Rusuh di Papua
16 Tewas Dalam Kerusuhan di Wamena Papua, Pengungsi Mulai Kekurangan Makanan
Sebanyak 16 warga dilaporkan tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua pada Senin (23/9/2019).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019). (Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha)
"Boleh dikatakan sebaran berita hoaks tersebut lah yang memicu kejadian-kejadian yang ada di sana. Saat ini sedang ditangani," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Divisi Polri, Jakarta Selatan, Senin, seperti mengutip Kompas.com.
Senada dengan Dedi, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja sudah memastikan guru yang disebut dalam kabar hoaks tidak melontarkan perkataan bernada rasisme.
"Guru tersebut sudah kami tanya dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kami pastikan."
"Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tutur Rudolf, Senin, seperti dikutip dari Kompas.com.
• Kesaksian Warga: Situasi Makin Brutal Kami Semua Hentikan Aktivitas, Kondisi Terkini Wamena Rusuh
Dilansir Kompas.com, terkait hal tersebut, Direktorat Tindak Pidana Bareskrim Polri pun mendalami akun penyebar kabar hoaks.
"Yang mereka kembangkan isu yang sensitif di sana adalah tentang rasis."
"Dengan penyebar hoaksnya juga sedang didalami juga akun-akunnya oleh Direktorat Siber Bareskrim," tandas Dedi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Dhias Suwandi/John Roy Purba/Devina Halim)