Negara Timor Leste Rayakan 20 Tahun Referendum, Perdana Menteri Australia Hadir di Dili
Ulang tahun pemungutan suara kemerdekaan Timor-Leste dirayakan oleh tua dan muda. Itu adalah pesta terbesar Timor Leste sejak memperoleh kemerdekaan.
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Timor Leste Rayakan 20 Tahun Kemerdekaan dari Indonesia, Perdana Menteri Australia Hadir di Dili
POS-KUPANG.COM - Ulang tahun Pemungutan suara kemerdekaan Timor-Leste dirayakan oleh tua dan muda. Itu adalah pesta terbesar Timor Leste sejak memperoleh kemerdekaan.
Ribuan orang muncul di Tasi Tolu ("Tiga Danau") di luar Dili, Timor Leste, Jumat (30/8/2019) malam, untuk merayakan ulang tahun ke-20 Pemungutan suara kemerdekaan (Referendum) 1999 yang memberi kemerdekaan kepada Timor Leste dari pendudukan Indonesia.
Dilansir Pos-Kupang.com dari laman ABC.net.au, ada kembang api dan musik dan banyak pidato pada acara tersebut.
Massa menyanyikan lagu kebangsaan, Patria - atau Tanah Air - yang awalnya diadopsi sebagai lagu nasional pada tahun 1975, ketika Timor Leste menikmati kemerdekaan hanya selama sembilan hari, sebelum Indonesia menyerbu.
Pria yang menulis lirik lagu itu, Francisco Borja da Costa, terbunuh keesokan harinya. Tapi kata-katanya masih selaras dengan acara semalam.
"Tanah air, tanah air, Timor Leste Bangsa kita," mereka bernyanyi.
"Kemuliaan bagi orang-orang dan para pahlawan pembebasan kita." Begitu sebagian syair lagi Patria.
Massa yang hadir semalam termasuk yang sangat tua dan sangat muda: mereka yang hidup melalui pendudukan Indonesia dan yang memberikan suara pada tahun 1999, dan mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang referendum, atau yang bahkan yang belum lahir.
Pendudukan meninggalkan dampak yang abadi
Matteus Denesa, seorang siswa, baru berusia enam tahun pada tahun 1999. Dia tidak ingat banyak tentang peristiwa seputar pemungutan suara, apalagi seperempat abad kekuasaan Indonesia.
Tetapi pekerjaan itu berdampak buruk bagi keluarganya.
"Di bawah pendudukan, untuk keluarga saya sampai 1999, mungkin 20 atau 25 [terbunuh]," katanya.
"Orang tua saya memberi tahu saya bahwa pada tahun 1999 kami memiliki banyak tentara dari Indonesia yang membunuh orang Timor (Leste)."
Timor Leste merupakan salah satu negara dengan penduduk termuda di dunia - lebih dari separuhnya berusia di bawah 20 - yang berarti tidak akan lama sebelum kebanyakan orang Timor Leste tidak memiliki pengalaman atau ingatan hidup di bawah pendudukan.
