Ini Sosok Bagus Muljadi Ilmuwan Dunia & Dosen Termuda Nottingham University Inggris Asal Indonesia
Ini Sosok Bagus Muljadi Ilmuwan Dunia & Dosen Termuda Nottingham University Inggris Asal Indonesia.
Bagi Bagus kunci kesuksesan seseorang adalah saat orang tersebut mampu memaksimalkan kesempatan, meski dibawah tekanan.
Kesempatan tak datang dua kali
Setelah meraih gelar doktor di tahun 2012, di tahun yang sama Bagus menikahi perempuan berkebangsaan Jerman. Menimbang kesulitan bekal ilmu untuk dikembangkan di Indonesia bersama sang istri, keduanya memutuskan bekerja di Eropa.
Saat itu, kesempatan terbuka di bidang matematika. Dalam wawancara, Bagus mengaku sulit memutuskan kesempatan ini.
Apalagi sistem kerja post-doctoral itu bersifat kontrak hanya berjangka 1,5 tahun. Dalam tempo itu pula, dirinya harus belajar dari awal di bidang matematika dan menghasilkan jurnal ilmiah terpublikasi.
Kendati demikian Bagus membulatkan tekat mengambil langkah tersebut di Institut de Mathematiques de Toulouse, Perancis hingga tahun 2014.
Bagus mengakui dalam perjalanan akademiknya, ia jarang mengambil keputusan, namun memaksimalkan kesempatan yang ada di depan mata. Dengan latar belakang yang berbeda, dirinya memberanikan diri melanjutkan post-doctoral Imperial College London.
Dari situlah awal mula perjalanan karir Bagus. Terlebih universitas ini masuk dalam salah satu kampus top di dunia.
Usai menjalani post-doctoral di Imperial College London pada tahun 2017, tidak lama dari situ Bagus kembali diterima sebagai faculty member, asisten profesor termuda di Departemen Teknik Lingkungan dan Kimia di Universitas Nottingham, Inggris.
Investasi masa depan: pengalaman interdisipliner
• 5 Artis Ini Suka Kawin Cerai Nomor 5 Mantan Bintang Film Panas Sekarang Jualan Lontong Nikah 5 Kali
• Akhiri Masa Tugas, Satgas Pamtas Yonmeks 741/GN Musnahkan Barang Bukti
Usai post-doctoral di tahun 2014, karir akademik Bagus mulai naik. Di tahun sama dirinya diterima sebagai post-doctoral dengan disiplin berbeda yaitu Departemen Ilmu Bumi dan Teknik Petroleum di Imperial College London.
Latar belakang lintas disiplin yang unik justru membuat dirinya terpilih sebagai peneliti yang memiliki sudut pandang keilmuan beragam. Pihak kampus menghargai Bagus yang memiliki independensi dalam melakukan penelitian.
Memiliki gelar keilmuan beragam tidak semata-mata mudah didapatkan. Awalnya Bagus menilainya sebagai bentuk awal ‘keras’nya hidup sekaligus pembelajaran atas ketidakdewasaan dirinya saat berkuliah di S1.
Dalam perjalanan akademisnya, Bagus mengalami beragam beban; negara baru, lingkungan baru, bahasa baru, dan studi tanpa beasiswa.
Memulai track record akademik kurang memuaskan juga membentuk Bagus menjadi sosok adaptif. Ke”pasrah”annya justru membuat dirinya menekuni ragam lintas disiplin, dan menjadi berkat bagi dirinya.
