Newas
Pejabat Kementerian Kelautan Datang, Petambak Garam Watumbaka Sumba Timur Curhat, Soal Apa Ya?
Yusuf menyebut masalah yang mereka hadapi saat ini adalah pemasaran. "Produksi semakin besar, kami bingung mau dipasarkan ke mana," terang Yusuf.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Robert Ropo
POS KUPANG.COM, WAINGAPU - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Produksi dan Usaha pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Ir. Arik Hari Wibowo, M.Si, didampingi Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si, memanen garam di tambak milik warga Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai, Rabu (21/8/2019).
Pengelolaan tambak garam ini menggunakan teknologi geomembran bantuan KKP melalui Program Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT) tahun 2019.
Salah satu pemilik tambak garam, Yusuf Kale Radja, mengakui pengelolaan tambak garam sistem geomembran itu memberikan manfaat yang sangat besar, hasil panen meningkat.
"Semula kami panen sebulan sekali, hanya satu ton setiap petak. Dengan teknologi ini, kami panen setiap 10 hari, hasilnya 3-4 ton setiap petak. Kualitas garam juga bagus, ramah lingkungan," tutur Yusuf.
Yusuf menyebut masalah yang mereka hadapi saat ini adalah pemasaran. "Produksi semakin besar, kami bingung mau dipasarkan ke mana," terang Yusuf.
Direktur Produksi KKP, Arik Wibowo, berjanji akan berkoordinasi dengan Direktorat PRL agar penggunaan teknologi geomembran di Sumba Timur lebih masif lagi.
"Bapak-bapak bisa panen kapan saja. Sepuluh hari saja sudah bisa panen," tandas Arik. Dengan teknologi geomembran, katanya, matahari menyinari langsung sehingga proses pengeringan kristalisasi garam lebih cepat.
Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora, mengatakan, pemerintah daerah setempat tetap proaktif mendukung petambak garam melalui program-program strategis.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur, Markus K Windi, mengakui petambak garam setempat yang semula menggunakan cara-cara konvensional, kini telah menggunakan teknologi geomembran berkat bantuan program SKPT. *