Ibu Kota Baru Negara Diduga Dibangun di Atas Lahan Milik Prabowo, Begini Tanggapan Dahlan Iskan

Ibu Kota Baru negara dipindahkan ke Kalimantan Timur. Benarkan lokasinya di lahan milik Prabowo, begini tanggapan Dahlan Iskan

Editor: Adiana Ahmad
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Presiden Jokowi umumkan ibu kota baru, di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). 

Kalau jadi.

Teluk itu begitu panjangnya. Pantai di kiri teluk itu sebagian masuk wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Sebagian lagi masuk Kabupaten Kutai Kartanegara. Yakni yang posisinya melengkung di ujung teluk. Melengkung sampai sisi kanan teluk. Sampai dengan wilayah kota Balikpapan.

Dari ibu kota baru itu nanti orang bisa memandang gemerlapannya Kota Balikpapan. Yang konturnya berbukit-bukit. Lampu di atas bukit-bukit itu pun akan terlihat indah. Bercampur dengan lampu di pinggir pantai. Yang pantulan cahayanya berkilauan di atas air laut.

Itu kalau ibu kotanya dibangun di dekat pantai.

Air di teluk ini dalam. Tapi tenang. Tidak pernah terjadi pendangkalan. Tidak ada sungai besar yang bermuara di teluk itu.

Ketika kawasan itu masih hutan pernah disebut sebagai kawasan emas hijau. Kayunya menghasilkan dolar tidak henti-hentinya. Kayu-kayu besar ditebang. Diekspor dalam bentuk gelondongan. Lewat teluk itu.

Hak penebangan hutan itu diberikan ke perusahaan asing. Dari Amerika. Namanya: ITCI (International Timber Corporation Indonesia). Yang berpusat di Oregon itu.

Sebut saja nama ITCI. Di tahun 1970-an. Semua orang Kaltim tahu. Dekade itu saya hidup di Kaltim. Menjadi aktivis mahasiswa di sana. Juga memulai karir wartawan dari sana.

Tentu sudah tidak ada lagi hutan itu di sana. Juga tidak ada lagi ITCI. Pemilik perusahaan itu sudah bukan orang Amerika lagi. Sudah berganti orang Indonesia. Namanya Prabowo Subianto. 

Pemindahan Ibukota Negara RI - Canberra Jadi Inspirasi Ibukota Baru Indonesia, Simak Sejarahnya

Tapi masih ada tambang-tambang batu bara di sekitarnya. 

Untuk menuju lokasi itu tentu harus melalui mulut Teluk Balikpapan. Mulut teluk ini ramai sekali. Banyak lalu-lintas speed boat. Atau kapal rakyat. Orang Balikpapan banyak yang menyeberang ke Panajam, satu kecamatan di Paser. Orang Panajam banyak menyeberang ke Balikpapan. Hanya 15 menit. 

Dari Panajam itu orang bisa naik mobil sampai jauh sekali. Melintasi trans Kalimantan. Sampai ke Banjarmasin.

Orang Kalsel yang mau ke Samarinda juga bisa ke Panajam dulu. Lalu menyeberang ke Balikpapan. Untuk meneruskan perjalanan dengan mobil sampai Samarinda.

Saya pernah memutuskan untuk menyetujui dibangunnya jembatan tol. Yang membentang panjang di atas mulut teluk itu.

Tahun 1980-an sudah ada jembatan yang menghubungkan dua sisi teluk itu. Letaknya tidak di mulut teluk. Melainkan jauh di dalam teluk. Untuk mendapatkan bentangan jembatan yang lebih pendek. Tapi karena posisi jembatan ini tidak di mulut teluk, tetap saja banyak yang memilih menyeberang dengan speed boat. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved