Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Selasa 30 Juli 2019 ''Mau Jadi Pemimpin? Belajarlah dari YESUS''
Renungan Harian Kristen Selasa 30 Juli 2019 ''Mau Jadi Pemimpin? Belajarlah dari YESUS''

Yesus adalah pemimpin yang berkarakter: Ia mempunyai disposisi batin yang baik. Terhadap Allah, Ia taat.
Disposisi batun Yesus bergabung dengan keutamaan yang ada pada pemimpin yang baik yaitu percaya diri (self confidence), gairah (enthusiasim) berani (coursge), tulus (sincere) tanggungjawab (responsibility), disiplin (discipline) dan cakap membaca situasi (reading situation capability). (hal 107)
Disamping karakter di atas, pemimpin harus mampu melakukan banyak hal. Dalam hal-hal itu, mau tidak mau ia harus menghadapi kesulitan hambatan, rintangan, halangan, dan masalah.
Untuk itu ia diharapkan memiliki kecerdasan intelektual: kemampuan memahami, mengelola, mengurus hal-hal teoritis yang dihadapi dengan baik dan menghasilkan bauh yang baik pula. Kecerdasan intelektual adalah kecakapan menghadapi tentangan-tantangan mental dan teoritis dan kemampuan untuk memecahkannya.
Kecerdasan intelektual membantu pemimpin untuk berpikir logis dan mengatasi hal-hal baru dan cakap mendapatkan informasi, memahami, menyaring inti dan membuang sampahnya, dan menerapkannya dengan tepat dalam hidup dan kerjanya. Kecerdasan intelektual membuat pemiliknya tidak mudah tertipu. (hal 129)
Selain kecerdasan intelektual dalam budi, pada manusia ada juga kecerdasan dalam hati, yang biasa disebut kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional adalah merupakan kecerdasan yang membantu orang untuk merasakan, mengakui, menerima, menamai, menilai, dan menemukan sebab-sebab mengapa emosi itu muncul, mengendalikan, mendayagunakan, dan mengungkapkan perasaan itu kepada pihak yang tepat, dengan cara, tempat, dan saat yang tepat, serta dalam situasi dan kondisi yang tepat. (hal 133)
Pemimpin juga harus memiliki kecerdasan secara spiritual. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk mengenal prinsip-prinsip hidup.
Berdasarkan kecerdasan spiritual, manusia diharapkan mengenal sifat spiritualnya.
Karena ia adalah mahkluk spiritual yang bertubuh. Sebagai pemimpin Yesus tidak hanya cerdas secara intelektual dan secara emosional, tetapi juga secara spiritual.
Ia adalah orang spiritual, orang yang penuh Roh Kudus dan hidup menurut Roh Kudus. ( hal 161)
Gaya Kepemimpinan Yesus
Kinerja, hasil kerja, performa, adalah buah yang didatngkan dari hasil kerja. Kinerja pemimpin dapat dilihat dari hasil yang didatangkannya.
Dari kinerja dapat ditemukan pemimpin yang koruptif, yang manipulatif. Yesus bukan pemimpin yang koruptif atau manipulatif.
Ia adalah pemimpin yang amat lengkap. Ia adalah pemimpin transaksional, tranformstif, kharismatis.
Jika dilihat dari sikap dan kenerja, Yesus juga adalah pemimpin visioner,pemimpin pelayan dan heroik.
Yesus bukan pemimpin koruptif
Kata koruptif berasal dari kata corrumpere yang berarti “merusak, menghancurkan dan membinasakan”.
Pemimpin koruptif adalah pemimpin yang atas dasar status, kedudukan jabatan kekuasaan kemampuan dan kemauanNya merusak apa saja yang ada dibawah lingkup kepemimpinannya demi tujuan kepentingan dan keuntungan pribadi.
Yesus bukan pemimpin koruptif dipengaruhi oleh kesadaran akan misi hidupnya yaitu mendatangkan kerajaan Allah.
Sikap dan sifat tidak koruptif Yesus dilandasi kesadarannya bahwa diriNya datang ke dunia bukan untuk melakukan kehendaknya sendiri tetapi untuk melakukan kehendak Bapak yang telah mengutusnya.(hal 167)
Yesus bukan pemimpin manipulatif
Kata manipulatif berasal dari kata latin yaitu manipulus yang berarti “segenggam, sekepal, seikat”. Pemimpin manipulatif berbuat segala sesuatu dalam kepemimpinannya dalam kepentingan buruk bahkan jahat.
Ia cerdik main sandiwara untuk mengelabui orang untuk tujuan sendiri. Yesus tidak merakayasa undang-undang, peraturan dan kebijakan yang berlaku pada zamanNya untuk kepentingan diriNya.
Hal ini berbeda dengan para pemimpin pada zamanNya yang memanfaatkan undang-undang, peraturan dan kebijakan untuk kepentingan diri sendiri. (hal 170)
Yesus pemimpin transaksional
Pengertian ini tidak dalam pengertian yang lazim dalam dunia politik. Karenakata transaksional berasal dari kata latin yaitu transigere.
Trans :“melintasi, menyebrangi”; agere : “bertindak, melakukan, membuat. Mengadakan”.Jadi transigere berarti menyelesaikan atau membereskan masalah sesuai dengan perjanjian. Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang dalam kerja sama dengan orang yang dipimpinNya didasarkan pada kesepakatan atau perjanjian tertulis ataupun tidak.
Dalam praktek kepemimpinan, Yesus menggunakan kepemimpinan transaksional yang menjanjikan ganjaran jika menaatinya dan memberikan hukuman jika tidak melaksanakan perintahNya. (hal 173)
Yesus pemimpin transformatif
Kata transformatif berasal dari kata kerja dalam bahasa latintransformare yang berarti “mengubah bentuk, rupa, penampilan dari sesuatu menjadi sesuatu yang lain”. pemimpin transformatif ada;lah pemimpin yang sementara memimpin bawahan den gan mengubah watak, cara pandang, memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan, mendorong serta menantang mereka agar berusaha mewujudkan visi dan misi.
Yesus melaksanakan kepempinan transformasi dengan mengubah keperinbadian para pengikutnya baik secara pribadi maupun kelompok dan memotifasi melalui pengajaran serta teladan hidup dalam karyaNya. (hal 176)
Yesus pemimpin kharismatis
Kharisma berasal dari kata kerja dalam bahasa Yunani :kharizesthai yang berarti “menunjukan kemurahan, member kebaikan, melimpahi anugerah”.
Pemimpin kharismatis adalah pemimpin yang memiliki kepribadian kuat dan perilaku yang menimbulkan daya pesona, memikat dan mengikat sehingga orang dengan sukarela mengikutinya dan melaksanakan kata-kata dan perintah.
Yesus tampil sebagai pribadi yang kuat dan nampak dari jumlah murid yang mengikutiNya serta orang banyak yang berbondong-bondong datang memndengarkan ajaran dan meminta jasa baikNya.Ini menunjukan bahwa Yesus adalah pemimpin karismatis. (hal 179)
Yesus pemimpin visioner
Pemimpin Visioner adalah pemimpin yang memiliki visi kedepan mengenai lembaga, organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya untuk mewujudkan visinya.Pemimpin visioner mampu merumuskan visi dalam kalimat pendek, jelas dan memikat.
Yesus mampu menyampaikan gambaran mengenai visi-Nya tentang Kerajaan Allah secara bagus, memikat, menarik, meyakinkan, dan dapat dipercaya dengan perumpamaan.
Sebagai pemimpin visioner Yesus mengetahui cara-cara untuk mewujudkan visi-Nya.(hal 183)
Yesus pemimpin pelayan
Pemimpin pelayan didasarkan pada sikap pemimpin yang siap serta rela melayani.Prinsipnya adalah kemampuan dan kerelaan pemimpin untuk melayani dan mendatangkan pengaruh baik yang berdampak positif bagi yangdipimpinnya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang datang untuk memberi bukan untuk mendapatkan apa pun bagi diri dan kelompoknya.
Yesus adalah pemimpin pelayan.Ia melayani orang-orang yang memerlukannya. Ia memberikan teladan dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. (hal 187)
Yesus pemimpin heroik
Kepemimpinan heroik adalah kepemimpinan yang bersedia berkorban dengan bekerja lebih untuk kemajuan lemabaga dan kesejahteraan orang-orang dalam lingkup kepemimpinannya.
Yesus adalah pemimpin heroik, yang dimana Ia memberikan waktu, tenaga, pikiran, harta, bahkan dirinya untuk memperjuangkan kemajuan, keselamatan kesejahteraan.
Kaderisasi kepemimpinan Yesus.
Banyak pemimpin yang hebat dan berprestasi tinggi, baik secara nasional di mata bangsanya maupun secara internasional di mata bangsa-bangsa lain di dunia. Namun, tidak banyak pemimpin yang mampu dan berhasil membina pemimpin-pemimpin penerusnya.
Yang dimaksudkan dengan kata pembinaan adalah kegiatan yang mencakup tiga macam aktivitas: mendidik, mengembangkan diri dan melatih para pengikut mereka menjadi pemimpin.
Pendidikan adalah pendidikan yang sistematis, metodis dan berlangsung selama waktu tertentu untuk menyiapkan peserta supaya pada waktunya, sesudah pendidikan selesai, dapat terjun ke masyarakat untuk hidup, berjuang dan berjsa disna.
Yesus sebagai pembina rasul-rasulNya.
Melihat Yesus sebagai pemimpin dan terpikat pada praktik serta kinerja kepemimpinanNya, banyak orang terpanggil untuk mengikut Dia.
Ada yang dipanggil menjadi orang percaya. (*)