Rusuh Papua

Nasib 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan Deiyai Papua, Diburu hingga Gunung

Nasib 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan Deiyai Papua, Diburu hingga Gunung

Editor: Hasyim Ashari
POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Bupati Belu, Willybrodus Lay saat menuju pintu batas Indonesia dan Timor Leste di Motaain, Kamis (29/8/2019). 

Mantan Kapolda Metro Jaya itu menuturkan, dua anggota TNI dan tiga anggota Polri juga turut terluka dalam insiden tersebut.

Mereka mengalami luka di bagian leher hingga punggung akibat panah.

"Kemudian juga ada penyerangan terhadap petugas, sehingga akhirnya ada tiga anggota Polri yang terkena panah."

"Ada (luka) yang di leher, di punggung. Juga teman-teman TNI dua juga yang kena, di panah," bebernya.

Menko Polhukam Wiranto Sebut Pemerintah Kantongi Nama Aktor Rusuh Papua, Sengaja Biar Kacau

Wajah Cantik Jessica Iskandar Tiba-tiba Jadi Menyeramkan, Tunangan Richard Kyle Rehat dari Keartisan

Sebelumnya, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto mengungkapkan kronologi kerusuhan massa di Kabupaten Deiyai, Papua, yang mengakibatkan seorang anggotanya gugur, Rabu (28/8/2019).

Eko menjelaskan awalnya aksi unjuk rasa digelar oleh sekitar seratus orang masyarakat Kabupaten Deiyai, terkait isu rasisme dan intimidasi terhadap Mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.

Aksi unjuk rasa digelar di depan Kantor Bupati Deiyai sekira pukul 13.00 WIT.

Ia mengatakan, koordinator lapangan aksi tersebut adalah Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Kabupaten Deiyai Stevanus Pigai.

Eko melanjutkan, sekira pukul 14.00 WIT, kurang lebih seribu orang dari beberapa wilayah, berkumpul di Lapangan Wagete Kabupaten Deiyai.

Eko mengatakan, massa yang membawa senjata tradisional panah, parang, dan batu, bergerak menuju Kantor Bupati Deiyai.

Massa yang sudah bergabung di Kantor Bupati Deiyai kemudian melakukan aksi anarkis dengan melakukan pelemparan ke arah aparat keamanan dan Kantor Bupati.

"Kondisi massa semakin tidak terkendali dan anarkis dengan melakukan penyerangan terhadap kendaraan dan aparat keamanan TNI yang sedang mengamankan aksi."

"Dengan menggunakan panah dan parang serta terdengar tembakan dari arah massa," kata Eko dalam keterangan tertulis, Rabu (28/8/2019).

Di Balik Kematian Tragis Simon Talan, Cerita Kawini Kuntilanak, Ikhlas Jadi Tumbal Demi Keluarga

Buruan Ada Diskon Hingga 30 Persen di Hypermart Bundaran PU

Ia mengatakam, aparat keamanan berusaha meredam dan menghentikan aksi massa, tetapi massa semakin brutal dan membabi buta.

"Aksi anarkis dan brutal massa mengakibatkan seorang TNI meninggal dunia. Tiga orang anggota TNI dan empat orang anggota Polri terluka akibat senjata panah dan parang."

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved