Pastor ini Disekap dan Dipaksa Milisi ISIS Membuat Bom di Marawi, Filipina

Pastor ini Disekap dan Dipaksa Milisi ISIS Membuat bom di Marawi, Filipina

Editor: Alfred Dama
BBC
Pastor ini Disekap dan Dipaksa Milisi ISIS Membuat bom di Marawi, Filipina 

Tetapi beberapa bulan sebelum pengepungan, dia mulai merasa tidak nyaman.

Pada permulaan tahun 2016, dua saudara laki-laki dari suku Maute kembali kota asal mereka Butig, selatan Marawi, setelah belajar di Timur Tengah. Mereka mulai menyebarkan Islam militan dan membentuk kelompok beranggotakan 200 orang, yang mulai menyerang pasukan pemerintah di daerah tersebut.

Tahun 2017, serangan semakin mendekati Marawi.

Petempur dari Indonesia dan Malaysia telah menjadi anggota milisi. Pada akhir bulan Mei, kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS, Abu Sayyaf atau "pembawa pedang" mulai terlihat di kota itu.

Militer Filipina ultimatum kelompok Maute di Marawi

Bom Kampung Melayu terkait serangan kota Marawi?
Cerita sepak terjang Maute bersaudara di Marawi, Filipina

Getty Images
Masjid Bato tempat Pastor Chito ditahan.
Pengepungan Marawi siap dilakukan.

Pada tengah hari, Pastor Chito terbangun karena suara tembakan. Tablet, komputer dan telepon genggamnya mulai berbunyi. Dirinya menerima berbagai pesan dari rekan Muslim dan Katolik.

Semuanya mengatakan hal yang sama: "Keluar dari Marawi!"

Tetapi dia malah berdoa. "Saya mengatakan kepada diri saya, 'Saya menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan, jadi saya tidak akan pergi,'" katanya.

Pukul 5.30 sore, kota menjadi sunyi, jalan-jalan kosong, jendela tertutup rapat dan lampu dimatikan. Milisi mengibarkan bendera ISIS di rumah sakit. Pos polisi dibakar.

Para milisi tiba di gerbang katedral. Ketika Pastor Chito mendekati, dua pria mengangkat senjata.

Di belakang mereka, dia melihat lebih dari 100 orang bersenjata.

Bersama-sama dengan lima rekannya, Chito dipaksa masuk ke sebuah mobil dan disekap di dalamnya semalaman, sementara para milisi mengkhotbahkan Islam versi mereka.

BBC
Tong Pacasum

Tetapi terdapat ribuan warga sipil yang terjebak di dalam kota, yang tidak ingin dikuasai sekutu ISIS.

Salah satunya adalah Tong Pasacum yang bekerja di balai kota, di bagian penanganan bencana alam dan banjir.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved