Breaking News

Pemda Lembata Kekurangan Personil Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan, Ini Masalahnya

Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menyoroti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten Lembata khususnya di kawasan Bukit Cinta

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.com/Ricko Wawo
Kawasan lahan Bukit Cinta Lembata yang terbakar. Gambar diabadikan Rabu (14/8/2019) 

Selain berkoordinasi dengan Pemda Lembata, para bhabinkambtibmas saat ini selalu melaporkan situasi terkini dari lapangan setiap hari.

"Kita sudah ada protapnya," pungkas Ardjon.

Dikonfirmasi Rabu (14/8/2019), Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah Lembata, Linus Lawe, menuturkan saat ini timnya selalu berkoordinasi dengan Polres Lembata dalam melakukan patroli dan sosialisasi.

Sejauh ini, jelas Linus, penyebab kebakaran hutan dan lahan di Lembata adalah aktivitas warga yang sengaja dan tidak sengaja. Misalnya seperti membuka kebun dengan cara membakar dan berburu sehingga kobaran apinya menjalar luas.

"Kadang juga faktor kelalaian seperti buang puntung rokok."

Menurutnya, ada beberapa data indikasi hotspot yang bisa diidentifikasi berada di dalam kawasan hutan dan ada yang berada di luar kawasan hutan.

Untuk mengantisipasi karhutla, pihaknya melakukan patroli bersama Polres Lembata, TNI, dan Pol PP. Upaya lainnya, mereka juga menyurati para kepala desa dan memasang papan imbauan di lokasi yang rawan kebakaran.

"Kami berencana untuk memasang papan imbauan di seluruh kawasan hutan. Kami juga lakukan sosialisasi bersama pihak Polres Lembata dan menyasar kelompok tani yang selama ini bergabung dengan kegiatan kehutanan. Kita ketemu dengan masyarakat kita sampaikan. Masalah ini sebenarnya soal kita bersama. Kita tidak bisa sendiri-sendiri. Kalau kami sendiri kami juga tidak bisa," paparnya.

Terkait kebakaran lahan di kawasan Bukit Cinta, kata Linus, wilayah itu berada di luar kawasan hutan dan pihaknya tidak tahu penyebab kebakaran lahan itu.
"Kami sudah lakukan identifikasi. Soalnya ini agak merata."

Berdasarkan data hotspot yang diterima Pos Kupang dari UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah Lembata, setidaknya ada 6.980 hektare lahan di Lembata yang terindikasi terjadinya kebakaran. Menanggapi hal ini, Linus menjelaskan data hotspot adalah data yang sudah diolah secara teknis dari citra satelit tetapi belum tentu sesuai dengan kejadian yang sebenarnya di lapangan.

"Sumber hotspot itu muncul karena ada titik apinya. Titik api itu muncul bisa saja karena orang bakar rumput di kebun terus terpantau satelit, tapi ketika kita cek di lapangan mereka hanya bakar rumput saja. Jadi ada analisis teknisnya saja sehingga kita bisa dapat proyeksi luasnya itu tapi kalau kita ukur belum tentu juga sampai enam ribu-an hektare," paparnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved