Orang Tua Siswa Siswi SMAN 1 Sumba Barat Mengaku Pasrah Menerima Putusan Besaran Uang Komite
Orang Tua Siswa siswi SMAN 1 Sumba Barat Mengaku pasrah Menerima Putusan Besaran uang komite
Penulis: Petrus Piter | Editor: Kanis Jehola
Orang Tua Siswa siswi SMAN 1 Sumba Barat Mengaku pasrah Menerima Putusan Besaran uang komite
POS-KUPANG.COM | WAIKABUBAK - Orang tua murid mengaku pasrah menerima keputusan besaran uang komite sekolah Rp 750.0000/siswa siswi/tahun, uang seragam olahaga, dasi, topi dan perlengkapan atribut sekolah lainnya hingga setiap siswa siswi membayar Rp 1.465.000 termasuk didalamnya uang komite sekolah sebesar Rp 750.000/siswa siswi/tahun.
Hal itu karena orang tua ingin menjaga kenyamanan anaknya di sekolah itu meskipun dalam hatinya tak setuju dengan besaran uang komite itu.
• Ini Komentar Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT Terkait Uang Komite
Bagi orang tua murid yang penting adalah memanfaatkan dana tersebut demi kelancaran kegiatan sekolah.
Demikian disampaikan sejumlah orang tua murid yang secara terpisah di temui POS-KUPANG.COM di kediaman masing-masing, Selasa (27/8/2019).
Menurut orang tua murid, benar orang tua murid mengikuti rapat bersama membahas dana komite sekolah dan sejumlah biaya lainnya. Hanya saja waktu itu, orang tua murid yang mengikuti rapat dibagikan kertas memuat rencana anggaran biaya sekolah satu tahun ajaran ke depan.
• BPTP Balitbangtan NTT Turun Gunung Temui Petani Persawahan di Noelbaki
Saat ini, kepala sekolah dan komite sekolah meminta orang tua murid mempelajari RAB dan memberikan masukan atau perbaikan. Sebagai orang tua murid tentu memberikan tanggapan seperlunya saja. Pihaknya tidak bisa menggali lebih jauh karena menjaga semua kondisi yang ada terutama spikologi anak-anaknya.
Karena itu, orang tua murid memutuskan menerina besaran dana komite dan lain-lain sebesar Rp 1465.000/siswa siswi/tahun.
Dalam kesempatan itu, orang tua murid mengusulkan penetapan besaran uang komie dan lain-lain berdasarkan golongan kemampuan ekonomi orang tua. Jangan samaratakan orang tua murid yang berprofesi petani dengan pengusaha kaya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter)