BREAKING NEWS: Silvester Manek Wisuda di Unwira Kupang, Ayah Meninggal di Kampung
BREAKING NEWS: Silvester Manek Wisuda di Unwira Kupang, Ayah meninggal di kampung
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Orang tua, sanak saudara dan handaitulan ikut merasakan kebahagiaan yang merupakan buah dari sebuah perjuangan panjang itu.
Namun apa jadinya apabila mahasiswa yang akan menerima tanda ijazah dari rektor perguruan tinggi tersebut telah tiada?
Inilah kisah Rina Muharrami, mahasiswi yang seharusnya hadir menerima tanda ijazah dari rektor pada akhirnya harus digantikan ayahnya, karena mahasiswi yang bersangkutan telah tiada.
Kisah mengharukan ini terekam dalam sebuah video yang diunggah akun instagram UIN Ar Raniry, Rabu (27/2/2019) dalam sebuah kegiatan hari kedua wisuda mahasiswa UIN Ar Raniry di kampus tersebut.
Seperti alur yang terekam dalam video ini tampak seorang bapak ikut dalam antrean barisan mahasiswa yang akan diwisuda.
Saat nama Rina Muharrami dipanggil MC sang bapak tersebut menghampiri podium dan seperti layaknya mahasiswa lain, Rektor UIN Ar Raniry Prof Warul Walidin menyerahkan sebuah map tanda kelulusan sebagai sarjana.
Saat momen itu berlangsung, sontak seisi ruangan auditorium tempat wisuda berlangsung tiba-tiba hening, disusul kemudian suara applus untuk sang bapak dari para hadirin.
Tidak sedikit para peserta, dosen dan undangan berurai air mata melihat momen tersebut.
Haru dan begitu menyentuh.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com dari berbagai sumber sosok lelaki itu adalah Bukhari yang merupakan orang tua dari Alm Rina Muharrami, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry yang meninggal dunia beberapa hari setelah menyelesaikan sidang skripsinya.
Sidang munaqasyah berlangsung pada tanggal 24 Januari 2019. Beberapa tahun kemudian, Rina yang lahir di Bayu, 16 Mei 1996, berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 5 Februari 2019 karena sakit.
Akun UIN Ar Raniry dalam keterangan videonya menuliskan kata-kata yang begitu menyentuh.
"Anakku, hari ini Ayah datang ke acara wisudamu bersama ayah-ayah temanmu yang lain.
Ayah yang lain datang untuk melihat anaknya jadi sarjana, sementara ayah datang untuk menggantikanmu mengambil tanda sarjana dari kampusmu, Nak.
Sebenarnya kaki ayah tak lagi kuat, tapi ayah tegapkan langkah menaiki anak tangga untuk maju mengambil ijazahmu.