Berita Pendidikan
Ajak Masyarakat Jangan Bakar Hutan, Siswa SMPN I Bajawa Ikut Ekoliterasi
Para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bajawa, Kabupaten Ngada mengajak masyarakat jangan membakar hutan.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bajawa, Kabupaten Ngada mengajak masyarakat jangan membakar hutan.
Ajakan tersebut dilakukan saat para siswa mengkiuti ekoliterasi atau literasi di alam terbuka.
Kegiatan yang berlangsung, Senin (2/9/2019) tersebut bertujuan menggugah kaum milenial dimana pun berada agar berjuang melawan kejahatan terhadap alam.
• SMAK Frateran Ndao Juara 1 Karya Ilmiah Tingkat Kodim Ende
Para siswa menyampaikan seruan keras terhadap perilaku manusia yang terus merusak alam, yang menyebabkan alam semakin menderita dan mengancam kehidupan generasi mendatang.
"Kami Generasi Milenial Menyerukan: Stop Membakar Hutan dan Merusak Alam." Disusul dengan menyanyikan lagu "Indonesia Tanah Air Beta" dan pekik MERDEKA!
Aksi tersebut sebagai bentuk kampanye kepada semua pihak untuk peduli dan mencintai alam sebagai sumber kehidupan.
Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Yayasan Puge Figo Tanawolo.
Ekoliterasi menjadi bagian stategis untuk memberi edukasi kepada siswa agar mencintai alam.
Dalam siaran pers yang diterima Pos Kupang, menyebutkan seruan itu disampaikan dalam kegiatan literasi alam terbuka di puncak bukit Nangge Mba'a-Kurubhoko, Desa Nginamanu, Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada.
• Wakapolda NTT Tantang Siswa SMAN 8 Pidato Bahasa Inggris, Ini Yang Dilakukan
Ketua Yayasan Puge Figo, Emanuel Djomba, mengatakan, di bukit Nangge Mba'a dan dua bukit lainya terdapat lebih dari 100 hektar lahan yang dijadikan kawasan reboisasi oleh Yayasan Puge Figo Tanawolo, sejak lima tahun terakhir.
Emanuel mengatakan, sebagai upaya menghutankan kembali bukit tersebut, dari tahun ke tahun tak pernah luput dari kebakaran akibat ulah manusia yang menyertai kebiasaan berburu.
Menurut Emanuel, pembakaran hutan yang terjadi bertahun-tahun itu telah menyebabkan sejumlah mata air kering dan tak lagi memberi kehidupan, rusaknya ekosistem sehingga banyak spesies hewan dan jenis tumbuhan yang punah.
Selain itu, katanya, tanah semakin tandus dan hanya ilalang menghiasi bukit.
Menurutnya, para siswa sangat lincah menapak punggung bukit menuju puncak untuk melakukan reboisasi.
• Seremoni Adat Tandai Pembangunan Ruangan TK Pembina Ende
Para siswa juga mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan dan sebagai implementasi kegiatan Tri Hari Bincang Literasi yang diselenggatakan sekolah sejak tanggal 27 Agustus 2019.