20 Tahun Referendum, Apa Kabar Warga Timor Leste yang Mengungsi ke Timor Barat

20 Tahun Referendum, Apa Kabar Warga Timor Leste yang Mengungsi ke Timor Barat

ABC News Indonesia
Pengungsi asal Timor Leste dan kondisi tempat tinggal mereka setelah 20 tahun menetap Noelbaki, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Tidak sempat yang ribut-ribut bagaimana tapi artinya kita sempat beda pendapat," kata Muhajir.

Meski nasibnya tak terlalu mujur, ia merasa hidupnya jauh lebih baik di tanah pengungsian.

"Ya kalau pribadi saya, saya lebih suka di NTT. Sekarang memang lebih baik dari di Timor Leste."
"Malahan saudara saya yang di Timor Leste ambil berasnya dari Kupang terus dibawa ke sana."

"Di sana mereka punya beras kurang bagus makanya ambil di sini."

"Saya punya adik beberapa kali ke sini, tiap pulang selalu bawa kembali kurang lebih 100-200 kg beras ke Timor Leste," ceritanya.

Muhajir enggan kembali ke kampung halaman. Ia enggan mengenang mimpi buruk semasa pra-referendum.

"Karena waktu kita masih di sana ya dua kubu, artinya kan kita bergerak kan tidak bisa, bidang pertanian ya tidak bisa."

"Kalau di sini kita petani mau bekerja di pertanian bisa, karena aman untuk kita bekerja."

"Kalau dulu, kita mau bertani jauh dari kampung itu kan kita takut, trauma, diteror, diancam sama kelompok-kelompok yang ingin merdeka."

Tak ada pilihan, pengungsi asal Timor Leste memilih bertahan di pengungsian dan membangun rumah seadanya. (Supplied)
Ia memilih Indonesia dan ingin menghabiskan sisa hidupnya di negara ini. Namun ada satu ganjalan yang selama 20 tahun ini menghantuinya.

"Status kami tidak jelas, status tanah tidak jelas. Itu yang menjadi persoalan bagi kami yang masih tinggal di pengungsian."

"Nasib kami sudah 20 tahun kok masih tinggal di pengungsian? Status tanahnya juga enggak jelas, ini yang selalu kami pikiri,"

• Cerita Warga Timor Leste di Australia Setelah 20 Tahun Referendum, Refleksi Perjuangan Tiga Generasi

• Negara Timor Leste Rayakan 20 Tahun Referendum, Perdana Menteri Australia Hadir di Dili

Ia dan para pengungsi lainnya pernah berkirim surat ke Pemerintah setempat, meminta agar tanah pengungsian dihibahkan kepada mereka yang eksodus.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved