik, Di Mana Soekarno Saat G30S PKI? Malam Itu Bung Karno Begadang, Info

Bobotoh Minta Pelatih Persib Bandung Tak Muluk-muluk,Semua Pelatih Visi Misinya Manis, Info

Lihat Sisi Positif Penundaan Persib Bandung vs Arema FC, Begini Kata Dedi Kusnandar

Ketika itu ibu Julie mengaku senang karena Mesi sontak maju untuk bertanya dan memuji Mesi.

Mesi kepada POS-KUPANG.COM, mengaku dirinya spontan maju untuk bertanya.

"Saya tidak takut. Sebagai anak bangsa harus berani. Saya tanya kepada bunda bagaimana supaya bisa menjadi desainer," ungkap Mesi.

Mesi mengaku senang dan bangga sudah bisa bertemu dan foto bersama ibu Julie.

Buah hati pasangan suami istri Serilus Weo Lelu dan Ermilinda Maria Funan ini mengatakan anak anak sekolah sudah saatnya belajar untuk menenun.

"Saya ingin belajar menenun. Semoga disekolah nanti bisa terwujud," ujarnya.

Sementara itu, Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, sekolah dan pemda harus buka mata untuk mewujudkan mimpi-mimpi anak Nagekeo.

Semisal di sekolah-sekolah harus membentuk kelompok penenun agar anak-anak dilatih. Semuanya difasilitasi oleh pemerintah.

"Jika tidak memanfaatkan potensi-potensi yang ada berarti kita mematikan masa depan kita punya putra-putri di daerah ini," ungkap Julie.

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved