Kabupaten Sumba Timur - Masyarakat Lambakara Lama Rindukan Listrik PLN
Warga masyarakat Desa Lambakara, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT, meskipun hidup di pinggiran jalan Nasional Sumba Waingapu-Wul
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU---Warga masyarakat Desa Lambakara, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT, meskipun hidup di pinggiran jalan Nasional Sumba Waingapu-Wula Waijilu, namun hingga kini masih menderita dengan hidup dibawa gelapnya malam hari. Sebab listrik dari PT. PLN hingga kini belum masuk di sejumlah kampung di Desa tersebut.
Untuk bisa menerangi mereka pada malam hari, warga pun menggunakan lampu sehen, pelita, dan bagi warga yang memiliki uang bisa menggunakan mesin genzet pengerak listrik.
"Jarak dari pertigaan jalan Nasional ke kampung pertama desa ini yakni kampung Wangga Rara hanya dengan jarak 1 Km saja. Kalau warga yang di depan jalan itu sudah ada listrik. Sedangkan kita di kampung lain hanya manfaatkan lampu pelita, sehen, dan genzet kalau ada uang lampu menyala, kalau tidak ada ya kembali ke pelita sudah,"ungkap warga setempat Dominggus Hungguwali ketika ditemui di Lambakara, Senin (26/8/2019).
Atas penderitaan itu, warga pun merinduhkan akan hadirnya listrik dari PT. PLN yang merupakan perusahan listrik milik Nasional itu.
• Ini Kata Pelatih Persib Bandung Setelah Ditahan Imbang 1-1 Badak Lampung FC
• BREAKINGNEWS: Polisi Terbakar Hidup-hidup saat Amankan Demo Akhirnya Meninggal Dunia, Kronologinya
"Kita sudah lama merinduhkan agar listrik ini bisa layani kami disini. Tidak ada listrik ini sangat menggangu kami, sudah malam gelap, kita juga tidak bisa usaha lain seperti bisnis,"ungkap Dominggus.
Harapan akan hadirnya listrik dari PT. PLN itu, bukan hanya bagi warga 1 atau 2 rumah saja, namun puluhan rumah yang siap untuk memasang metern listrik.
• BREAKINGNEWS:Ngada NTT - Lakalantas Tunggal, Pria asal Rakalaba Golewa Meninggal, Ini Kronologisnya
"Ada puluhan rumah di desa ini yang mau atau sediah untuk pasang metern listrik. Selain itu di desa ini juga ada bangunan publik yang tentu membutuhkan listrik juga seperti sekolah, pustu, dan gereja,"tambah Stephanus Djangga Uma warga stempat lainya. (*)