Komunitas Alegra Lembata Bentuk Karakter Anak Melalui Seni
Komunitas Alegra yang berada di Lembata membentuk karakter anak melalui seni dengan memberikan ruang kreativitas
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | LEMBATA - Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi anak-anak di Kabupaten Lembata yang tidak memiliki ruang kreativitas, banyak anak putus sekolah, dan masalah lainnya, maka empat anak muda yakni Arnoldia Ody Ofong, Rius Amuntoda, Yulianti Muda, dan Rahel Ina Luli membentuk kelompok yang bernama Anak Lembata Riang Gembira (Alegra) pada 19 September 2013.
Awalnya kelompok ini hanya terdiri dari empat sampai delapan orang. Namun berkat kegigihan untuk berkarya, semakin banyak anak yang terkumpul dalam kelompok Sanggar Alegra.
Pada 2 Mei 2014, atau tepat pada hari pendidikan nasional, dengan jumlah peserta 50 orang Alegra Lembata secara resmi tampil di hadapan umum yakni di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan.
• Duh, 10 Pose Berani Pramugari di Bagian Pesawat Ini Bikin Jantung Mau Stop!
"Kadang kita diterima, kadang kita ditolak keberadaan Alegra tetapi kita pikir ini sesuatu yang harus diperjuangkan dan sampai hari ini teman-teman semua ada di sini," kata salah satu pendiri Alegra, Arnoldia Ody Ofong atau yang akrab disapa Ody, kepada Pos Kupang, Selasa (10/9/2019).
Sejak itu, Kelompok Alegra Lembata mulai dikenal di seantero Pulau Lomblen dengan berbagai karya seninya sampai ke pelosok desa.

Kelompok Alegra Lembata memang berfokus pada pembentukan karakter anak melalui jalur seni teater, tari, musik, dance atau tari kontemporer. Anggotanya ialah anak berusia 4-25 tahun.
Sementara orang dewasa dan kaum muda bertindak sebagai pembina dan pendamping. Sesuai data terakhir, kata Ody, anggota Alegra sekarang sebanyak 215 orang dari anak anak sampai dewasa dan semua kecamatan di Kabupaten Lembata kecuali Kecamatan Wulandoni, Omesuri dan Buyasuri.
"Kalau di Buyasuri, kami baru turun promosi dan kami sudah ada pengurus-pengurus di kecamatan," katanya seraya menambahkan kalau pada tanggal 5 Mei 2019 kemarin diadakan temu akbar Alegra Lembata.
Seolah tak habis menelurkan karya dan kreativitas, Alegra Lembata kembali akan mengadakan kegiatan akbar dengan tajuk 'Gebyar Alegra: Dalam Mengekspresikan Karya dan Rasa'
Kegiatan ini akan dilangsungkan dari 17-19 September 2019 di Kota Lewoleba.
• Wisuda Sarjana UT Kupang, Ada Mahasiswa Pingsan, Orangtua Duduk Berjam-jam di Tangga Hotel
Gebyar akan dibuka dengan Karnaval budaya dan Lomba Tari Kreasi. Karnaval sendiri ditargetkan akan melibatkan 500-1000 orang. Warga Kampung Lamahora juga dipastikan akan terlibat termasuk 10 suku di sana yaitu Hadung, Boleng, Koban, Rongan, Leban, Lerek, Daten, Pukailolon, Lemanuk, Atakowa, dan Lewokedanga.
"Kita mau angkat budaya Lamahora-nya dan mereka (suku Lamahora) sangat dukung," katanya.
Karnaval pada hari pertama ini mengambil titik start di perbatasan Wangatoa-Lamahora sampai Lapangan Lamahora. Pada hari kedua, di Aula Ankara juga akan diselenggarakan workshop tengang seni, tari dan budaya dengan narasumber Lanny Koroh, Kung Opa Losor, Ricky Randy Genakalong dan Izhu Nisnoni. Keempatnya adalah putra asli NTT.
"Kalau mau sesuatu yang baru kita harus belajar dari orang orang yang bisa berbagai dan mereka siap datang ke Lembata."
Pada malam puncak 19 September 2019, Alegra Lembata akan mementaskan malam gebyar yang akan menghadirkan 215 anggota sanggar Alegra. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)