Hardiyanto Kenneth, Minoritas yang Dapat Kepercayaan Jadi Anggota Baru DPRD DKI

Hardiyanto Kenneth, Minoritas yang Dapat Kepercayaan Jadi Anggota Baru DPRD DKI Jakarta

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Dok. Hardiyanto Kenneth
Anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 dari Fraksi PDIP Hardiyanto Kenneth. 

Keinginan ini timbul karena mengingat banyaknya tangan-tangan baik yang telah mengantarkannya sampai seperti sekarang saat ini.

"Karena kalau dipikir belakang memang saya ini bukan anak orang kaya. Tapi saya bisa ada sampai hari ini pun karena banyak orang nolong saya. Jadi apa pun yang sudah saya terima saya harus sukuri. Sekarang bagaimana caranya saya mau bantu mereka-mereka rakyat biasa," kata dia lugas.

Dia pun membulatkan tekat untuk melepas kenyamanan sebagai pengacara dan melenggang ke dunia politik.

"Karena kalau mau nolong rakyat, kita enggak akan bisa kalau masih jadi pengusaha. Jadi pejabat satu satunya jalan karena kita bisa bantu pakai uang negara," jelas dia.

Dipandang sebelah mata

Pada 2010, Hardiyanto resmi menjadi kader Partai Gerindra. Dia kemudian maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta pada Pileg 2014 mewakili daerah pemilihan Jakarta Barat (Dapil X).

Namun nasib belum berpihak pada dia. Kegagalan harus diterima karena hanya meraup suara sekitar 11.000. Namun dia tidak berkecil hati. Keinginan kembali mencalonkan diri pun tidak padam dan bertekad akan bertarung lagi di pileg berikutnya.

Di tengah jalan, dia merasa tidak memiliki kesamaan visi dan misi lagi dengan Partai Gerindra.

"Saya ini orangnya berwarna, bukan abu-abu. Saya putih ya putih. Hitam ya hitam. Kalau enggak suka ya bilang enggak suka dan sebaliknya," kata dia sambil terlihat antusias.

Singkat cerita, dia pun keluar dari Gerindra dan masuk ke PDI-P.

Namun berita miring mulai menyelimuti kiprah Hardiyanto di partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Dianggap orang baru, tidak punya kenalan, tidak ada "bekingan", dan belum punya power di dalam partai merupakan bentuk keraguan yang orang sematkan padanya.

"Saya ini bukan keturunan darah biru. Jadi saya enggak kenal siapa-siapa," kata dia.

Namun dia tidak berkecil hati. Kinerjanya selama di partai pun dibuktikan sehingga partai mau mencalonkan dirinya maju di Pileg 2019.

"Saya merasa ini Tuhan buka jalan buat saya. Kalau dibilang hebat saya sebenarnya enggak hebat-hebat banget. Mungkin PDI-P lihat saya orangnya semangat, postif thinking, mau berjuang," ucap dia.

Masalah lain pun kembali muncul. Statusnya sebagai keturunan Tionghoa membuatnya sempat jadi keraguan warga untuk memilihnya di dapil X, Jakarta Barat. Bahkan beberapa warga sempat menyebut dia kafir dan tidak pantas memimpin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved