Simak Penjelasan Pejabat dari Kedua Negara Terkait Modal Utama Menjaga Perdamaian di Batas Negara
Perbatasan negara Indonesia dan Timor Leste dinilai sebagai perbatasan teraman di dunia.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Simak Penjelasan Pejabat dari Kedua Negara Terkait Modal Utama Menjaga Perdamaian di Batas Negara
POS- KUPANG.COM| ATAMBUA---Perbatasan negara Indonesia dan Timor Leste dinilai sebagai perbatasan teraman di dunia.
Prestasi ini tidak terlepas dari peran pemerintah kedua negara secara khusus pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat perbatasan yakni Pemerintah Kabupaten-Indonesia dan Pemerintah Distrik Bobonaro-Timor Leste.
Keamanan dan kedamaian yang terjalin bagus di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste sungguh menarik perhatian dunia sehingga negara-negara yang tergabung dalam G7+ datang belajar di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Mewakili Pemerintah Indonesia, Bupati Belu, Willybrodus Lay mengungkapkan, masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Belu terus menjaga stabilitas keaaman di perbatasan kedua negara.
Kemudian, pemerintah meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan olahraga. Bahkan setiap konser musik perbatasan dan festival budaya selalu melibatkan warga dari kedua negara.
Selain itu, masyatakat Timor Leste dan Indonesia, khususnya Belu memiliki banyak kesamaan baik dalam bahasa maupun budaya. Kesamaan tersebut yang menjadi kekuatan untuk hidup saling berdampingan di daerah batas negara tanpa adanya konflik.
"Masyatakat Timor Leste dan Indonesia memiliki banyak kesamaan baik dalam bahasa maupun budaya. Kesamaan tersebut yang menjadi kekuatan untuk hidup saling berdampingan di daerah batas tanpa adanya konflik meski berbeda negara", ungkap Willy Lay.
Bupati Distrik Bobonaro-Timor Leste, Severino Soares dos Santos mengatakan, kondisi masyarakat di wilayah perbatasan Timor Leste dan Indonesia dalam keadaan kondusif dan mereka menjalani rutinitas masing-masing penuh persahabatan.
Meski beda negara, masyarakat Timor Leste dan Indonesia tetap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti acara adat baik di Indonesia maupun di Timor Leste.
Lebih dari itu, masyarakat kedua negara yang berdomisili di perbatasan selalu menjaga wilayah perbatasan agar tetap damai, aman dan kondisif.
Hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki masyarakat kedua negara sehingga sejak 20 tahun lalu pasca referendum, masyarakat kedua negara tetap harmonis.
"Batas administrasi negara bukan penghalang bagi kami untuk berpartisipasi dengan masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan. Kami juga selalu menjaga wilayah perbatasan agar tetap damai, aman dan kondusif," ungkap Santos.
Untuk diketahui, delegasi negara-negara yang tergabung dalam grup G7+ yang beranggotakan Afrika Tengah, Burundi, Sudan Selatan, Guinea Bissau, Liberia, Filipina dan Timor Leste berkunjung ke Indonesia tepatnya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Rabu (28/8/2019).
Tujuan dari kunjungan Negara G7+ tersebut untuk melihat langsung kondisi perbatasan RI-Timor Leste, aktivitas pelintas batas, dan aktivitas ekonomi di perbatasan.
Mereka juga ingin belajar mengenai kerukunan kedua negara dalam menjaga keamanan di wilayah perbatasan.