Cegah Persaingan Bisnis Tidak Sehat, Para Sopir Kedang Datangi Kantor PUPRP Lembata
Cegah persaingan bisnis tidak sehat, para sopir Kedang datangi Kantor PUPRP Lembata
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Cegah persaingan bisnis tidak sehat, para sopir Kedang datangi Kantor PUPRP Lembata
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Sebanyak 40 orang sopir asal Kedang yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Angkutan Kedang (Aspak) mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan ( PUPRP) Kabupaten Lembata pada Rabu (25/9/2019) pagi.
Kedatangan mereka bertujuan untuk mencari solusi terbaik perihal sejumlah masalah yang mereka alami. Salah satunya adalah masalah adanya pengusaha bermodal besar yang mulai membuka rute angkutan umum ke Kedang.
• Merdunya Suara Ngaji M Atiatul Muqtadir Ketua BEM UGM Curi Perhatian di ILC TV One Karni Ilyas
Masuknya pengusaha bermodal besar berbisnis angkutan di wilayah trayek Lewoleba-Kedang ini ditengarai bisa berdampak pada berkurangnya pendapatan yang diterima para sopir lainnya yang sudah lama melayani trayek ke Kedang.
Juru Bicara Aspak, Eman Ubuq menjelaskan saat ini ada empat unit bus milik pengusaha bermodal besar berbisnis angkutan umum di wilayah Kedang.
"Yang kami rasa terusik itu karena mereka bisa mendatangkan sekian banyak bus sekaligus, lalu jam trayek ini terus dipotong-potong, sementara jumlah penumpangnya sedikit," kata Eman.
• Warga Ende Diajak Hindari Perkawina Usia Dini, Ini Dampaknya
Para pengusaha angkutan lokal, lanjut Eman, banyak yang masih punya banyak pinjaman dan cicilan di bank karena membeli mobil angkutan.
Mereka otomatis merasa terbebani dengan kehadiran para pengusaha angkutan dengan modal besar itu.
Di jalanan juga sudah pernah terjadi gesekan sosial antara para pengusaha lokal dan sopir-sopir yang mengemudikan angkutan milik para pengusaha kapital. Guna menghindari persaingan bisnis yang tidak sehat. Aspak pun mencari solusi di Kantor PUPRP Lembata.
Lebih lanjut Eman mengatakan asosiasinya menuntut segera keluarkan Perbup yang memberdayakan para pengusaha angkutan lokal yang sudah melayani transportasi Lewoleba-Kedang sejak dulu.
"Dinas tidak bisa membenarkan pengusaha yang bisa menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Pengusaha besar ini kan sudah punya modal besar, berusaha di berbagai bidang.
Untuk khusus di Kedang, cukuplah pengusaha-pengusaha kecil ini. Semua orang Kedang yang punya mobil berkumpul juga tidak bisa menyaingi mereka ini.
Ketika pemerintah tidak melihat ini maka pergesekan sosial pasti terjadi."
Kata dia, angkutan umum milik para pengusaha besar ini juga ada yang tidak punya izin tapi sampai saat ini tetap beroperasi juga.
Sesuai data yang dia kumpulkan, ada 43 angkutan umum yang melayani trayek Lewoleba ke Wilayah Kedang. Rinciannya ada 20 bus dan 23 bus truk.