Puasa Senin Kamis

Puasa Senin Kamis, Bacaan Niat Doa Lengkap Keutamaannya dari Ustadz Abdul Somad & Ustadz Adi Hidayat

Puasa Senin Kamis, Bacaan Niat, Doa, Lengkap dengan Keutamaannya Menurut Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat

Editor: Bebet I Hidayat
muslimah.co.id
Puasa Senin Kamis, Bacaan Niat, Doa, Lengkap dengan Keutamaannya Menurut Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat 

Menurut Syekh al-Albani, sanad hadits itu dha’if mursal, status Mu’adz ini adalah seorang tabi’i majhul. 

Namun Syekh Ibnu ‘Utsaimin Membolehkan Doa Yang Didha’ifkan Syekh al-Albani:

"Sesungguhnya waktu berbuka adalah waktu terkabulnya doa, karena waktu berbuka itu waktu akhir ibadah, karena biasanya manusia dalam keadaan sangat lemah ketika akan berbuka, setiap kali manusia dalam keadaan jiwa yang lemah, hati yang lembut, maka lebih dekat kepada penyerahan diri kepada Allah SWT,".

Doa buka puasa kedua, atau yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاءالله

“Dzahaba azh-Zhama’u wabtallati al-‘Uruqu wa"

“Dahaga telah pergi, urat-urat telah basah dan balasan telah ditetapkan insya Allah"

Ya Ustadz Abdul Somad mengatakan, kedua doa berpuka puasa itu boleh dipakai. 

Hal itu seperti disampaikan Syekh Ibnu Utsaimin ulama Saudi Arabia. 

Doa buka puasa dibaca saat kita sudah mendengar azan Maghrib atau memang masuk waktu Maghrib.

* Keutamaan Puasa Senin Kamis

Ada rahasia yang akhirnya terungkap dari ibadah Puasa Senin Kamis.

Puasa Sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW ini tak hanya sekadar upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ada manfaat lain yang juga tak kalah luar biasanya.

Tentang hal ini, Ustadz Abdul Somad pernah menyampaikan dalam satu ceramahnya.

Menurut Ustadz Abdul Somad, dalam satu hadits, Rasululllah SAW ditanya sahabat mengapa dirinya puasa Senin Kamis.

"Tiga jawabannya. Hari Senin aku lahir, hari Senin aku dibangkitkan dan hari Senin wahyu diturunkan," kata Ustadz Somad menyampaikan hadits tersebut.

Lalu Nabi SAW ditanya mengapa puasa di Hari Kamis? 

"Rasulullah SAW kemudian menjawab, pada hari Kamis, amal umat manusia selama sepekan diangkat pada hari Kamis. Aku suka amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa," terang Ustadz Somad.

Ya Ustadz Abdul Somad menceritakan, dirinya pernah bertemu seorang jamaah dan diberikan brosur isinya menjual suplemen.

"Kata dia, suplemen ini bagus untuk tambahan. Dalam brosur itu juga disebutkan ada terapi yang sudah dikembangkan di barat, racun-racun dalam tubuh kita, bisa mati dengan dimakan badan itu sendiri," kata UAS.

"Nama teorinya, fasting therapy alias tidak makan berat. Selama delapan hari dalam sebulan," lanjut Ustadz Somad.

Begitu dia bilang ada terapi delapan hari dalam sebulan tak makan berat, Ustadz Somad langsung ingat Nabi Muhammad SAW.

"Allahu Akbar, Nabi kita sudah mengajarkan itu 14 abad yang lalu. Jangan makan berat selama delapan hari. Senin, Kamis. Senin, Kamis. Dan yang lebih hebat lagi dalam satu bulan tidak makan berat sama sekali," jelasnya.

Keistimewaan Orang Puasa

Al Ustadz Adi Hidayat dalam satu ceramahnya mengungkapkan, orang yang biasa berpuasa punya dua keistimewaan. 

Pertama, orang puasa sering meningkatkan amal soleh.

"Anda misalnya sedang puasa. Pasti amal soleh anda meningkat," kata Ustadz Adi Hidayat.

Biasa hanya melaksanakan solat fardhu, lalu saat puasa ditambah dengan solat sunnah.

"Kalau nggak solat sunnah bisa gelisah. Tiba-tiba rajin baca Quran. Tiba-tiba pengen infak. Tiba-tiba meningkat amal soleh, amal soleh," kata Ustadz Adi Hidayat.

Kedua, orang puasa itu umumnya punya kesanggupan dan kekuatan untuk menahan maksiat. 

"Nggak ada orang puasa maksiat. Karena minimal takut batal puasanya," kata Ustadz Adi Hidayat.

"Silakan cek, apa ada orang puasa mencuri? Tidak. Apa ada orang puasa mau dusta? Tidak," lanjut Ustadz Adi Hidayat.

Bahkan saat seorang yang puasa sedang sendirian, punya potensi untuk menyimpang, dia tahan. 

"Karena khawatir minimal takut batal puasanya," ungkap Ustadz Adi Hidayat. 

Ya Ustadz Adi Hidayat menceritakan, suatu waktu, buka puasa sesuai jadwal jam enam sore.

Jam enam kurang seperempat ada orang diprovokasi.

"Orang puasa diprovokasi orang lain. Dimarahin, dicela, dihina, habis satu buku. Apakah marah? Tidak. Apakah membalas? Tidak. 

Temannya heran lalu bertanya, kamu nggak biasanya begini. Kenapa nggak dibalas?

"Entar habis Maghrib. Tapi habis Maghrib tidak dibalas, lupa, dah selesai. Dari pada pahala saya hilang," cerita Ustadz Adi Hidayat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved