Stok Darah di UTD PMI Provinsi NTT Mencukupi
Setelah pendonor melewati screening awal dan memenuhi syarat, maka dilakukan pengambilan darah.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Stok Darah di UTD PMI Provinsi NTT Mencukupi
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi NTT, dr Samson Ehe Teron, S.pPP mengatakan, stok darah dalam bulan Agustus 2019 mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit.
"Stok darah cukup pada bulan Agustus," katanya saat ditemui POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Selasa (27/8/2019).
Diakuinya, stok darah bagi pasien mencukupi karena bertepatan dengan HUT RI dan terdapat banyak kegiatan di mana banyak pihak yang melakukan kegiatan donor darah.
Selain itu, bukan hanya di bulan Agustus saja, akan tetapi pada hari raya besar dan hari raya keagamaan juga membuat stok darah selalu ada karena banyak pihak yang melakukan kegiatan donor darah.
Dijelaskannya, stok darah yang berjalan bagus dengan sistem satu hari tersedia sekitar 72--75 kantong darah di Kota Kupang dan sekitarnya.
"Jadi untuk kami di PMI harus stok empat hari ke depan, artinya 300 kantong darah harus ada setiap hari. Nah, sekarang ini sudah banyak yang datang karena sadar untuk mendonorkan darah," katanya
"Dan ada kelompok masyarakat yang membentuk kelompok dan membuat website bagi siapa yang membutuhkan donor darah. Dan sistem informasi manajemen kami ada SMS gateway di mana kami sudah petakan para pendonor di Kota Kupang lalu kami kontak secara SMS," tambahnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga rutin mengingatkan para pendonor sukarela yang berjumlah sekitar 22 ribu melalui SMS ke nomor kontak yang dimiliki para pendonor sukarela itu.
"Kami secara rutin untuk pendonor sukarela yang rutin mendonorkan darah yang berjumlah sekitar 22 ribu dan terdata oleh kami selalu kami ingatkan lewat SMS untuk mengingatkan mereka untuk kembali mendonorkan darahnya," jelasnya.
Pihaknya juga selalu melakukan komunikasi dengan berbagai pihak baik kelompok dan individu yang selalu melakukan kegiatan donor darah setiap tahunnya.
Terdapat 20 karyawan dalam kantor yang dimilikinya dengan kemampuan dan kompetensi untuk melayani masyarakat yang ingin melakukan transfusi darah, mendonorkan darah dan mengolah darah yang didonorkan.
"Kami ada 12 orang tenaga teknologi transfusi,4 orang analis kesehatan dan 4 orang perawat," ujarnya.
Lebih lanjut, Samson juga menjelaskan, akan dilakukan proses screening awal untuk mendapatkan darah yang baik dan layak.
Para pendonor harus sehat secara fisik di mana memiliki hemoglobin (HB) yang cukup, untuk wanita Harus 12.0 persen gram dan laki-laki harus 12.3 persen gram
"Kita ambil satu kantong yang kurang lebih 350--400 cc akan mengurangi HB pendonor sekitar 0.3-.04 gram. Artinya kalau kita ambil pun tetap normal dan tidak membuat pendonor kurang HB" jelasnya.
Selanjutnya, dilakukan screening tekanan darah dan pendonor harus memiliki tekanan darah yang normal.
Setelah pendonor melewati screening awal dan memenuhi syarat, maka dilakukan pengambilan darah.
Selanjutnya, darah yang telah diambil akan dilakukan pemeriksaan sehingga darah layak dan aman bagi pasien di mana bebas dari HIV-AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C dan sipilis.
Jika darah terdeteksi mengandung HIV-AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C dan sipilis, maka pihaknya akan melakukan pemusnahan darah tersebut.
Darah tersebut akan dibuang ke dalam limbah darah yang terdapat di kantor tersebut.
"Ada tempat limbah yang kami sudah buat dan untuk kantong darah kami akan kirim ke tempat pemusnahan. Kalau jumlah sedikit kami bakar di sini, kalau jumlah banyak kami kirimkan ke pihak ketiga yang sudah lakukan MoU dengan PMI untuk pemusnahan menggunakan incenerator," ujarnya.
Bagi pendonor yang diketahui mengidap HIV-AIDS melalui darah yang didonorkan, maka pihaknya akan memanggil orang tersebut dan diarahkan untuk ke tempat konseling di RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang dan RST Wirasakti Kupang.
"Kalau untuk Hepatitis dan sipilis kami lakukan konseling saja. Kami hanya beritahu saja, kalau dia tidak datang juga tidak apa-apa, itu haknya dia," katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki, pada bulan Juli 2019, terdapat 68 kantong darah yang ditolak dari sebanyak 1.575 kantong darah yang didonorkan
"Yang ditolak karena Berat badan kurang ada 8 orang, HB rendah 57 orang. Tekanan darah tinggi 3 orang," paparnya.
Selanjutnya, untuk penyakit yang ditularkan lewat transfusi, atau negatif terdapat 56 orang dengan pembagian ada Hepatitis sebanyak 31 orang, Hepatitis C sebanyak 1 orang, HIV AIDS ada 1 orang dan sipilis sebanyak 23 orang.
Sebelumnya, pada bulan Mei 2019, terdapat 1.597 orang yang mendonorkan darah dan terdapat sebanyak 51 orang yang mengidap Hepatitis B, Hepatitis C 9 orang, HIV-AIDS sebanyak 5 orang dan sipilis sebanyak 33 orang.
Dijelaskannya, masyarakat yang menggunakan BPJS tidak perlu membayar kantong darah karena telah disubsidi oleh pemerintah pusat sebesar Rp 360 ribu.
"Hanya 2 persen masyarakat yang membayar Rp 360 ribu per kantong. Dan 98 persen yang gunakan BPJS. Kalau hitung versi WHO, sekitar 450 ribu, jadi kami mengsubsidi sekitar Rp 90 ribu oleh karena itu kami harapkan dibantu oleh Pemprov NTT," paparnya.
Diakuinya, tahun ini Pemprov NTT membantu UTD PMI Provinsi NTT untuk pembangunan gedung baru guna mendukung kinerja dari UTD PMI Provinsi NTT sebesar Rp 4.5 milyar
Samson juga menjelaskan, semua golongan darah dibutuhkan masyarakat.
Secara epidemiologi, presentasi darah yang dibutuhkan masyarakat yakni, golongan darah O sebesar 42 persen, golongan darah B sebesar 27 persen, golongan darah A sebesar 26 persen dan golongan darah AB sebesar 4-6 persen.
"Golongan darah yang langka adalah AB karena mereka langka di masyarakat, jadi dari 100 orang, hanya 6 orang yang golongan darah AB. Tapi saat banyak orang butuh golongan darah O banyak kita juga kewalahan," paparnya.
Menurutnya, yang paling banyak dikeluhkan masyarakat terkait darah adalah trombosit, karena trombosit hanya bertahan lima hari
• Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore Lantik Lima Pejabat Eselon II, Ini Rincian Nama Pejabatnya
• Inisial R di Buket Bunga Ultah Luna Maya Terungkap, dari Ariel NOAH? Melaney Ricardo: Bakalan Heboh!
• Begini Alasannya Polisi Gali Kuburan Dedi Penun di Naioni
"Jadi kalau kita sudah produksi dan tidak digunakan kita harus di buang atau dimusnahkan. Kalau sel darah merah, bertahan 35 hari. Lalu plasma yang cairan ada protein itu tergantung cara kita simpan bisa sampai 2 tahun jika kita simpan dalam suhu mencapai -35 derajat Celcius," paparnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)