7 Fakta Kerusuhan Jayapura,Listrik Padam,Warga Mengungsi di MarkasTNI Hingga Polisi Tangkap 30 Orang

7 Fakta Kerusuhan Jayapura, Listrik Padam, Warga Mengungsi di Markas TNI AL Hingga Polisi Tangkap 30 Orang

Editor: Alfred Dama
ANTARA FOTO/INDRAYADI TH via KOMPAS.COM
7 Fakta Kerusuhan Jayapura, Listrik Padam, Warga Mengungsi di Markas TNI AL Hingga Polisi Tangkap 30 Orang 

7 Fakta Kerusuhan Jayapura, Listrik Padam, Warga Mengungsi di Markas TNI AL Hingga Polisi Tangkap 30 Orang

POS KUPANG.COM, JAYAPURA --  Dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur berbuntut panjang.

Selain demo di Kota Jayapura, Papua yang berakhir ricuh pada Kamis (29/8/2019) kemarin, aparat kepolisian dan TNI mengevakuasi ribuan peserta aksi unjuk rasa yang sempat menginap Kantor Gubernur Papua, Jumat (30/8/2019).

Hal itu untuk mencegah bentrokan antarmassa di sana. Berikut sejumlah fakta yang terjadi sewaktu demo massa di Papua, Kamis (29/8/2019).

1. Mobil Dandim Dilempari Batu

Melansir pemberitaan Kompas.com, Kamis (29/8/2019), demo di Jayapura diikuti oleh ribuan warga Papua dan juga perwakilan dari mahasiswa.

Para pendemo berkumpul di beberapa titik di Jayapura, Papua

Antara lain di Kabupaten Jayapura, Waena, Perumnas 3, dan wilayah Kota Jayapura

Para pendemo yang berkumpul di Waena, Kota Jayapura juga sempat berbuat anarkis dengan melempari batu ke arah aparat yang berjaga.

Akibatnya, mobil Dinas Dandim 1701/Jayapura Letkol Inf Johanis Parinussa rusak akibat duhujani batu oleh massa.

"Iya betul, mobil dirusak, sekarang sudah dibawa ke bengkel," ujar Johanis Parinussa.

Kasubbag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra membenarkan bahwa massa sempat berbuat anarkis di wilayah Expo Waena.

"Tadi mereka sempat lempar truk polisi tapi mereka sudah minta maaf dan situasi kembali normal lagi.

Kordinator massa masih komunikatif dengan aparat," kata dia.

Jahja juga membenarkan bahwa akan ada massa lain dari arah Sentani, Kabupaten Jayapura yang akan bergabung dengan massa yang berada di Waena.

Istri Muda Cantik Aulia Kesuma Berhubungan Badan denganSuami Sebelum Dihabisi,Detik-detik Pembunuhan

Berhubungan Badan untuk Rayakan Hari Jadian, Siswi SMP Umur 15 Tahun Kini Hamil 2 Bulan

Fans Baper,Romantis Pasangan ArtisTeuku Rassya&Aurel; Hermansyah, Verrell Bramasta&Natasha; Wilona?

2. Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Tutup

Demo yang berakhir rusuh di Jayapura juga memberikan imbas kepada sejumlah pusat perbelanjaan dan perkantoran.

Karena kerusuhan tersebut, pusat perbelanjaan dan perkantoran yang ada di Distrik Abepura, Kota Jayapura, terpaksa tutup.

Hal itu sebagaimana diberitakan Kompas.com, Kamis (29/8/2019).

Pantauan di lapangan, Saga dan Mega Abepura tutup, Kantor Distrik Abepura dan BPS Kota Jayapura serta Kanwil Kantor Pos Maluku dan Papua juga tutup.

Begitu juga dengan sejumlah kafe dan hotel.

Salah satu pengunjung Grand Abe Hotel, Yulika, mengaku tidak dapat keluar dari hotel untuk kembali ke rumahnya lantaran aksi massa yang memanas.

"Kaca Grand Abe Hotel dilempar massa," ungkapnya lewat sambungan telepon seluler. Hotel lain yang terkena dampak dari kerusuhan adalah Hotel Horison Kotaraja.

Hotel itu baru diresmikan pada Juli tahun ini yang juga menjadi sasaran lemparan batu dari pendemo.

"Harap tenang yah," kata salah satu karyawan Hotel Horison kepada pengunjung yang terlihat panik karena bunyi lemparan benda yang mengenai kaca.

Asap mengepul dari salah satu bangunan yang dibakar massa dalam aksi protes yang berujung anarkis di Jayapura, Kamis (29/8/2019).
Asap mengepul dari salah satu bangunan yang dibakar massa dalam aksi protes yang berujung anarkis di Jayapura, Kamis (29/8/2019). (KOMPAS.com/DHIAS SUWANDI)

3. Pembakaran Kantor MRP dan Fasilitas Layanan Publik

Tidak hanya membuat fasilitas publik dan kantor tutup, massa juga turut merusak dan membakarnya.

Massa diketahui membakar kantor Telkom, kantor pos, dan sebuah SPBU yang bersebelahan dengan kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura.

Masih dari sumber yang sama, tidak hanya membakar kantor serta fasilitas layanan publik, pendemo juga membakar Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) yang terletak di Jalan Raya Abepura.

"Informasi ada pembakaran di situ (Kantor MRP), cuma bagian mana saja yang dibakar kita belum tahu pastinya," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (29/8/2019).

Menurut Eko, setelah membakar kantor MRP, massa mulai bergerak ke arah pusat kota.

4. Massa Dibubarkan dengan Gas Air Mata

Karena pendemo berbuat anarkis dengan merusak sejumlah fasilitas, Polisi yang dibantu TNI menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Aparat keamanan juga memasang kawat berduri di sepanjang jalan dari Kota Abepura ke Jayapura, Papua.

Hal tersebut dilakukan karena kawasan itu adalah kawasan yang akan dilewati para pendemo dan merupakan kawasan objek vital di Jayapura.

5. Sebagian Listrik di Jayapura Padam

Setelah melakukan demo yang berakhir anarkis, separuh wilayah di Jayapura mengalami mati listrik dan jalanan menjadi sepi.

Menurut pantauan kontributor Kompas.com John Roy Purbo di wilayah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, listrik di sekitar Jalan Raya Kelapa Dua Entrop padam, sekitar pukul 18.11 WIT.

Pada jalan utama penghubung Abepura-Kota Jayapura nampak sepi.

Walaupun begitu, sabagian masyarakat di daerah tersebut tetap berjaga-jaga.

6. Telekomunikasi di Jayapura Mati

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, ada yang sengaja memotong kabel utama jaringan optik Telkomsel di Jayapura, Papua.

Hal tersebut berakibat matinya seluruh layanan telekomunikasi di Jayapura, Papua.

"Yang terjadi di Jayapura, ada yang memotong kabel utama jaringan optik Telkomsel yang mengakibatkan matinya seluruh layanan telekomunikasi," ujar Rudiantara saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (29/8/2019).

Seperti diketahui, Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler paling dominan di Papua, termasuk Jayapura.

Demo di Jayapura Rusuh, TNI Kerahkan 10 Truk, Masyarakat Paguyuban Nusantara Sweeping Pendemo

Tertangkap CCTV, Aksi Cabul Pria ini Begal Payudara Siswi SMP, Berhasil Ditangkap dan Ini Akibatnya

7. Ribuan Warga Mengungsi ke Markas TNI AL

Melansir pemberitaan Kompas.com (30/8/2019), walapun demo yang berujung anarkis tersebut sebenarnya sudah mampu didinginkan dan kondisi Jayapura sudah terkendali, tetapi situasi di jayapura hingga Jumat (30/8/2019) sekitar pukul 01.30 WIT masih mencekam.

Hal itulah yang membuat ribuan warga di Jayapura memilih untuk mengungsi ke Markas TNI AL yang berada di Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.

Salah seorang warga mengungkapkan bahwa masih ada massa yang bertahan di halaman kanrot Gubernur dan dikhawatirkan ada kerusuhan susulan.

"Kondisi kami lagi trauma. Kami takut kalau massa balik dan melakukan pengerusakan dan penjarahan, hingga pembakaran. Itu yang buat kami mengungsi," kata seorang pria yang biasa di sapa Jojo saat ditemui lagi berjaga-jaga di Jalan Raya Entrop.

Menurut Jojo, para pengungsi didominasi oleh anak-anak dan perempuan. "Kita pria berjaga-jaga. Karena ini bukan lagi menyampaikan aspirasi. Mereka merusak dan membakar, bahkan melakukan penjarahan. Jadi kami bersatu," katanya.

DEMO ANARKIS, JAYAPURA RUSUH,  TNI Kerahkan 10 Truk, Masyarakat Paguyuban Nusantara Sweeping Pendemo
DEMO ANARKIS, JAYAPURA RUSUH, TNI Kerahkan 10 Truk, Masyarakat Paguyuban Nusantara Sweeping Pendemo (KOMPAS/John Roy Purba)

30 Orang Pengunjuk Rasa Diamankan Polda Papua

Sebanyak 30 orang dari massa pendemo yang diduga menimbulkan kerusuhan di wilayah Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kamis (29/8/2019), berhasil diamankan Polda Papua.

Sampai saat ini, aparat kepolisian masih memintai keterangan terhadap 30 orang yang diduga ikut terlibat perusakan fasilitas umum di kawasan pusat perekonomian dan gudang bahan makanan di Kota Jayapura.

Hal itu disampaikan Wakil Kepala Polda Papua Brigjen Yakobus Marjuki saat ditemui di Kawasan Kelapa II Entrop, Disteik Jayapura Selatan, Jumat (30/8/2019).

“Saat ini mereka diambil keterangannya untuk mengungkap dalang aksi kerusuhan dalam unjuk rasa protes rasisme kepada mahasiswa Papua, yang berujung anarkis.

Kami masih menyelidiki siapa dalang dari aksi pembakaran,” ujar Marjuki.

Dia pun meminta masyarakat yang berjaga-jaga di sepanjang Jalan Kelapa Dua Entrop, Distrik Jayapura Selatan agar menahan diri.

Marjuki berharap tidak ada konflik yang terjadi pasca demo yang berujung kerusuhan di Jayapura pada Kamis kemarin.

“Mari kita duduk bersama, mendata berapa kerugian yang dialaminya, kemudian diusulkan kepada pemerintah untuk ganti rugi,” ujar Marjuki.

Marjuki yang sebelumnya pernah menjabat Direktur Intelkam Polda Papua itu, mengajak seluruh tokoh agar bersama-sama mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini.

Dia pun menginginkan situasi keamanan di Jayapura segera pulih, agar masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.

”Kami berharap semua warga bersama–sama menjaga situasi di Kota Jayapura, agar tidak terjadi konflik horizontal yang dapat menyebabkan situasi tidak kondusif berkepanjangan,” kata Marjuki.

Sebelumnya, massa menggelar demo menyikapi dugaan tindakan rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Namun, aksi unjuk rasa itu berubah menjadi suatu kerusuhan. Massa membakar ruko, perkantoran dan gedung-gedung pemerintah.

Tak cuma itu, massa juga membakar kendaraan roda dua dan roda empat, serta melakukan perusakan sejumlah fasilitas.

Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total. Untuk mengantispasi kerusuhan, Polri dan TNI sama-sama menambah jumlah personel di Jayapura.

Aparat keamanan terus berjaga-jaga untuk mengantisipasi kerusuhan massa maupun konflik horizontal. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Fakta Kerusuhan Jayapura, dari Listrik Padam hingga Mengungsi di Markas TNI AL",  

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terkait Kerusuhan di Jayapura, 30 Orang Pengunjuk Rasa Diamankan Polda Papua", 


Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved