Orangtua Lebih Suka Urus HP dan Lupa Urus Anak? Simak Penjelasannya
Kegiatan Jambore PKK Kecamatan Wolomeze di Kabupaten Ngada dimulai Rabu (14/8/2019).
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Hal lain yang disoroti Winda adalah kesibukan orang tua dengan banyak urusan sehingga mengabaikan anak. Sibuk urus rumah tetapi lupa beri perhatian pada anak.
Karena itu, Winda mengajak para orang tua agar selalu memanfaatkan waktu luang bercengkrama dengan anak.
Kalau dia pulang sekolah diberi perhatian dengan menanyakan pelajaran di sekolah, peluk dia sehingga anak merasa dikasihi. Karena saat kita memeluk anak aliran energi kasih sayang akan mengalir ke anak.
Ada orang tua yang senang rumahnya rapi. Kalau anak buat berantakan malah dibentak-bentak. Jadi anak diabaikan hanya karena ingin rumah teratur.
"Itu juga baik. Tapi jangan salah ketika anak sudah besar kita akan merindukan suasana rumah yang berantakan itu. Merindukan lagi suara mereka yang ribut dulu kala masih kecil. Padahal saat kecil itulah kita punya momen liat rumah berantakan dan suara ribut mereka. Setelah besar, itu semua akan hilang dan kita akan merindukannya lagi," urai Winda, sebagaimana dalam siaran pers yang diterima POS-KUPANG.COM, Kamis (15/8/2019).
Pengasuhan, ada dua yakni pengasuhan fisik dan psikis. Kepada peserta Winda bertanya, `sudahkah anda memeluk anak anda hari ini? Karena tindakan kecil justru dapat mengalirkan energi dan perasaan kepada anak.
"Tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak orang tua tidak peduli dengan anak. Mereka pergi tinggal pergi, tanpa diketahui orang tua. Begitu juga ketika mereka pulang rumah, orang tua biasa-biasa saja tanpa ekspresi," bebernya.
Ia mengatakan jadi jangan heran kalau anak tidak betah di rumah, karena mereka memang tidak diperhatikan. Orang tua lebih sibuk dengan HP, kemudian tertawa sendiri. Makanya ada pengalaman di suatu keluarga anak marah orang tua.
"Iya sama HP tertawa-tertawa tetapi dengan anak sendiri tidak pernah," ucap Winda.
Dalam mengasuh anak, beber Winda, harus kenali karakter mereka. Semua anak tidak sama karakternya, karena itu cara pengasuhan juga berbeda. Kenali juga minat mereka, dan hindari paksa anak harus begini dan harus begitu.
Pada kesempatan itu, para peserta tampak antusias menyimak apa yang disampaikan narasumber.
Kadang peserta juga tertawa geli karena apa yang disampaikan narasumber mengena pada diri mereka yang selama ini salah dalam pengasuhan anak, sehingga tampak anggukan kepala tanda sepakat dengan penyampaian narasumber.
Peran P2TP2A
Sementara di bagian lain Maria Dolorosa Nay, yang juga Ketua P2TP2A menyampaikan tugas dari lembaga yang dipimpinnya.
P2TP2A, kata dia adalah sebuah lembaga yang dibentuk dan dikukuhkan dengan SK Bupati dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Ngada.