Anggota DPD RI Asal DKI Jakarta Fahira Idris Komentari Kematian Pensiunan ASN Kota Kupang
Anggota DPD RI Asal DKI Jakarta Fahira Idris Komentari Kematian Pensiunan Aparat Sipil Negara atau ASN Kupang di akun Twitter miliknya, @fahiraidris.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
""Pemilik rumah melihat korban bangun sekira pukul 05.00 Wita. Saat itu korban bangkit untuk duduk di atas tikar sambil menangis. Tapi tiba tiba korban langsung rubuh dan tak sadarkan diri," ungkap Ketut.
Pihak keluarga, lanjut Ketut, mengakui kalau korban sering mengkonsumsi minuman beralkohol dan sakit-sakitan.
Korban juga diakui keluarga mengalami sakit parah pada bulan sebelumnya.
Kepada kepolisian, pihak keluarga menyatakan tidak mau dilakukan outopsi terhadap jasad korban.
Jasad korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Drs Titus Ully Kupang untuk dilakukan pemeriksaan luar (visum).
Mengenal Fahira Idris
Mengutip wikipedia, Fahira Idris, SE MH (lahir di Jakarta, 20 Maret 1968; umur 51 tahun) adalah seorang pengusaha dan aktivis Indonesia.
Walaupun memimpin beberapa perusahaan lainnya, tetapi ia lebih dikenal sebagai pengusaha parsel dan bunga.
Perusahaan parsel yang dijalankannya dimulai dari skala kecil waktu masih jadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bersama teman-temannya.
Usaha parselnya yang dinamai Nabila juga ditawarkan secara online.
Fahira merupakan putri sulung dari Fahmi Idris yang berdarah Minangkabau, seorang konglomerat dan politisi senior Partai Golkar.
Ia pernah menjabat Menteri Tenaga Kerja Indonesia pada pemerintahan Presiden Habibie dan sebagai Menteri Perindustrian Indonesia pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ibu dari Fahira, adalah Hj. Kartini Hasan Basri yang berdarah Banjar, putri dari KH. Hasan Basri, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Fahira menikah dengan seorang pria bernama Aldwin Rahadian, SH., dan pernikahan mereka telah dikaruniai dua orang anak yang bernama Nabila Zahra dan Nazira Auliya.
Fahira pernah terlibat dalam sejumlah kegiatan sosial. Ia pernah menjadi relawan pada tanggap bencana erupsi gunung Galunggung 1982, gempa Yogyakarta 2006, serta gempa bumi dan tsunami Sumatra Barat 2009.