Renungan Harian Kristen Protestan Senin 26 Agustus 2019, 'Adakah Keberanian Membongkar Topeng?'
Renungan Harian Kristen Protestan Senin 26 Agustus 2019, 'Adakah Keberanian Membongkar Topeng?'
Renungan Harian Kristen Protesan
Senin, 26 Agustus 2019
Oleh Pendeta Dr Mesakh A.P. Dethan, MTh
--
Adakah Keberanian Membongkar Topeng?
Bangsa Venesia adalah bangsa yang unik dan terkenal dengan pesta Topengnya. Salah satunya yang paling terkenal adalah pesta topeng yang diselenggarakan setiap tahun dalam Karnaval Venesia (lihat http://www.panorama-magz.com/newsflash/pesta-topeng-penuh-warna-di-venesia).
Karnaval Venesia yang diikuti oleh ribuan orang dengan kostum-kostum gotik ini selalu digelar pada 40 hari sebelum perayaan Paskah umat Kristen.
Karnaval yang paling populer di dunia ini dikunjungi jutaan turis tiap tahunnya menjadi salah satu agenda acara penting di Italia. Dan biasanya penduduk Venesia telah mempersiapkan desain topengnya jauh-jauh hari sebelum karnaval berlangsung, dimana dibedakan dua jenis topeng, yakni bauta dan volto.
Bauta adalah jenis topeng yang hampir menutupi seluruh wajah, namun bagian mulut tidak ditutupi agar si pengguna masih bisa makan dan minum tanpa harus melepas topengnya. Bauta sendiri dipercaya berasal dari kata bahasa Jerman, yakni “behüten” yang berarti “melindungi”, serta kata padanannya dalam bahasa Italia, “bau” atau “babau” artinyai “monster”.
Kata ini sering dipakai orangtua untuk menakuti anaknya. Jika anak nakal dan tidak mau makan maka orang tuanya akan memaksanya makan sambil mengatakan: ”Se non stai bravo viene il babau e ti porta via.” (Bila nakal, babau bakal datang dan menculikmu, Nak.)
Jenis topeng yang kedua adalah Volto dimana jenis topeng ini menutupi seluruh wajah. “Volto” sendiri berarti “wajah”. Volto ini bisa berjenis “larva” artinya “hantu”, karena memang topeng ini memastikan penggunanya tampil misterius, dan bahkan menyeramkan bila digunakan sambil berjalan-jalan di malam hari di lorong-lorongnya yang gelap dan remang-remang.
Warna topeng Volto adalah putih, dan di masa lalu digunakan sepanjang tahun untuk menyembunyikan identitas pemakainya.
Dengan memakai topeng orang tampil percaya diri dan bebas berekspresi tanpa ada yang mengetahui identitasnya. Ini seperti di era modern kita saat ini orang memakai “topeng akun FB” palsu. Dengan akun palsu orang akan bebas memaki dan mencela tanpa ampun.
Jadi orang bisa bersembunyi dibalik topengnya dan bisa saja makna pesta topeng disalahgunakan oleh orang jahat. Orang yang penakut dan minder ketika memakai topeng ia menjadi berani dan luwes bergaul, karena tidak ada yang tahu wajah siapa dibalik topeng itu, entah cantik, tanpan atau jelek seperti jin genderuwo alias bukan “jin kafir” menurut pak Tommat.
Menarik ketika Yesus memasuki kota Yerusalem menjelang perayaan Paskah Yahudi, Yesus tidak datang dengan memakai topeng, karena memang orang Yahudi tidak mengenal tradisi topeng.