Dampak Kekeringan, Petani Ternak Mulai Rasakan Susahnya Ketersedian Rumput
ternaknya sekitar 1 dan 2 ekor mati karena penyakit, bukan karena kurangnya pakan ternak.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
Dampak Kekeringan, Petani Ternak Mulai Rasakan Susahnya Ketersedian Rumput
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU---Dampak kemarau panjang yang melanda wilayah Sumba Timur, di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dirasakan warga petani di Sumba Timur khususnya para petani peternak.
Petani ternak mengaku, ketersediaan pakan ternak berupa rumput di padang mulai menipis. Rumput di padang sebagai tempat pengembalaan sudah mulai kering dan mati karena tidak ada hujan.
Kalopas Paraba (60) petani ternak asal Kampung Maujawa Desa Kadumbul, Kecamatan Pandawai ketika ditemui POS-KUPANG.COM, Senin (2/9/2019) mengeluh, sebab rumput di padang tempat pengembalaan ternaknya sudah mulai kering dan mati.
"Sekarang susah rumput di padang mulai mati, ternak setengah mati dapat makan. Rumput juga sudah kondisi begini tentu sudah tidak layak untuk makan tenak, harapan kita agar cepat turun hujan,"ungkap Paraba.
Paraba juga mengaku, meskipun ketersediaan pakan rumput sudah hampir tak ada, mulai mati dan mengering, namun ternak miliknya berupa domba dan kambing yang berjumlah hampir 200 ekor tidak ada yang mati karena persoalan pakan.
Namun, kata dia, ternaknya sekitar 1 dan 2 ekor mati karena penyakit, bukan karena kurangnya pakan ternak.
"Memang saya punya ternak ada mati, tapi mati bukan karena makanan rumput tidak ada, tapi karena penyakit. Saya hanya berharap bisa cepat turun hujan sehingga ternak saya tidak terancam kematian akibat kelaparan,"pungkas Paraba. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)