Breaking News

Nona Atambua dan Nyong Kupang Masuk Tim Pengibar Bendera di Istana Negara, ini Curhat 68 Paskirbaka

Sebanyak 68 anggota paskibraka nasional yang terpilih dari seluruh provinsi di Indonesia yang nantinya akan bertugas pada 17 Agustus 2019 di Istana Me

Editor: Alfred Dama
TRIBUNNEWS/ABDUL MAJID
Paskibraka 2019 

"Tidur maksimal jam 22.00. Bangun lagi jam 04.00. Kita punya waktu enam jam istirahat. Jadi sayang banget kalau tidak dipakai," kata Rafi Ahmad Falah (17), anggota Paskibraka
Nasional 2019 asal Cilegon.

Kemudian mereka melaksanakan latihan. 68 siswa dari 34 provinsi itu melakukan pelatihan baris berbaris untuk mengibarkan bendera saat upacara kenegaraan peringatan detik-detik proklamasi pada 17 Agustus 2019.

Mereka ditempa oleh tim dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Di bawah terik matahari, mereka tetap bergerak. Mengenakan seragam merah putih, mereka berlatih melipat bendera, menghentakan kaki ke tanah agar selaras, dan bagaimana agar bendera bisa dibentangkan dengan baik dan benar.

Semua itu mereka lakukan atas kecintaan terhadap Indonesia. Terhadap bendera merah-putih. "Bisa memegang lambang bendera pusaka yang sangat sakrat, yang sangat suci, itu suatu yang tak ternilai," ujar Rafi.

Perjuangan mereka memang beda dari para pejuang yang mengusir penjajah. Tapi mereka tetap gigih mewakili pejuang dengan mengibarkan bendera putih di hari kemerdekaan. Calon Paskibraka 2019 dari Papua, Denollati Nonce Kawa Pararem mengakukaget bisa sampai di Jakarta untuk menjalani pendidikan dan latihan (Diklat) Paskibraka Nasional 2019.

Menurut penuturan Deno, ia baru saja belajar cara baris-berbaris pada April 2019. Di sekolahnya tak ada Paskibraka.

"Jadi pas ditunjuk kita ikut seleksi tingkat provinsi, saya lolos mewakili sekolah," tutur Denno. Ia pun baru memulai latian pada April. Begitu sampai Jakarta, ucap Denno, ia merasa kagum.

Sebab, ia sering melihat gunung tinggi. Sementara di Jakarta gedung-gedungnya yang menjulang bagai gunung. Denno berharap bisa berfoto bersama dengan Jokowi usai melaksanakan tugas sebagai Paskibraka 2019 di Istana Negara, Jakarta pada 17 Agustus nanti. "Mau ketemu Presiden Jokowi," ujar Denno.

Deno menuturkan bahwa pengalamannya di Paskibraka 2019 juga tidak akan dia lupakan.

"Temannya beda-beda di sini, macam tidak satu otak gitu, kalau di Papua kan biasa main sama-sama. Di sini tuh orang-orangnya pendiam karena beda-beda toh, masing-masing orang beda-beda. Tapi mainnya juga ada seru-seru, tertawa-tertawa bareng," kata Deno.

Deno menambahkan, dia sangat kangen dengan pembinanya di Papua. Tetapi, kerinduan Deno ini sempat terobati karena adanya seorang pembina di Jakarta yang akrab dipanggil Bunda Nina.

"Kangen sama Kak Jodi sama Kak Febi karena di sana tuh sering ngajarin Denno kalau berbaris harus senyum. Jadi minta dukungan doanya biar Denno bisa latihan lebih baik lagi," tuturnya.

Berbeda dengan calon Paskibraka Nasional 2019 asal Bangka Belitung, Catarino Jorge Fernandes.

Catarino mengaku menangis terharu saat dipilih mewakili Bangka Belitung. Apalagi, kabar baik itu hadir ketika sang ayah yang mendukungnya berjuang untuk menjadi Paskibraka tengah sakit.

"Bawaannya pasti nangis waktu dipilih karena orangtua lagi sakit, bapak lagi stroke. Bapak waktu denger nangis juga," ujar Catarino.

Pria bertubuh tinggi ini, berharap bisa membanggakan provinsi, orang tua, dan sekolahnya.

Bermodal pesan dari sang ayah, ia berangkat ke Jakarta untuk menjadi seorang Paskibraka di Istana Merdeka.

"Pesan dari orang tua saya dibilangnya lakuin aja apa yang terbaik bagimu, dan juga jangan lupa banggain nama provinsi, angkat derajat kamu dan orangtua, cuma itu," tutur Catarino.

Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Imam Nahrawi mengatakan Paskibraka Nasional 2019 harus tetap menjaga semangat dan serius berlatih.

Agar mereka siap mengawal bendera merah putih saat Upacara Kemerdekaan 17 Agustus nanti di Istana Merdeka, Jakarta.

"Suasana diklat ini harus lebih baik, lebih maksimal, lebih sempurna. Lebih semangat lagi, lebih senang, lebih kompak, karena gerakan satu inci itu akan mempengaruhi kekompakan, kebersamaan, dan keindahan dari gerakan itu semua," Imam melanjutkan. (tribun network/den)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved