20 Tahun Referendum, Apa Kabar Warga Timor Leste yang Mengungsi ke Timor Barat
20 Tahun Referendum, Apa Kabar Warga Timor Leste yang Mengungsi ke Timor Barat
"Kira-kira seribu lebih orang ada di kapal itu."
"Itu semua orang dari beberapa kabupaten yang pro-integrasi mereka mengungsi bersama, ada 3 kapal perang TNI (yang digunakan mengungsi) seingat saya."
Bekas kamp pengungsian yang kini dibangun rumah seadanya dan dihuni oleh masyarakat eks Timor Leste. (Supplied via ABC News Indonesia)
Di Noelbaki, Muhajir tergolong beruntung. Di rumah sederhana itu ia hanya tinggal dengan keluarganya. Sementara pengungsi lain terpaksa berbagi rumah dengan satu atau bahkan 6 keluarga lain.
Padahal ukuran rumah darurat itu tak luas.
Muhajir Hornai Bello.
(Supplied)
"Satu rumah ada yang ukuran 4x4, 4x6, tapi semuanya kami usaha sendiri."
"Pemerintah hanya bantu awal 99 saja, habis bantuan kemanusiaan tidak ada, sekarang ini (rumah) kita bangun sendiri," aku pria yang sekarang bekerja di peternakan ini pada ABC.
Muhajir juga ingat, di awal-awal kedatangannya ke Noelbaki, kondisi pengungsian jauh lebih ramai.
"Dulu cukup banyak, ada 7000 kepala keluarga yang tinggal di Noelbaki, sekarang tinggal 412 kepala keluarga (atau hampir 3000an orang lebih)."
"Itu karena dulu sudah ada yang ikut repatriasi kembali ke Timor Leste, ada yang ikut transmigrasi di Sulawesi, ada yang pindah ke wilayah NTT lain," tuturnya.
Muhajir Hornai Bello. (Supplied)
Kini, tak ada yang dirindukan Muhajir dari Timor Leste, selain keluarga besarnya.
Di kampung halaman yang berjarak 12 jam berkendara dari Kupang, tinggallah sang adik dan keluarga dari orang tuanya.
"Banyak yang masih tinggal di Timor Leste, termasuk saudaranya bapak, saudara kakak bapak, saudara adik bapak, banyak yang masih di sana."
Hubungannya dengan sang adik juga sempat putus lantaran perbedaan pilihan.
"Sempat putus komunikasi hampir 5 tahun."
"Dulu kan anggaplah ideologi, namanya pilihan, mereka pilih merdeka, saya ingin bergabung dengan Indonesia itu artinya beda pendapat."