Ahok BTP: Banyak Ibu yang Protes Kenapa Ceraikan Veronica Tan

Kata Ahok BTP atau Basuki Tjahaja Purnama: Banyak Ibu yang Protes Kenapa Ceraikan Veronica Tan

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Ahok BTP 

Kata Ahok BTP atau Basuki Tjahaja Purnama: Banyak Ibu yang Protes Kenapa Ceraikan Veronica Tan

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Menurut Basuki Tjahja Purnama alias Ahok BTP, ketika dirinya resmi berpisah dengan Veronica Tan, banyak sekali ibu-ibu yang protes dan menanyakan alasan apa sehingga dirinya menceraikan Veronica Tan.

Ahok menyampaikan hal ini saat berdialog dengan Tokoh Agama di Hotel Naka,Kota Kupang, Selasa (13/8/2019).

Menurut Ahok, protes tentang dirinya yang berpisah dengan isteinya itu kebanyakan datang dari ibu-ibu.

Poltekes Kemenkes Kupang Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan bagi Mahasiswa

"Banyak ibu-ibu yang protes dan tanya kenapa saya bercerai. Ibu-ibu itu adalah ibu-ibu yang beragama Kristen," kata Ahok.

Dijelaskan, saat itu dirinya menjawab dengan ayat dalam Alkitab soal perceraian dan pernikahan.

Pada kesempatan itu, Ahok juga menjelaskan arti nama BTP, yakni Beri tanpa pamrih ,sedangkan saat di penjara Mako Brimob, BTP artinya Ben Tim Penjara dan sekarang BTP artinya Ben Tim Perjuangan.

BPJS Ketenagakerjaan NTT Bersih Sampah Bersama Warga di Pantai Nunbaun Sabu

"BTP itu branding dalam marketing," katanya.

Dia juga mengisahkan di dalam penjara Mako Brimob, dirinya sempat membaca 58 buku dan sempat menulis buku Telogia.

Ahok juga menyentil soal pejabat publik, yang mana harus murah hati.

"Pejabat publik bukan prihatin, tapi harus murah hati dan rendah hati. Hasrat saya suka tolong orang," ujarnya.

Sementara saat dialog,mantan Rektor Unwira, P. Yuliis Yasinto menyampaikan soal menjaga ideologi.

Sementara Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu,M. Si, Ph. D meminta Ahok agar terima jika disapa dengan Ahok.

"Saran ibu Mega agar panggil nama Ahok. Kenapa karena saya lihat bicara toleransi ,nama Ahok itu punya value," kata Fredrik.

Menurut Fredrik, bicara toleransi, orang luar NTT jangan meragukan toleransi di NTT.

"Menristek minta semua Rektor bentuk UKM pengawal ideologi bangsa, kami tidak ada yang buat, tapi dari dulu kami sudah jaga ideologi dan sudah biasa hidup toleransi," katanya.

Dikatakan, soal toleransi NTT cukup kuat, meski saat ini dunia kampus disoroti, karena di kampus sudah terpapar soal hal-hal radikalisme.

"Terima kasih, bapak sudah terima dipanggil Ahok, karena Ahok adalah representasi kami semua," ujarmya disambut tepuk tangan semua peserta dialog.

Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon mengatakan, sangat kecewa, bahwa kehadiran Ahok di panggung politik dan saat proses hukum yang dinilai tidak adil.

"Banyak krans bunga yang kami buat dan pajang ,tapi setelah bapak menerima putusan pengadilan,kami dapat pelajaran yang luar biasa karena bapak menerima itu," kata Mery. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved