Terkait Pemindahan Ibu Kota Negara,Gubernur NTT Viktor: Pasti Kita Dukung

Terkait pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Provinsi Kaltim, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, mengatakan sangat men

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, saat diwawancarai sejumlah wartawan di Hotel Sasando Kupang, Jumat (5/4/2019) 

1. Kondisi infrastruktur dinilai sudah cukup lengkap

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (7/5/2019), Presiden Jokowi menyebutkan di Kaltim sudah ada infrastruktur berupa bandara internasional, pelabuhan laut, dan tol.

"Artinya, itu akan menghemat banyak biaya," kata Jokowi ketika meninjau kawasan Bukit Soeharto di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa (7/5/2019).

Presiden, sangat mendukung pemindahan Ibu Kota di Kalimantan Timur lantaran berada di tengah lintasan tol Samarinda-Balikpapan.

Kota lainnya, di Balikpapan ada bandaranya, kemudian di Samarinda juga ada bandaranya sehingga tidak perlu membuat lagi.

2. Kaltim memiliki fasilitas olahraga yang memadai

Selain infrastruktur yang diklaim memadai, Kalimantan Timur juga memiliki tiga stadion internasional.

Kompas.com (8/5/2019) pernah merangkum beberapa stadion yang ada di Kalimantan Timur yang layak untuk menggelar pertandingan internasional.

Stadion tersebut diantaranya adalah Stadion Palaran, Samarinda. Stadion ini beroperasi sejak 2008, tepatnya saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional di Samarinda.

Kemudian Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kutai Kartanegara. Stadion yang diresmikan pada 2011 ini memiliki kapasitas 35.000 penonton.

Selain itu, Kalimantan Timur juga memiliki Stadion Batakan, Balikpapan yang berkapasitas 40.000 tempat duduk. Desain stadion ini disebut-sebut memiliki kemiripan dengan Stadion Emirates di London.

3. Diklaim minim konflik sosial

Dilaporkan Kompas.com (7/5/2019), Presiden menyebut, kajian pemindahan ibu kota Negara tidak hanya urusan infrastruktur, tetapi juga sosiologisnya dan sosiopolitiknya yang perlu dipertajam.

Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi menyebut di Kaltim tidak pernah terjadi konflik sosial yang massif meskipun masyarakat Kaltim heterogen, perpaduan semua suku dan agama berbaur secara alamai.

Hal itu sebagaimana diberitakan Kompas.com (31/07/2019).

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved