Breaking News

Komisi IV DPRD TTS Sesalkan Kekerasan Fisik Di SD GMIT Oepliki

Seharusnya dicari jalan keluar untuk dibantu bukannya dipukuli. Kami dari komisi IV sangat menyayangkan adanya tindakan kekerasan

Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/Dion Kota
Anggota DPRD Kabupaten TTS, Hendrik Babys 

Komisi IV DPRD TTS Sesalkan Kekerasan Fisik Di SD GMIT Oepliki

POS-KUPANG. COM|SOE -- Anggota komisi IV DPRD TTS, Hendrik Babys menyesal prilaku kekerasan yang dilakukan oknum guru Ferdenan Neonane, wakil kelas VI SD GMIT Oepliki terhadap anak muridnya, Stefanus Benu.

Menurutnya, apa pun alasannya, kekerasan fisik tidak seharusnya digunakan di sekolah.

"Kenapa harus didik pakai kekerasan begitu. Apa lagi alasannya karena murid belum mampu kumpul uang foto copy. Seharusnya, guru lebih tahu bagaimana ekonomi keluarga muridnya. Jika memang orang tuanya tidak mampu, seharusnya dicari jalan keluar untuk dibantu bukannya dipukuli. Kami dari komisi IV sangat menyayangkan adanya tindakan kekerasan di sekolah," ujarnya saat di hubungi POS-KUPANG.COM, Selasa, (30/7/2019)

Dirinya berharap, Dinas Pendidikan dan pihak sekolah bisa memberikan pembinaan kepada oknum guru yang bersangkutan. Pasalnya, akibat tindakan kekerasan tersebut, membuat korban enggan untuk pergi ke sekolah karena takut.

"Harus ada pembinaan kepada oknum guru yang bersangkutan agar tidak lagi menggunakan kekerasan untuk mendidik siswanya. Kasihan sekarang korban sudah takut ke sekolah," ujarnya.

Terpisah, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, Edison Sipa menyayangkan adanya tindakan kekerasan di sekolah.

Pasalnya, pihaknya sudah melakukan kampanye anti kekerasan di sekolah. Karena SD GMIT Oepliki berada dibawa yayasan Yapenkria, dirinya akan berkomunikasi dengan yayasan agar bisa memberikan pembinaan kepada oknum guru yang bersangkutan agar tidak lagi menggunakan kekerasan di sekolah.

Selain itu, dirinya akan meminta pengawas sekolah agar membujuk siswa yang bersangkutan agar tetap mau bersekolah.

"Karena ini guru yayasan, maka kita akan komunikasi dengan yayasan agar ada pembinaan. Kita akan membujuk siswa yang bersangkutan agar mau ke sekolah. Pastinya kasus ini akan kami kawal agar bisa tuntas dan tidak terulang lagi," tegasnya.

Untuk diketahui, Stefanus Benu (12) siswa kelas VI SD GMIT Oepliki takut pergi ke sekolah usai dipukul gurunya, Ferdenan Neonane. Stefanus dipukuli akibat belum mengumpulkan uang senilai 190 ribu guna menfoto copy enam buku mata pelajaran.

BPS Ende Gelar Forum Diskusi Penyusunan Publikasi

Polisi Berhasil Bekuk Pengedar Sabu-sabu dalam Waktu 5 Jam, Ini Profilnya

Stefanus dipukuli diduga menggunakan kayu hingga kepalanya bengkak. (Laporan Reporter Pos Kupang. Com, Dion Kotan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved